Page Fifteen

62 1 0
                                    

Keesokan harinya.

Mingi mulai membuka kedua matanya. Tapi tiba-tiba ia terkejut, karena menyadari ia sudah berada di atas tempat tidurnya Yunho. Segera ia bangkit dari tidurnya.

Perasaan semalem gue tidur di karpet, deh. Kenapa sekarang gue di atas kasur?, pikirnya.

"Selamat pagi" ucap Yunho masuk ke kamarnya sambil membawa segelas air putih. "Nih. Minum air dulu"

Setelah meminum air itu, Mingi bertanya kepada Yunho, "Lo ya, yang tadi pindahin gue ke sini?"

"Iya. Abis lo nangis semalem, lo ketiduran. Karena gue nggak tega lihat lo tidur di ubin, gue pindahin deh, badan lo ke atas kasur"

"Terus, lo tidur di ubin?"

"Iya"

"Yeee dibilangin, gue tuh udah biasa tidur di ubin. Nggak usah pake dipindahin, kali"

"Biarin. Ya udah, sekarang lo mandi, gih. Abis itu sarapan"

"Iya"

Mingi lalu mengambil handuk, pakaian, dan perlengkapan mandinya dari dalam koper lalu segera pergi menuju kamar mandi.

****

Siangnya.

Mumpung sekarang lagi tanggal merah, jadi tidak ada satupun penghuni rumah yang berangkat sekolah, apalagi bekerja. Semuanya berada di rumah.

Di dapur, awalnya Mingi mau mengambil air minum. Tapi, ketika ia melihat ibunya Yunho sedang memasak, ia berniat untuk membantunya.

"Tante, boleh Mingi bantu?" tanyanya.

Ibunya Yunho kaget dan balik bertanya, "Kamu mau bantu ibu?"

"Iya, Tante"

"Masya Allah... Kamu baik sekali, nak. Ya udah, kamu tolong bantu ibu motong wortelnya, ya?"

"Baik, Tante"

Sementara Mingi membantunya memotong wortel, ibunya Yunho keluar dari dapur seraya membawa semangkuk kentang untuk dikupas di meja makan.

"Bu, Mingi mana?" tanya Yunho yang baru saja selesai sholat Dzuhur.

"Mingi lagi di dapur, bantuin ibu masak" jawab ibunya.

"Masya Allah. Tumben"

"Oh ya, nak. Ibu mau nanya. Kenapa Mingi mau nginep di rumah kita?"

"Dia takut sendirian di rumahnya. Soalnya, bapaknya ditangkep polisi"

"Apa?! Ditangkep?!"

"Sst! Kecilin suaranya. Takut kedengeran sama Mingi"

"Eh, maaf. Ditangkep? Ditangkep kenapa?"

"Kata polisi, bapaknya Mingi diduga ngejual narkoba"

"Astaghfirullahal'adzim. Mudah-mudahan, Mingi tabah ya--"

"Akh!"

Mendengar suara teriakan yang muncul dari dapur, Yunho dan ibunya segera menghampirinya dan melihat Mingi sedang meringis kesakitan sambil memegang jari telunjuknya yang berdarah.

"Astaghfirullah, Mingi! Lo kenapa?!" seru Yunho panik.

"Aw. Gapapa. Lagi motong wortel, jari gue keiris pisau" kata Mingi.

"Ya Allah... Kamu tunggu di sini ya, nak Mingi! Ibu ambilin plester luka dulu" sahut ibunya Yunho lalu keluar dari dapur.

"Gi, kok bisa sih, jari lo kena pisau?" tanya Yunho lagi.

"Jadi, gue lagi motong wortel. Tiba-tiba, gue kepikiran kejadian itu lagi" jawab Mingi.

"Jadi, lo motong wortel sambil bengong, gitu?!" Mingi mengangguk. "Astaghfirullah, Mingi... Kalo lagi motong wortel tuh jangan sambil bengong. Bahaya. Sini, biar gue bersihin dulu, lukanya"

Youth || YunGi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang