15

886 67 5
                                    

Happy reading





   "Gila ya lo? baru selesai ngewong? bukannya udah dari kemarin?" Mingi memarahi Jongho yang hanya nyengir nyengir kuda. diranjang Yeosang hanya bisa terbaring lemas. dia enggak bisa gerak gerak karena badannya sakit semua. Yunho bergabung disisinya dan ikutan masuk kedalam selimut disebelah Yeosang. 

enggak terlalu baru berhenti juga sih. udah selesai sejak dua jam yang lalu. Yeosang sudah bersih, semua yang ada dikamar itu juga udah bersih. "Sorry. kelepasan. enak banget soalnya" bisik Jongho ketelinga Mingi. Mingi langsung merinding geli. 

"Geli. minggir sana" Mingi mendorong minggir sahabatnya itu. Jongho nyengir lebar dan kabur keluar untuk membawakan sarapan untuk Yeosang. Yeosang tidak banyak bicara karena suaranya habis. "Kasian Yeo. sakit ya?" Yunho menusuk nusuk pipi Yeosang dengan jarinya. Yeosang hanya meliriknya judes. 

namun karena dia sedang tidak bisa ngomong banyak banyak, Yeosang cuma bisa diem aja. dengan bombastic side eye yang tidak juga hilang. Mingi duduk ditepi ranjang sambil menonton dua submissive yang sekarang asyik diam diaman saja. "Yeosang. kamu udah ketemu orang tua kamu?" tanya Mingi akhirnya. 

Yeosang menggeleng. dia cemberut dan bicara. "Jongho bilang kemarin malem aja. taunya dia malah kelepasan ngewein aku sampe siang ini" gerutu Yeosang. Mingi menggeleng geleng aja. dia juga kaget kalau sahabatnya yang keliatan gemesin polos gitu taunya brutal bat kalau diranjang. 

setengah jam kemudian, Mingi dan Yunho pulang dari rumah Jongho karena Yeosang masih mau istirahat dulu. "Mingi.." gumam Yunho pelan sembari menatap keluar jendela mobil. Mingi meliriknya sekilas dan bertanya. "Ada apa?" sahut Mingi. dia tetap fokus menyetir. 

"Ada yang aneh tahu" gumam Yunho perlahan. Mingi menoleh dan memandang Yunho lama. karena sekarang sedang lampu merah. "Apa yang aneh?" tanya Mingi penasaran. Yunho menunduk dan lalu meraba kearah pahanya. "Tubuhku terasa masih sedikit kaku dan dingin dibagian tertentu. seperti dibagian paha atau dibahu kanan. kenapa ya?" 

Mingi tidak menjawab. dia tidak tahu. dia belum ada menemui Minghao lagi untuk menanyakan penyerangan mereka kedesa tempat Yunho dan Yeosang diubah jadi porselen tersebut. Mingi mengurungkan niatnya pergi mengajak Yunho kemall, dia membalik setir dan memutar menuju arah rumah Minghao dulu. 

sesampainya mereka dirumah Minghao, Mingi mengajak Yunho turun. Yunho mengekori Mingi dengan penuh rasa tertarik akan rumah bernuansa suram ini. Mingi mengetuk pintu dan lagi lagi Sunghoon yang membukakan pintu. "Mingi-hyung..?" bisik Sunghoon pelan. 

Mingi mengangguk. ditatapnya remaja manis berkulit pucat itu dengan intens sementara Sunghoon membukakan pintu dengan lebih lebar. Mingi dan Yunho masuk kedalam. "Mommy lagi pergi tadi" anak angkat Minghao alias kekasih Sunghoon memberi tahu mereka. 

perhatian Yunho teralih kearah Jongseong. ih, pemuda itu tampan. namun cepat cepat Yunho menepuk pipi tembamnya dan merapat kepada Mingi. sementara didekat mereka Sunghoon menatap Mingi dengan tatapan yang cukup memuja. 

"Ada apa Hoon?" tanya Mingi sambil tersenyum ramah pada remaja itu. Sunghoon malu malu bertanya. "Hyung bawa permen yang kemarin itu..?" bisik Sunghoon. Mingi tertawa lebar, dia merogoh sakunya dan meletakkan seplastik kecil berisi permen permen berperisa darah yang sengaja dibuat oleh orang suruhan Mingi. khusus buat hadiah Sunghoon. 

Yunho cemberut melihat interaksi antara Mingi dan Sunghoon. dia segera memeluk erat lengan Mingi sembari melempar tatapan tajam pada Sunghoon. Sunghoon berjengit dan dia terbirit birit pindah kedekat Jongseong yang sibuk sendiri dengan entah apa. 

"Hm. Minghao hyung masih lama tidak?" tanya Mingi pada Jongseong. Jongseong menggeleng perlahan. "Bentar lagi pulang kok hyung. tunggu sebentar aja" ucapnya. Mingi mengangguk. dia duduk disofa diikuti Yunho yang setia memeluk lengannya erat erat. 

The Doll [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang