Chapter 17: Aman.

1.1K 114 11
                                    

Kaiser terdiam, segera dia melihat ke arah wanita yang menggandeng tangannya. Seketika gandengan di tangannya terlepas dan Kaiser langsung panik, Kaiser mencoba melangkah mendekat ke arah Hanna. Di dalam hatinya ia sudah ingin membentak Hanna tapi tiba-tiba tangannya di tahan oleh [Name], bukannya Kaiser yang maju tetapi wanita itu yang maju.

[Name] sedikit membungkuk agar wajahnya dan wajah Hanna sejajar, "baiklah, Hanna. Aku akan berbicara dengan baik karena kita berdua sama-sama perempuan. Berapa lama kamu mengetahui dirimu hamil?" Hanna terdiam, meneguk air ludahnya dengan kasar saat dia melihat [Name] dengan takut-takut.

"Dua... Dua minggu yang lalu," Jawabnya. [Name] menganggukkan kepalanya, dia melirik ke arah Kaiser yang memasang wajah panik yang kentara. Sudah jelas dia panik, apalagi saat Hanna baru mengungkapkan ini di saat mereka memilih pakaian untuk acara pernikahan mereka.

"Hanna, pertama-tama perkenalkan aku [Full Name] tangan kanan sekaligus sekretaris Kaiser. Aku adalah orang yang menghubungi kamu untuk melakukan kencan buta dengan Kaiser dan iya, aku tahu betul jika Kaiser waktu itu memang gila akan seks tapi aku juga tahu bahwa dia tidak akan melakukan seks jika tidak ada pengaman." Hanna membeku di tempat. Kaiser menghelakan nafas lega mendengar [Name] membela dirinya, sedangkan Hanna tak berani mengucapkan sepatah kata pun.

"Tapi kita tidak ada yang tahu jika pengaman itu tidak kuat dan mungkin bocor, bukan?" Hanna langsung mendongak, menganggukkan kepalanya secara antusias kepada [Name]. Usaha yang cukup aneh, bahkan beberapa karyawan di Butik rela untuk tidak melanjutkan pekerjaan mereka untuk melihat kejadian itu. Kaiser ingin pingsan saja jika begitu, habislah jika Hanna benar-benar hamil anaknya.

"Saya hanya melakukannya dengan tuan Kaiser! Jadi jika tuan Kaiser tidak tanggung jawab maka... Aku..." Hanna menunduk, tangisannya memenuhi butik yang membuat orang jadi panik termasuk Kaiser. Hanna terisak sembari mengusap matanya yang terus mengeluarkan air mata. [Name] menghelakan nafas, memijat pelipisnya yang sakit.

"Hanna, tolong jangan menangis terlebih dahulu. Kami bahkan tidak memukulmu sama sekali—"

"Tapi jika tuan Kaiser tidak tanggung jawab bagaimana nasib anakku?" Tangisan Hanna semakin pecah, [Name] pusing. Benar-benar pusing, dia menatap Kaiser dengan tatapan tajam. Kaiser yang tahu tatapan itu adalah tatapan yang berarti buruk langsung membeku di tempat, perlahan dia mendekat ke arah [Name].

"Temani dia melakukan cek di dokter, Kaiser Michael. Anda yang melakukannya, berarti Anda yang harus mengurusnya." Tamat riwayat Kaiser, [Name] sudah memakai bahasa formal seperti dulu yang berarti emosi dia benar-benar terpancing. Hanna mengusap air matanya agar tidak turun, dia tersenyum kecil.

Tapi senyuman Hanna berubah menjadi ketakutan saat [Name] dengan kasar menarik dagunya hingga dia mendongak menatap perempuan yang lebih tinggi, "Hanna, aku harap kamu mengatakan kejujuran. Kamu tahu 'kan kami tidak menyukai hamster yang suka berbohong?" Hanna ciut, dia bahkan hampir tak berani membalas tatapan mata [Name]. Jika dibandingkan, Hanna hanyalah seekor hamster kecil yang berhadapan dengan seekor rubah.

[Name] melepaskan dagu Hanna, "aku yang akan mengantar kalian ke rumah sakit." Panik. Hanna gelagapan saat [Name] berkata akan mengantarnya ke rumah sakit detik ini juga, Hanna mengigit jarinya sendiri sembari mencari alasan yang tepat untuk menghindari ini semua.

"A-Anu, bagaimana jika besok saja? Aku merasa tidak enak badan..." [Name] yang baru saja mengambil kunci mobil dari sakunya mengerutkan keningnya menatap ke arah Hanna yang tiba-tiba bilang tidak enak badan, "lebih cepat lebih baik, kamu mau aku gendong?" [Name] menawarkan dirinya, mendekat ke arah Hanna dan hampir memggendong Hanna karena dia sudah menduga bahwa berat badan Hanna sangat mudah untuk di angkat.

【Fanfiction Blue Lock】 Serendipity⚠ [Kaiser Michael]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang