1

2K 131 6
                                    


Happy reading



  "Mingi!" 

pemuda usia 17 tahun berlari kecil mendekati sahabatnya yang sedang duduk sambil minum teh disebuah cafe. pemuda yang dipanggil 'Mingi' itu asyik minum tehnya dulu. baru dia mengangkat wajahnya, memandang wajah Choi Jongho. 

Jongho duduk dikursi seberang Mingi dan berkata antusias. "Gue nemu toko porselen yang katanya udah kuno itu" ujar Jongho sambil menunjukkan ponselnya. Song Mingi menatap foto sebuah bangunan yang sudah tua dan terlihat suram itu. 

"Wow. dimana lokasinya?" tanya Mingi. Jongho menunjukkan alamat toko tua itu. disebuah desa tua yang jarang disorot oleh media atau orang orang yang hidup dikota. bahkan banyak rumor yang mengatakan jika desa itu dipenuhi oleh penyihir. 

Song Mingi dan Choi Jongho. dua sahabat dekat yang sudah berteman sejak usia 5 tahun. karena mereka sangat dekat, Jongho tidak memanggil Mingi dengan 'hyung'. lagi pula Mingi tidak keberatan jika Jongho hanya memanggil namanya. lagi pula beda usia mereka hanya satu tahun. 

keduanya sejak kecil senang dengan patung atau boneka yang terbuat dari porselen. walaupun kebanyakan orang tidak suka karena boneka porselen itu mengerikan, mereka sangat menyukainya. bahkan dirumah mereka masing masing ada ruangan khusus untuk porselen. 

tapi yang berani masuk kesana ya cuma mereka saja. karena patung porselen itu mengerikan. apalagi saat malam hari. "Kita kesana gak? mana tau toko ini jual patung porselen ukuran manusia yang bagus. yang selama ini kita liat kayak manekin semua. kaku dan jelek. biasanya kalau ditoko terpencil gitu, karyanya malah bagus" ucap Jongho. 

Mingi mengangguk setuju. dia berpikir sejenak dan lalu berkata. "Besok kita pergi kesana. biar aku aja yang bawa mobil. harta karun enggak boleh dilewatkan" kata Mingi setuju. Jongho tertawa lebar. 

keesokan harinya, mereka berdua benar benar pergi kedesa tempat toko porselen kuno itu. perjalanan cukup lama. namun mereka menikmati saja pemandangan, karena mereka menuju desa. "Gila sih, gue udah nyetir selama 4 jam. pantesan pantat gue kebas" 

"Rasain deh lo" 

"Bacot cil" 

itu percakapan mereka saat mobil mulai masuk kedaerah pedesaan itu. tidak sekuno yang mereka bayangkan. untung saja disini ada sinyal. "Belok kekiri terus lurus 500 meter. habis itu kiri lagi dan disebelah kanan tokonya" ucap Jongho yang memegang ponsel sekaligus map. 

sesampainya mereka ditoko porselen itu, mereka berdua turun. "Selamat datang~" terdengar suara seorang wanita. mereka berdua menoleh dan melihat seorang gadis usia 20 tahun menyambut. "Apakah kalian ingin mencari boneka atau patung porselen?" tanya gadis itu. 

"Ya" sahut Jongho. gadis itu membungkuk dan mempersilahkan Mingi dan Jongho masuk kedalam. 

wow. jujur saja semua boneka dan patung buatan toko itu sangat lah bagus dan teliti. Mingi mendongak kearah rak berisi patung patung kecil yang memakai gaun dan juga topi topi khas seorang lollita versi darknya. 

apa sih namanya. aku lupa

saat itu Mingi yang bertubuh tinggi dengan mudah meraih boneka dirak atas. buatanya sangat indah. dan detail. "Wow. selera anda bagus tuan" mendadak suara pria terdengar. Mingi menoleh kearah sumber suara dan memiringkan kepalanya kepada seorang pria bertubuh kekar yang berdiri didekatnya. 

"Saya pemilik toko ini" senyum pria itu. Mingi mengangguk dan balas tersenyum tipis. Jongho bergabung setelah sibuk mengagumi karikatur beruang disudut. "Melihat selera anda berdua yang bagus, saya akan menunjukkan dua patung terbaik buatan kami. silahkan ikuti saya" 

Mingi dan Jongho mengikuti sang pemilik menuju bagian belakang toko. disana mereka terpana melihat dua patung porselen seukuran manusia yang terpahat dengan begitu bagus. buatannya halus sekali. 

seakan akan dua patung itu adalah manusia. semuanya persis sama dengan manusia. Mingi menjulurkan tangannya dan memegang salah satu lengan dari salah satu dari patung porselen itu. "Buatanya halus sekali. dan bagaimana kalian bisa membuat seakan kulitnya benar benar kulit manusia? ini hebat sekali" gumam Mingi. 

owner toko porselen itu menepuk nepukkan tangannya. "Butuh berbulan bulan untuk membuat satu patung seperti mereka ini. kami juga menggunakan bahan bahan lain agar mereka terlihat seperti manusia asli. dan rambut mereka, kamu gunakan dari rambut manusia asli." 

Jongho masih terpaku kesalah satu dari patung itu. rambut patung itu putih sedikit pirang. posisinya duduk dengan kaki yang disilangkan. sedangkan yang satu lagi rambutnya kelabu dan memakai microphone yang biasanya dipakai idol itu. 

"Mereka berdua ini terinspirasi dari idol idol yang sering kalian lihat diibu kota. menurut saya mereka terlihat semakin nyata jika memakai perlengkapan seperti ini" tambah sang owner. Jongho dan Mingi memperhatikan wajah kedua porselen dihadapan mereka. 

mata yang berambut kelabu seperti puppy campur boba eyes. menggemaskan. yang berambut putih juga memiliki puppy eyes. kedua mata itu memandang kosong lurus. Mingi meraba rambut mereka. memang rambut manusia asli. 

"Dua patung ini bisa digerakkan seperti manusia asli. silahkan anda lihat" owner tadi makin semangat promosi. dia memegang salah satu tangan dari yang rambut kelabu dan menggerakkannya. memang seperti manusia, namun lebih kaku. 

wah. "Kami akan membeli keduanya" ucap Jongho beberapa saat kemudian. owner tadi bertepuk tangan. "Pilihan yang sangat bagus, tuan tuan! tapi harganya sangat mahal, loh.." owner tadi tersenyum senyum. 

"Tidak apa apa. sebutkan harganya dan kami akan membayarnya" 

owner tadi menyebutkan harganya. gila sih, dua patung porselen itu harganya udah kayak beli rumah. 110 juta lebih. namun berhubung Mingi dan Jongho kaya, mereka sih beli saja. 

"Tolong antarkan ini kealamat ini. kami akan pulang sekarang" ucap Mingi setelah selesai urusan transaksi. owner tadi menggaruk kepala. "Tuan tuan tidak ingin menginap dulu?" tanya owner tadi. 

"Maaf. sebenarnya kami ingin tinggal sebentar didesa ini. cuma kami ada pekerjaan dan juga sekolah. terima kasih atas tawarannya." Jongho menolak. mereka berdua masuk kedalam mobil dan lalu Mingi menyetir kembali kearah jalan keluar desa. 

setelah mobil mereka lenyap dari pandangan, owner tadi kembali masuk kedalam toko dan mendengus. "Bergerak sekarang" ujarnya tajam pada kedua patung porselen tadi. kedua patung porselen itu bergerak dan turun dari atas tempat mereka berada sebelumnya. 

"Mulai hari ini kalian bukan lah milikku. kalian akan dibawa kerumah tuan baru kalian. jangan sampai ketahuan kalau tidak ingin kupatahkan kalian" 

dua porselen itu mengangguk angguk dan dengan langkah kaku keduanya berlari menuju ruang belakang toko. 

kenapa mereka bisa bergerak? 

nama kedua patung itu adalah Jeong Yunho dan Kang Yeosang. dulu mereka adalah dua orang cantik yang tersesat didesa itu pada malam hari. dan mereka berdua tidak sengaja melihat orang orang desa melakukan hal hal mengerikan. 

mereka ketahuan dan mereka dikejar oleh para orang desa. ketika mereka tertangkap, mereka berdua dijadikkan boneka. dengan diawetkan hidup hidup. entah apa yang orang desa lakukan, arwah mereka tetap berada didalam tubuh mereka. 

yang jelas, desa itu dipenuhi dengan orang orang sesat yang selalu berkomunikasi dengan iblis. 



Tbc. 

hi hi hi. 

The Doll [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang