Happy reading
Jongho datang kerumah Jaeyun 7 menit setelah Mingi menghubunginya. 'Yunho' memang masih berdiri didepan pintu kamar Jaeyun. Jaeyun tinggal sendiri, jadi tidak ada orang yang bisa menolongnya sekarang. karena itu dengan segera Jongho menyambar 'Yunho' dari belakang.
patung porselen itu terkejut dan dia tidak bisa melakukan apa apa saat Jongho menyeretnya kemobil, pisaunya terlempar entah kemana. dengan segera Jongho memasukkan 'Yunho' kebagasi mobil, dia tidak khawatir 'Yunho' akan pecah. karena tidak mungkin 'Yunho' akan rusak.
dengan cekatan Jongho juga mengunci mobil dari luar dan membuat 'Yunho' terjepit sehingga 'Yunho' tidak bisa kabur. setelah selesai, Jongho masuk kedalam rumah Jaeyun dan membuka pintu kamar Jaeyun.
"Jaeyun? ini aku, Jongho. kamu dimana?" panggil Jongho. dari bawah kasur Jaeyun merangkak keluar. dia gemetaran. "Di-dia sudah pergi hyung?" gugup Jaeyun. Jongho mengangguk. dia membiarkan Jaeyun memeluknya dulu.
jelas Jaeyun ketakutan, siapa pula yang tidak takut saat tahu tahu ada patung porselen yang mengejarmu dengan tangan memegang pisau?
setelah Jaeyun tenang, Jongho menghubungi Heeseung. menyuruhnya datang untuk menemani Jaeyun. setelah kekasih Jaeyun itu datang, baru Jongho pergi kemobilnya. dia mengecek bagasi. 'Yunho' masih terjepit disana.
porselen itu menatap nyalang Jongho, namun Jongho tanpa berkata apa apa langsung saja menyetir dengan mengebut. sesampainya dirumah besarnya, Jongho membuka bagasi dan mengangkat 'Yunho'.
diaa membawa patung itu menuju halaman belakang rumahnya. disana dia masuk kegudang dan dia menarik sebuah buku dari lemari yang ada disana. lemari itu bergeser dan ada jalan masuk kedalam dibalik lemari itu.
jalan itu menurun dan lalu ada tingkap. Jongho masuk kesana dan dia membuka tingkap tersebut. kemudian dia menuruni tangga dengan 'Yunho' digendongannya. setelah itu lampu menyala. didalam sebuah sangkar besar, Yeosang berdiri kaku.
"Tuan.." gumam Yeosang. dia bergerak perlahan dan kaget saat melihat Yunho. Jongho tanpa mengatakan apa apa membuka pintu sangkar dan meletakkan Yunho didalam sana. Jongho mengunci sangkar dari luar dan berkacak pinggang. "Kau akan dikurung disini sampai Mingi pulang" ucap Jongho.
lalu Jongho naik keatas kembali dan mematikan lampu, menutup semua jalan masuk dan keluar, serta mengunci pintu gudangnya.
astaga. Jongho sibuk memikirkan dua porselen yang sudah dia kurung itu. dia tidak habis pikir, sebenarnya mereka berdua itu apa sih? apa mereka manusia yang sudah mati, atau masih hidup?
"Kamu ketahuan oleh tuanmu?" gumam Yeosang pelan. dia memandang Yunho yang memandang lurus kearah tangga. keduanya duduk. tidak ada lagi penyamaran, mereka berdua sudah ketahuan bukan porselen asli. jadi mereka tidak berdiri kaku lagi.
Yunho menunduk dan mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. tuanku sedang pergi kejepang. tadi aku mengejar submissive yang dekat dengannya.." sahut Yunho lebih pelan lagi. dia memandang Yeosang yang terlihat sedih.
"Semoga saja tuan Chan tidak menghabisi kita jika dia tahu kita ketahuan.. aku takut dia akan mematahkan kita dan kita akan mati sebelum kita bisa kembali menjadi manusia normal.." Yeosang menunduk. setetes air mata mengalir dari matanya yang hanya memandang kosong.
mereka berdua menunduk. "A-aku belum bertemu kembali dengan orang tuaku.. kuharap tuan Choi tidak meminta penjelasan kepada tuan Chan.." lanjut Yeosang. dengan gerakan kaku Yunho mendekati Yeosang dan dia merangkul tubuh kaku itu.
mereka berdua itu belum mati. orang orang sesat didesa itu melakukan ritual aneh yang membuat Yunho dan Yeosang berubah menjadi porselen seperti itu. hampir semua porselen dari desa itu adalah korban pemuja setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doll [MINYUN]
RandomMingi dan sahabatnya, Jongho adalah pria usia 18 tahun yang senang dengan sesuatu yang bertema porselen. mereka mengoleksi banyak patung bahkan boneka porselen yang sebenarnya mengerikan. suatu hari Jongho mengajak Mingi pergi kesebuah toko porselen...