Penerangan yang minim, suara tidak senonoh dan juga pergerakan yang dilakukan oleh seorang laki-laki di sebuah kamar membuktikan seberapa bajingannya dia sekarang. Dibawahnya terdapat gadis malang yang terus dihentakkan dibawah sana. Kaiser Michael, laki-laki yang menjadi tokoh utama sang bajingan ini menggerakkan pinggangnya hingga mencapai puncak.
"Ahh- tuan Kaiser..." Lirih gadis tersebut. Kaiser menyibak poninya yang basah karena keringat, dia mengambil minum dengan tubuhnya tanpa sehelai benang pun. Dia membiarkan gadis berambut coklat terbaring di atas kasur tanpa tenaga, lelah karena terus digempur oleh Kaiser sedaritadi. Dia cukup bersyukur akhirnya Kaiser berhenti, jika berlanjut mungkin kesadarannya akan hilang.
Kaiser melirik ke arah wanita yang memakai kacamata, duduk di atas sofa sembari memainkan laptopnya. Kaiser tertawa remeh, bisa-bisanya dia hanya duduk diam disana sedaritadi sedangkan Kaiser bercinta dengan gadis manis.
"Hei, kamu tidak tertarik untuk mencoba diriku?" Tanya Kaiser kepada wanita itu. Itu adalah sekretaris Kaiser, [Full Name]. Bukan, dia bukanlah orang cabul yang ingin menonton seks secara langsung. Kaiser yang memaksanya, lebih tepatnya dia terpaksa oleh keadaan. Tetapi jangan khawatir, dia sudah terbiasa berada di situasi ini.
"Tidak. Saya tidak tertarik, terima kasih." [Name] membenarkan letak kacamatanya lalu kembali fokus ke laptop, dokumen-dokumen yang belum dia selesaikan harus cepat selesai malam ini, besok ada rapat.
"Ah, dinginnya..." Kaiser berjalan mendekat ke arah [Name] dan merangkul pundak wanita itu di sofa, dia mendekatkan tubuh telanjangnya pada [Name]. Dada Kaiser menempel di pundak wanita tersebut, untungnya [Name] tidak berkutik.
Kaiser melihat apa yang sedaritadi [Name] kerjakan. Apalagi selain pekerjaan mereka besok? Ada jadwal, rencana pemasaran, Kaiser terpukau [Name] bisa mengerjakan ini di tengah-tengah situasi yang panas tadi. Kaiser meneguk minumannya di botol.
Semuanya hening, tetapi suasana tiba-tiba berubah karena Kaiser mengatakan sesuatu.
"Aku ingin menikah, tolong siapkan kencan buta untukku." Mata [Name] terbuka lebar, akhirnya dia menoleh ke arah Kaiser. Dia menatap Kaiser dengan tatapan tidak percaya dan kesal, "tuan Kaiser, pernikahan bukanlah sebuah permainan. Apa anda sadar apa yang anda katakan?"
Kaiser mengangguk mendengar perkataan dari [Name], "aku ingin menikah, tolong urus kencan buta untukku. Oh, dan gadis itu... Tolong antar dia pulang ke rumah, aku ingin mandi." Usai mengucapkan kata perintah, Kaiser melepaskan rangkulannya dan pergi ke arah kamar mandi.
[Name] menghelakan nafas panjang setelah pintu kamar mandi tertutup, "dasar tidak punya hati."
.
."Hah? Kaiser ingin menikah?" [Name] mengangguk dan meneguk minuman alkohol yang dia pesan. Sedangkan laki-laki yang bernama Isagi Yoichi atau lebih kerap dipanggil pemilik baru itu menggelengkan kepalanya mendengar berita. Kaiser, Isagi, dan [Name] adalah teman semasa kuliah. Ah, tidak juga sebenarnya. [Name] hanya akrab dengan Isagi, dan Kaiser juga cuman akrab dengan laki-laki bersurai hitam tersebut.
Tidak ada yang tahu takdir, [Name] bekerja di perusahaan milik ayahnya Kaiser yang sekarang sudah sepenuhnya jatuh di tangan anaknya karena beliau sudah meninggal dunia semenjak lima tahun yang lalu. Beginilah, pekerjaan yang awalnya menyenangkan bagaikan neraka karena berubahnya pemimpin.
"Yasudahlah, turuti saja apa yang dia mau. Memangnya kenapa? Oh, kamu suka dengan Kaiser?" Tanya Isagi sambil mengusap gelas basah menggunakan kain.
[Name] menghelakan nafas. jarinya bermain-main dibibir gelas, mengikuti putaran gelas, "jika ditanya apa aku suka dengan Kaiser, aku lebih ingin membuatnya bertekuk lutut padaku," Jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
【Fanfiction Blue Lock】 Serendipity⚠ [Kaiser Michael]
Novela JuvenilKaiser Michael, seorang pengusaha muda melanjutkan karier ayahnya. Siapa yang tidak mengenal Kaiser? dia terkenal akan penggila seks. Ya, memang. Kaiser selalu bermain-main bersama para gadis yang tidak bersalah, hingga suatu hari dia memutuskan unt...