Chapter 02: Dia dan candunya. ⚠

6.8K 427 52
                                    

Kaiser terbaring di atas kasur, masih terengah-engah tapi efeknya mulai mereda daripada yang tadi. Ness sudah pergi, sesuai dengan perintah sang tuan. Sungguh, tubuh Kaiser masih saja panas walaupun tak sepanas yang tadi. Manik biru indah milik Kaiser melirik ke arah [Name] yang berdiri di samping kasur dan mulai naik ke atas.

Kaiser menatap wanita itu yang kini berada di bawahnya, lebih tepatnya di antara kedua kakinya yang kembali ditekuk. Bibir bawah tergigit saat Kaiser merasa paha yang geli karena dihisap oleh [Name], Kaiser bahkan sampai mencengkram kepala [Name] menggunakan telapak tangannya yang cukup besar itu. [Name] tidak berkutik, dia malah berpindah ke sisi paha yang satunya, menghisap paha tersebut hingga terlihat ruam keunguan.

"Ugh!" Kaiser mengerang keras saat pahanya digigit gemas oleh [Name]. Meninggalkan bekas gigitan yang sangat kentara, bekas gigitan kemudian dijilat oleh [Name] membuat Kaiser merinding.

"Dimana kamu mempelajari ini semua?" Tanya Kaiser. Tetapi [Name] tidak menjawab, dia malah mengecup paha Kaiser yang sudah memiliki ruam merah keunguan.

"[Name], jawab." Nafas Kaiser tidak lagi terengah-engah seperti yang tadi, nafasnya mulai sedikit melambat, hanya tubuhnya dan penisnya yang masih bersemangat. Pipi [Name] ditangkup oleh Kaiser dibawah sana, membuat [Name] mendongak melihat wajah Kaiser di tengah-tengah dua kaki Kaiser.

"Dimana kamu belajar ini? Bagaimana bisa kamu seahli ini? Apalagi tadi, apa-apaan tanganmu berada di dalamku?"

"Dari anda." Kaiser tertawa kecil, dari dirinya? Jadi, selama ini [Name] juga melihat dirinya melakukan seks dengan gadis-gadis lain? Kaiser pikir wanita ini memiliki masalah soal ketertarikan seksual.

"Kamu menyukaiku?"

"Saya tidak yakin. Tapi mata saya selalu tertuju pada anda, tuan." [Name] mengambil telapak tangan Kaiser yang berada di pipinya, secara lembut punggung tangan Kaiser dicium olehnya. Laki-laki tersebut tersenyum, entah tersenyum bahagia atau licik. Tapi yang pasti, jantungnya berdetak kencang saat [Name] merangkak naik ke atas tubuhnya, kaki Kaiser ditekuk lagi, dan [Name] mulai menyatukan bibir mereka.

Kaiser menarik punggung [Name] memeluk perempuan tersebut. Dia menyukai ini, Kaiser menyukai sensasinya. Apalagi saat kakinya ditekuk oleh [Name], aneh rasanya tetapi kupu-kupu berterbangan di perutnya saat kakinya ditekuk dan tangan [Name] yang lembut menyentuh tubuhnya.

Kini Kaiser bisa mengimbangi ciuman, lidah saling mengait dan memanas. Suara saling bercumbu terdengar hingga keluar kamar, Ness bisa mendengarnya. Tapi dia hanya diam di depan pintu, menjaga keduanya dari bahaya yang mungkin datang. Tetapi bagi Ness, yang berbahaya adalah wanita yang berada di dalam kamar sekarang.

Telpon berdering kencang, ciuman terlepas. Decakan kesal keluar dari mulut Kaiser, telepon sangat menganggu. Tapi perhatiannya kini kembali kepada [Name] yang mencium leher Kaiser, menjilat lehernya hingga sang pemilik merinding. Telpon kembali berdering, lebih kencang.

Kaiser mendorong [Name] dan melihat siapa yang menelponnya, kontak panggilan gadis bernama Hanna terlihat, nama gadis yang seharusnya berkencan dengan Kaiser hari ini. [Name] mengetahui hal itu, dia memeluk Kaiser dari belakang.

"Anda akan bertemu dengannya? Tidak ingin melanjutkannya?" [Name] berbisik di telinga Kaiser lalu menjilat daun telinga laki-laki tersebut setelahnya. Kaiser berdecak lagi lalu menyikut [Name] hingga mundur, Kaiser bangkit dari kasur lalu memasang kemejanya.

"Aku pergi, sialan."

"Anda ingin saya ant-"

"Tidak usah, aku akan pergi bersama Alexis." Kaiser membanting pintu begitu saja dan langsung menyuruh Ness untuk pergi dengannya, Ness tentu saja tersenyum sambil mengikuti Kaiser dari belakang. Sedangkan [Name] tertawa di atas kasur, bahkan dia memukul-mukul pelan kasur.

【Fanfiction Blue Lock】 Serendipity⚠ [Kaiser Michael]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang