16

632 54 1
                                    

Happy reading





    "Hm?" Yunho menoleh kearah belakang. sudah 4 bulan sejak dirinya kembali menjadi manusia normal. dia sekarang sudah kembali bersekolah, lebih tepatnya mengambil paket c supaya dia bisa mendapatkan ijazah sekolah menengah atasnya. mengingat dia sempat setahun tidak sekolah sama sekali. 

syukurlah jika dia pintar, jadi dia tidak terlalu ketinggalan. sama dengan Yeosang. hari ini Yunho baru saja pulang dari tempat dia ujian akhirnya, namun dia merasa seakan ada yang mengikutinya. "Dad? daddy jemput Yuno enggak?" Yunho mencicit saat dia menghubungi sang ayah. 

"Mobil dad ada dideket bakery. daddy udah beliin roti kesukaan Yuno, ayo cepet" sahut Jaehyun dari seberang sambungan telepon. Yunho mengangkat wajah dan berlari kecil kearah bakery. dia melihat jika ayahnya berdiri didekat mobil yang ada disana. 

Yunho memeluk sang ayah dan dia menoleh kesekitarnya. "Dad, tadi Yuno denger ada orang yang ngikutin.." cicit Yunho ketakutan. dia memang selalu merasa diikuti sejak seminggu yang lalu. dia sering mendengar suara jejak kaki yang mengikutinya jika dia sedang sendirian. 

"Ada yang ngikutin? kamu mungkin lagi berhalusinasi aja sayang. ayo, kita pulang. hari ini dad sengaja enggak kekantor. daddy bikin meatball buat kamu" Jaehyun mengusap lembut rambut Yunho. Yunho meloncat kecil dengan riang. dia mengekori sang ayah masuk kedalam mobilnya. 

didalam mobil, Yunho mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk mengirimkan spam kepada Mingi. mengganggunya. dia udah enggak ketemu Mingi seminggu gara gara dia harus belajar keras. Jaehyun yang menyetir melirik kearah anaknya yang asyik cekikikan. dia tersenyum tipis dan kembali memandang kedepan. 

"Yuno.." 

"Iya dad?" 

"Kalau kamu punya mommy baru gimana?" tanya Jaehyun. Yunho menatap wajah sang ayah untuk beberapa saat. dia terlihat sangat berminat. "Asal mommy baruku enggak matre sih aku mau dad" akhirnya Yunho bicara. Jaehyun tertawa lebar. dia mengacak rambut Yunho sejenak dan lalu menggeleng geleng. 

"Enggak kok sayang. mommy barumu itu sekretarisnya dad. dad udah kenal jelas sifat dia dari dulu dan dan juga udah naksir sejak dulu" 

Yunho menggembungkan pipinya. "Kenapa dad enggak langsung nikahin aja kalau udah naksir lama?" ucapnya. Jaehyun hanya mengangkat bahu. tidak mau berkomentar. "Calon mommy kamu udah nunggu dirumah. nanti kamu liat, suka enggak kamu sama dia" 

Yunho mengangguk angguk saja. 

namun kemudian perhatiannya teralih kearah pesan yang dikirim Mingi. rupanya pria itu baru saja selesai kelas. Yunho senyam senyum sendiri. duh, dia jadi kangen sama pacarnya itu. dia asyik chat-an sama Mingi sampe enggak nyadar kalau udah deket sama rumah besar ayahnya itu. 

"Hei, kok malah asyik cengar-cengir? kita udah nyampe itu. liat dulu sama calon mommy kamu" Jaehyun mencubit gemas pipi tembam Yunho. Yunho cemberut kearah ayahnya dan keluar dari mobil sambil menenteng tasnya dan juga tas kertas yang berisi tumpukan roti yang ayahnya belikan untuk dia. 

Yunho masuk kedalam rumahnya. Jaehyun menyusul dengan segera. seorang pria yang berusia tiga puluhan berdiri didepan Yunho. pria itu lebih pendek dari Yunho, memiliki wajah yang cantik dan lemah lembut. "Yuno, kenalin dia calon mommy kamu. Taeyong" ujar Jaehyun. 

submissive itu menatap Taeyong dengan penuh minat. Taeyong mendongak dan tersenyum kearahnya. "Ih. cantik banget" Yunho menceletuk. Jaehyun tertawa mendengar ucapan sang anak. Taeyong sih senyum senyum aja. 

"Kalau cantik begini, kenapa dad enggak langsung nikahin aja sih??" Yunho protes kearah sang ayah. Jaehyun buru buru kabur dan meninggalkan Yunho dan Taeyong berdua saja. Yunho beralih kearah Taeyong dan tersenyum lebar. "Mommy!" panggilnya. 

wih. langsung diterima tuh sama Yunho. Taeyong langsung senyum lebar banget. seneng dia langsung direstuin sama anak pemilik perusahaannya itu. 

________________________________________

   "Sunghoon? kamu ngapain kemari?" Mingi menunduk menatap Sunghoon yang berdiri dihadapannya. remaja itu menyelinap masuk kedalam lewat sela sela tangan Mingi. dan dia langsung naik menuju kamar porselen Mingi. Mingi segera mengikutinya. "Hoon? kenapa??" 

remaja berwajah manis namun beraura gelap itu berbisik pelan. "Aku liat hal yang aneh" gumam remaja itu. Mingi menatapnya heran. "Melihat hal yang aneh?" tanya Mingi heran. Sunghoon membuka pintu ruangan porselen itu dan menatap kearah para lolita. 

para lolita berdiri kaku disana. "Hey, apa yang kamu lakukan Sunghoon?" tanya Mingi lagi. Sunghoon berlari kecil kearah salah satu dari lolita itu dan dia meraihnya. ditelitinya patung porselen berwajah cantik itu sebelum dia kembalikan keatas raknya. 

remaja itu menatap Mingi dengan tatapan kosongnya yang bikin Mingi keinget sama hantu difilm horor. "Ke-kenapa Hoon?" Mingi bertanya gugup. Sunghoon akhirnya bicara setelah diam beberapa saat. "Berbeda. hyung. aku merasa ada sesuatu yang janggal pada Yunho hyung" 

"Apa maksudmu?" 

"Lihat. boneka satu ini buatannya sama dengan asal Yunho hyung dijadikan porselen. namun semua sihir hitam dari mereka sudah hilang. boneka ini memang masih bisa bergerak dan bicara. namun tidak ada lagi sihir hitam yang mengganggu mereka. sedangkan Yunho hyung.. aku bisa melihat jika ada sihir hitam yang masih mengikutinya" 

Mingi tercengang memandang Sunghoon yang sekarang sedang mendongak memandangi seluruh porselen yang ada disana. "Bagaimana kamu bisa tau?" tanya Mingi penasaran. Sunghoon memandangnya sejenak dan lalu tidak menjawab. 

entahlah. sejak kecil dia memang bisa melihat jika perbedaan antara orang orang yang bebas dari sihir hitam dan yang diikuti oleh sihir hitam. "Kenapa bisa ada sihir hitam yang mengikuti Yunho?" tanya Mingi bebeberapa saat kemudian. sudah berapa kali dia bertanya? jangan tanya aku. 

"Entah lah. kami pikir kami sudah membumi hanguskan semua orang yang ada didesa itu. termasuk pemilik toko yang namanya Chan itu. dia bahkan sudah tewas.." gumam Sunghoon sambil berpikir pikir. 

kali ini Mingi tidak berkomentar. dia khawatir, dia tidak mau Yunho kembali dirongrong oleh orang yang selamat dari desa itu. 

____________________________________________

   "Kamu juga ngerasain itu Yeo?" 

malam ini, Yunho sedang berbaring dikamarnya sambil telponan dengan Yeosang. Yeosang baru saja memberi tahunya jika dia merasa seakan ada orang yang mengikutinya. "Aku juga ngerasa seakan akan ada yang ngikutin, perasaanku enggak enak kalau lagi diluar rumah" Yunho ikut bercerita. 

"Ih sama. kenapa ya? rasanya kayak ada yang selalu ngintipin kita. bukannya kata Mingi orang orang yang ngutuk kita waktu itu udah mati semua?" 

Yunho diam sejenak, lalu dia membuka mulutnya sambil berpikir pikir. "Tapi tuan Chan.. dia mati juga. kan? aku teringat dengan Seungmin. apa kabarnya? dia baik sekali kepada kita. semoga saja dia baik baik saja" ujar Yunho. dia memainkan ujung hoodienya dan melirik kearah jendela. tirai kamarnya masih terbuka. 

diseberang sana Yeosang terkejut saat mendengar Yunho mendadak berteriak dnegan histeris. "Ada apa Yunho?!" tanya Yeosang kaget. dia refleks bangkit duduk. sementara Yunho membeku menatap kearah jendelanya. dia berkata gugup. "Ye-yeo, udah dulu ya!"

Yunho segera mematikan sambungan telepon mereka dan dengan segera turun dari ranjang. dia berlari keluar kamarnya dan mengetuk pintu kamar ayahnya dengan tergesa. Taeyong membukakan pintu dengan cepat. "Ada apa Yunho?" tanya Taeyong khawatir. 

dengan segera Yunho masuk dan menghambur memeluk Jaehyun yang sedang duduk dikursi kerjanya. "Yuno? kamu kenapa sayang?" tanya Jaehyun lembut. dia meletakkan dokumen yang sedang dia pegang dan mengusap lembut kepala Yunho. 

Yunho menangis perlahan. dia membenamkan wajahnya dibahu sang ayah. dia ketakutan setengah mati setelah melihat jendela tadi. 

apa yang Yunho lihat? dia melihat Chan berdiri didepan jendelanya. 







Tbc. 

hai hai hai 





The Doll [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang