Page Eight

46 4 1
                                    

"AKH!"

Mingi meringis kesakitan ketika tangannya diinjak oleh Hyunjin. Sunghoon, Yunho dan Hyunjin terkejut.

"Mingi! Lo ngapain, dah?!" seru Hyunjin sambil melepaskan injakannya.

"Lo sendiri ngapain? Mau injek hape temen gue?" Mingi malah balik bertanya.

Mingi lalu memungut ponsel itu, dan berdiri.

"Mingi, lo itu masih di geng gue, nggak, sih? Kok lo masih aja temenan sama orang udik ini?! Gue kan udah minta sama lo buat jauhin dia!" kata Hyunjin.

"Hyunjin, memang gue ini masih anggota geng lu. Semua perintah lo gue jabanin, gue ikutin. Tapi, kalo soal ngancurin persahabatan gue sama orang yang lo sebut 'udik' ini, sorry, gue nggak bakalan ikutin perintah lo itu" ujar Mingi.

Hyunjin terkejut, "Bener-bener anggota yang nggak guna lo, ya?!"

Hyunjin hendak meninju wajahnya Mingi, namun berhasil dihalau oleh tangannya Sunghoon. Mingi dan Yunho malah kaget.

"Heh! Bisa nggak, lo jangan macem-macem sama mereka?!" ucap Sunghoon.

"Lepasin!" seru Hyunjin.

Barulah Sunghoon melepaskan genggamannya.

"Eh, Sunghoon! Lo jangan ikut campur urusan ini, ya?! Atau nggak, lo ikut 'habis' sama gue!" ancam Hyunjin.

"Terus? Gue harus takut, gitu? Sorry lah, yaw! Sampai kapanpun, gue nggak bakalan takut sama lo!" ujar Sunghoon. "Dan mulai sekarang, jangan ganggu persahabatan mereka. Mengerti?! Pergi lu dari sini!"

Hyunjin yang terlanjur kesal akhirnya pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Hoon, gue... bingung, deh. Kok lo jadi begini?" tanya Yunho bingung.

"Hehe. Anggap aja penebusan dosa" jawab Sunghoon santai. "Dah ya, Yun. Gue cabut dulu. Bye"

Sunghoon akhirnya juga ikut pergi meninggalkan Mingi dan Yunho.

****

Di taman sekolah.

Yunho memperhatikan Mingi yang sedang mengusap punggung tangannya yang kemerahan akibat diinjak oleh Hyunjin.

"Masih sakit?" tanya Yunho.

"Ya masih, lah. Pake nanya" jawab Mingi.

"Lagian. Ngapain sih lu, sok-sokan pake ngelindungin hape gue? Kayak di sinetron aja"

"Gue bukannya mau ngelindungin, Yun. Tapi, gue mau ambil itu hape. Kalo hape lu rusak parah kan, bisa berabe"

Mingi lalu memeriksa keadaan ponselnya Yunho yang sempat dibanting itu. Ternyata, dia menemukan LCD layar ponselnya retak.

"Ck. LCD-nya udah kena, nih" gumamnya. "Boleh gue bawa hape lu dulu?"

Yunho kembali bingung, "Buat apa?"

"Buat diservis. LCD-nya rusak. Musti dibenerin. Kebetulan, ada konter di deket rumah gue. Mudah-mudahan aja, yang punya bisa benerin hape ini"

Tiba-tiba, salah satu murid menghampiri mereka berdua.

"Mingi, lu dipanggil Kepala Sekolah!" sahut murid itu.

"Hah?! Seriusan, lu?!" tanya Mingi kaget.

"Serius! Buruan ke ruang Kepala Sekolah, gih!"

Mingi menoleh ke arah Yunho, lalu berkata, "Gue ke ruang Kepala Sekolah dulu, ya? Tunggu di sini"

Yunho tidak mengatakan apapun, hanya menganggukkan kepalanya saja. Mingi pun lalu pergi menuju ruang Kepala Sekolah.

****

Di ruang tersebut, ternyata sudah ada Hyunjin, Jay, dan Yeonjun. Mingi juga melihat raut wajah Pak Kepsek yang sangat marah. Perasaannya mulai tidak enak.

"Sekarang, jujur sama Bapak. Kalian mau nyerang murid dari sekolah lain?" tanya Pak Kepsek serius.

Namun, tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan itu. Hyunjin dan kawan-kawan masih terdiam dan menundukkan kepalanya.

