Page Ten

50 4 1
                                    

"MINGI!!!"

Yunho tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya dipenuhi dengan keringat. Bibirnya mulai mengucapkan istighfar berkali-kali.

Ya, Yunho baru saja mengalami mimpi buruk tentang Mingi.

"Untung cuma mimpi. Tapi, kok mimpinya kayak beneran, ya?" gumamnya.

Kemudian, ia menatap jam weker di meja belajarnya. Pukul sepuluh malam.

"Ya Allah, mudah-mudahan nggak ada hal yang buruk terjadi pada Mingi" ucapnya.

Tiba-tiba, ibunya masuk ke kamarnya. Tergambar ekspresi panik dari raut wajahnya. Melihat wajahnya saja Yunho tahu, pasti ada sesuatu yang buruk telah terjadi.

"Ada apa, bu?" tanya Yunho.

"Nak, tadi bapaknya Mingi telepon. Dia bilang, Mingi lagi dirawat di rumah sakit" jawab ibunya.

Mendengar hal itu, Yunho mulai panik setengah mati.

"Mingi masuk rumah sakit?! Kenapa, bu?!" tanyanya sekali lagi.

"Mingi... Mingi kecelakaan" jawab ibunya sambil terisak.

DEG!!

Yunho sangat terkejut. Ia seakan tidak percaya bahwa mimpi buruk yang ia alami tadi benar-benar terjadi.

"A... Apa?! Kecelakaan?! Nggak! Nggak mungkin! Ini cuma mimpi! Aku masih mimpi kan, bu?!" seru Yunho menangis.

Sang ibunda ikut menangis dan berkata, "Sayangnya ini bukan mimpi, nak. Ini nyata"

Yunho yang masih tak percaya mencoba untuk menampar pipinya berkali-kali, memastikan bahwa ini bukan mimpi. Ibunya yang tak tega melihatnya berusaha untuk menghentikan tindakannya itu.

Barulah Yunho berhenti menampar pipinya sendiri setelah ia mulai merasakan kesakitan.

"Akh..." rintihnya. "Ini bukan mimpi..."

Sang ibu mengusap pipi anaknya dengan lembut sambil berkata, "Nak, kamu yang sabar aja, ya? Doakan juga semoga Mingi cepat pulih"

Yunho menganggukkan kepalanya, lalu menyeka air matanya. Setelah ibunya keluar dari kamar, seharusnya ia kembali tidur. Namun, dalam keadaan seperti ini, sulit baginya untuk kembali tidur karena khawatir dengan keadaan sohibnya tersebut. Dirinya terus terjaga sampai adzan Subuh berkumandang.

****

Besok siangnya.

Sepulang dari sekolah, Yunho bersama Sunghoon dan Jungwon berangkat ke rumah sakit untuk menjenguk Mingi. Di lobi rumah sakit, mereka bertemu dengan ayahnya Mingi yang baru saja selesai mengurus administrasinya.

"Kalian bertiga mau jenguk Mingi?" tanyanya.

"Iya, Om" jawab Yunho. "Sekarang, dia dimana?"

"Di kamar 204 di lantai dua. Kalian langsung aja ke sana"

"Baik. Makasih ya, Om"

Kemudian Yunho, Sunghoon dan Jungwon bergegas menuju lantai dua.

Sesampainya di kamar yang disebutkan ayahnya Mingi tadi, mereka bertiga akhirnya bertemu dengan Mingi yang sedang terlelap di ranjang dan tangan kanannya dipasang gips. Yunho dengan perlahan menghampirinya dan duduk di sebuah kursi di samping ranjang itu.

"Mingi, kita bertiga dateng buat jenguk lo. Lo baik-baik aja kan, sekarang? Jujur, gue bener-bener kaget denger kabar lo kecelakaan semalem" kata Yunho. "Dan satu hal lagi. Gue mau minta maaf sama lo, karena gue udah marah-marah sama lo kemaren. Gue begitu bukan karena gue benci sama lo, tapi karena gue bener-bener sayang sama lo"

Youth || YunGi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang