Happy reading
2 hari kemudian.
"Mereka berdua sih teksturnya udah balik normal kayak manusia biasa. cuma belum pada bangun aja" gumam Mingi sambil mencolek colek bahu Yunho. Jongho menatap kearah Yeosang yang berbaring disebelah Yunho.
dua submissive itu sudah dibebaskan dari tabung sejak kemarin. mereka berdua dimandikan dan lalu dibaringkan dikamar khusus yang ada dilantai tiga rumah Mingi. Yunho dan Yeosang sudah menunjukkan tanda tanda kehidupan mereka, mereka berdua sudah bernafas dan benar benar sudah sama seperti manusia.
karena mereka sudah kembali menjadi manusia, mereka tentu saja butuh yang namanya makanan. cuma karena dua submissive itu masih belum sadarkan diri, Mingi dan Jongho rutin menyuntikkan nutrisi ketubuh kedua submissive itu agar bisa tetap hidup.
"Mingi hyung!!" terdengar pekikan dari lantai dua. saat itu Jongho dan Mingi baru saja keluar dari dalam ruangan tempat mereka membaringkan Yunho dan Yeosang. "Lho, Jaeyun? kamu ngapain kemari?" tanya Mingi sembari turun. dilihatnya Jaeyun berdiri didepan kamarnya.
"Hyung dari mana? aku mau liat porselen hyung lagi. ada yang baru enggak? dan yang bisa gerak itu dimana?"
pertanyaan bertubi tubi menerpa Mingi. Jongho menggeleng geleng menatap Jaeyun yang aktifnya luar biasa itu. "Kalau ngomong itu yang pelan" Mingi menyahut. Jaeyun nyengir dan segera menutup mulutnya. "Sori deh hyung"
remaja itu mendekati Mingi dan Jongho lalu dia menoleh lagi kearah pintu ruangan porselen. "Hyung. bukain dong"
"Yang bisa gerak enggak didalem sana"
"Lho, terus dimana?"
dengan segera Mingi naik keatas lagi diikuti Jaeyun sementara Jongho pamit pulang kerumahnya. dia ada urusan. "Ih, kok ada dua?" seru Jaeyun semangat saat melihat Yunho dan Yeosang yang berbaring bersebelahan.
"Dengar Jaeyun, mereka itu bukan porselen asli. mereka itu manusia" sambar Mingi. Jaeyun memandangnya beberapa saat dan lalu berseru senang. "Mereka manusia?! wah!" dengan semangat submissive menghampiri ranjang.
diperhatikannya wajah Yunho dan Yeosang. "Cantik banget mereka. ih, yang satu ini yang ngejar aku itu. dia bawa pisau. kenapa dia kayak gitu ya hyung?" tanya Jaeyun sambil menunjuk Yunho. Mingi menggeleng geleng. "Dia cemburu sama kamu Jaeyun"
"Cemburu?"
Mingi mengangguk angguk. "Ya, karena dia liat kamu deket banget sama aku" sahut Mingi malas malasan. Jaeyun tertawa mendengarnya. "Lucu banget sih. hyung, gimana rasanya punya porselen yang posesif banget?" tanya Jaeyun sambil menahan tawa.
dominan yang lebih tua itu hanya mendengus pelan. tidak mempedulikan ucapan Jaeyun yang sekarang asyik mengagumi wajah Yunho dan Yeosang. "Dimana Heeseung?" tanya Mingi beberapa saat kemudian. Jaeyun mengangkat mukanya dan mengangkat bahu. "Pergi tadi"
oh.
____________________________________
"Ini udah 4 hari loh. mereka belum sadarkan diri juga?" Mingi menatap bosan dua porselen diranjangnya itu. Jongho yang sedang telentang dikarpet bulu mengangguk angguk. dia membawa anjing kecilnya yang berjenis maltese itu.
omong omong mereka berdua itu bebas mau ngapain sekarang karena lagi libur panjang. Jongho doang sih, Mingi sudah lulus sebulan yang lalu. dan Mingi selalu mengambil mata kuliah sore. jarang pagi.
Mingi menyusul turun kesebelah Jongho dan dia ikutan berbaring disisi sahabat sejak kecilnya itu. "Kalau mereka sudah sadar, lo mau ngapain?" tanya Jongho. Mingi menoleh kearah Jongho lamat lamat dan tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doll [MINYUN]
RandomMingi dan sahabatnya, Jongho adalah pria usia 18 tahun yang senang dengan sesuatu yang bertema porselen. mereka mengoleksi banyak patung bahkan boneka porselen yang sebenarnya mengerikan. suatu hari Jongho mengajak Mingi pergi kesebuah toko porselen...