BRAK!

Pak Kepsek menggebrak meja kerjanya, dan berteriak, "JAWAB PERTANYAAN BAPAK!"

Teriakannya itu membuat mereka semakin takut dan tidak berani menjawab. Sampai suatu ketika, Mingi akhirnya mulai membuka suara, "I... iya, Pak-"

BRAK!

Pak Kepsek menggebrak meja kerjanya sekali lagi.

"KALIAN INI BENAR-BENAR KETERLALUAN! KALIAN MAU TAWURAN DENGAN MURID SEKOLAH LAIN DAN MENGAJAK MURID-MURID DARI SEKOLAH INI! KALIAN MAU MERUSAK REPUTASI SEKOLAH INI, HAH?!" bentak Pak Kepsek.

"Tapi, Pak. Mereka yang mulai duluan" sanggah Hyunjin.

"Saya tidak peduli apa alasan kalian! Jadi, saya minta kalian untuk menghentikan tindakan kalian itu! Jika kalian berempat ketahuan melakukan tawuran itu, kalian akan bernasib sama seperti Hendery. Mengerti?!"

Hyunjin dan kawan-kawan mengangguk pelan.

"Sekarang, kalian boleh keluar dari ruangan saya" perintah Pak Kepsek.

Akhirnya, mereka berempat keluar dari ruang Kepala Sekolah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Jay berbisik, "Kok Pak Kepala Sekolah tahu kalo kita mau tawuran?"

"Jangan-jangan, ada yang ngadu ke Pak Kepsek" Yeonjun ikut berbisik.

"Gue tahu, siapa yang aduin kita ke Pak Kepsek" sahut Hyunjin.

"Siapa?" tanya Mingi.

Hyunjin menghentikan langkahnya, diikuti yang lainnya.

"Sahabat lu"

****

Yunho masih duduk di bangku taman sekolah, menunggu Mingi kembali dari ruang Kepala Sekolah. Satu menit kemudian, yang ditunggu akhirnya datang juga.

"Yunho. Sorry kalo gue tanyain ini ke lo. Lo... ngadu ke Pak Kepsek, nggak?" tanya Mingi.

Yunho terkejut mendengar pertanyaan Mingi itu. Iapun berdiri lalu balik bertanya, "Lo nuduh gue?!"

"Bu-bukan begitu! Gue mastiin aja"

"Gi, gue tahu. Hyunjin pasti ngehasut lo, kan?! Terus, nuduh gue demikian?!"

"Nggak! Dia nggak ngehasut gue! Gue cuma memastikan bahwa lo nggak cepu ke gue!"

"Astaghfirullah, Gi... Sejak kapan gue cepu sama lo?! Gue tuh nggak pernah ngadu-ngadu kayak begitu!"

"Terus? Siapa yang ngasih tahu ke Pak Kepsek kalo gue sama temen-temen mau tawuran sama-- ups!"

Mingi buru-buru menutup mulutnya, takut ketahuan. Namun, semuanya sudah terlambat. Yunho sudah terlanjur marah.

"LO MAU TAWURAN?!" bentak Yunho.

Mingi yang panik menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat.

"Mingi. Gue nggak nyangka, apa yang gue takutin selama ini akhirnya terjadi juga. Lo udah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Gue udah capek-capek ingetin lu buat jaga diri, tapi ternyata... Lo udah terhasut sama ketua geng yang bajingan itu!" kata Yunho.

"Astaghfirullahal'adzim, Yunho! Sabar!" ujar Mingi. "Gue sebenarnya udah nahan diri buat nggak ngelakuin itu, tapi--"

"Tapi apa?! Lo udah terlanjur dihasut sama mereka! Dah lah, cukup buat hari ini!"

Yunho lalu pergi meninggalkan Mingi sendirian dengan perasaan penuh amarah dan kecewa. Untuk mengobati rasa kecewanya itu, ia lalu pergi ke masjid. Usai berwudhu, dia kemudian melaksanakan sholat Dzuhur dan berdoa di sana.

Ya Allah, maafkan hamba tidak bisa menjaga Mingi. Hamba sadar, hamba telah lalai dalam menjaganya. Maka, ampunilah hamba, ya Allah. Sesungguhnya, Engkaulah Tuhan yang Maha Pengampun, aamiin.

****












Bersambung...

Youth || YunGi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang