Happy reading
"Belum sadar juga"
"Mereka masih setengah gila?"
Jongho dan Mingi bergegas turun keruangan basement rumah Minghao. keduanya terlihat sangat cemas. sudah 2 bulan, dua submissive mereka kembali menjadi porselen dan mereka masih tidak waras. mereka terus menyerang jika tidak diikat dan mata mereka masih merah menyala.
"Tidak mungkin Bangchan yang melakukan ini. dia sudah mati" Jongho bergumam pelan. dia menggaruk tengkuknya dengan bingung. "Gue nggak tau Ho" sahut Mingi pendek. mereka membuka pintu dan disambut dengan pemandangan Yunho sedang mengamuk.
submissive itu terus membenturkan tubuhnya yang keras kearah tiga orang pemuda yang memakai tudung, mereka bersusah payah kembali mengikat Yunho kekursi. lalu mereka menyiramnya dengan sesuatu. akhirnya Yunho membeku lagi.
"Kalian baik baik saja?" tanya Jongho pada tiga pemuda yang tadi mengikat Yunho. mereka mengangguk dan lalu menyingkir, walaupun ditubuh mereka banyak lebam lebam bekas benturan keras dua porselen itu.
dengan perlahan Mingi mendekati Yunho sementara Jongho pindah keruangan berikutnya, tempat Yeosang berada. "Hei sayang, kamu masih belum waras juga?" Mingi berhenti dihadapan Yunho dan lalu mengusak rambutnya.
porselen itu hanya memandang kosong. namun sesekali dia mengeluarkan desisan desisan seperti ular. tapi hanya itu aja sih. "Ayo kasih tau, siapa yang nyihir kamu kali ini? daddy-mu sudah cemas loh memikirkanmu.. biar aku singkirkan orang yang menyihirmu dan kamu bisa kembali normal.." Mingi bergumam sambil bergerak kebelakang kursi tempat Yunho diikat. disana dia lebih aman dari serangan Yunho.
lalu Mingi mencium puncak kepala Yunho lembut. sementara porselen itu meronta dikursinya. mata porselen itu kembali menjadi warna merah, dia terlihat seram. Mingi kembali kedepan kursi Yunho dan berjongkok didepan sana. dia menatap sedih wajah manis Yunho.
seperti kebiasaan baru Mingi dan Jongho, mereka akan menghabiskan waktu seharian dirumah Minghao dan membawa pekerjaan atau tugas mereka. mereka tidak ingin meninggalkan Yunho dan Yeosang terlalu lama.
______________________________________________
Soobin bangkit dari atas ranjangnya. dia perlahan keluar kamarnya dan memakai jaketnya. namun saat dia tiba dipintu keluar rumahnya, dia mendengar sesuatu bergerak disofa. akhirnya Soobin menyalakan lampu dan kaget saat melihat San berdiri dikegelapan didepan foto besar keluarga mereka.
"H-hyung?" gugup Soobin. San memandangnya lama dan lalu tersenyum berbahaya. "Mau kemana kamu malam malam begini?" tanya San. nada suaranya ramah dan lembut, namun Soobin tau itu sebenarnya mengancam. "A-aku mau pergi kerumah Yeonjun" Soobin ketar ketir.
senyum San mengembang lebar. namun kemudian lenyap dalam sekejap, digantikan seringai mengerikan. "Jam setengah dua pagi seperti ini?" ucap San. Soobin makin ketar ketir dan dia mulai merinding melihat wajah sang kakak.
"Maaf hyung.. sebenarnya aku mau pergi kerumah Minghao"
seringai San hilang digantikan ekspresi datar. Soobin suka ngeri dengan kecepatan perubahan ekspresi kakaknya itu. "Tolol. kerumah Minghao? tidak semudah itu menyusup masuk kedalamnya. kamu ingin ketahuan oleh mereka? dan apa kamu mau ketahuan oleh Jongho?"
Soobin menunduk. "Maaf, aku mau melihat wajah Yunho hyung.."
"Lain kali jangan gegabah. sana kembali tidur"
"Iya hyung"
Soobin salah langkah malam ini. dia suka lupa kalau San suka menyendiri didepan lukisan keluarga mereka saat masih utuh dulu. Soobin bergegas kembali naik keatas kekamarnya dan masuk kedalamnya.
kamar Soobin dipenuhi foto dan juga poster Yunho yang dia buat. sebelum ini bukan hanya Bangchan yang mengikuti Yunho serta Yeosang kemana mana, San dan Soobin juga melakukan hal yang sama.
namun jika San hanya mengawasi, Soobin malah juga memfoto dan mengambil video Yunho.
Soobin tidak perlu khawatir akan ada orang yang masuk kekamarnya, mereka hanya tinggal berdua. Jongho tidak tinggal dengan mereka. alasan mereka bertiga tidak tinggal bersama walaupun kakak adik adalah karena urusan orang tua mereka.
saat kecil, ibu mereka bertiga adalah seorang penyihir, sama seperti Bangchan. makanya ibunya Jongho punya banyak buku buku tentang sihir dan juga penghilang kutukan. namun ayah mereka lama kelamaan tidak menyukai fakta jika istrinya adalah seorang penyihir.
dan saat San masih berusia 11 tahun, dia sangat tertarik dengan sihir yang biasa ibunya lakukan. namun ibunya bukan penyihir hitam, dia hanya penyihir biasa seperti Minghao. San belajar melakukan sihir dengan ibunya, dan Soobin rupanya juga senang dengan sihir.
Jongho tidak suka sihir, dia sejak kecil dekat dengan sang ayah. dan Jongho tahu ayahnya tidak menyukai sihir. menurut Jongho juga, sihir itu menyesatkan. namun dia tidak membenci sihir, hanya tidak suka.
saat usia San 15, Jongho 14, dan Soobin 13.. akhirnya ayah dan ibu mereka bertengkar hebat. dan mereka saling menyerang satu sama lain, tuan Choi menyerang dengan pisau, nyonya Song menyerang dengan sihirnya.
pada akhirnya keduanya sama sama terluka dan seminggu kemudian mereka bercerai. San dan Soobin ikut dengan nyonya Choi sedangkan Jongho ikut dengan tuan Choi. mereka berdua hidup sebagai manusia normal seperti umumnya.
namun nyonya Choi yang sakit hati berubah, dia bukan lagi penyihir yang baik dan mulai masuk kedunia sihir hitam. dia mengajarkan semuanya kepada San dan Soobin. akhirnya itu lah kenapa San dan Soobin menjadi seperti ini.
setahun yang lalu ibu mereka meninggal karena gila dan melakukan ekspresimen yang dia lakukan. tubuhnya terbakar dan lalu menguap. itu membuat San menjadi semakin dendam kepada ayahnya dan Jongho. dia mengirim sihir berbahaya kepada ayahnya sehingga tuan Choi mati.
dan dendam San pada Jongho masih ada, dia tidak hanya dendam kepada Jongho sekarang. namun juga kepada teman terdekat Jongho, Mingi. dia bertekad hendak membuat dua orang itu menderita. ya.. San memang tidak terlalu waras.
itu juga salah satu alasan kenapa San sekarang mengincar Yunho dan Yeosang. dua orang submissive itu mudah disihir karena sebelumnya mereka berdua pernah disihir menjadi porselen.
Soobin lebih waras dari San. dia tidak ingin menyakiti dua submissive itu. Soobin bisa mengubah wujudnya menjadi orang lain dan dia bisa menyamar kerumah Minghao dalam wujud murid murid Minghao yang mengurus Yunho.
sebenarnya Soobin baik, karena dia yang menyihir Yunho, dia bisa mengendalikan Yunho. dia merawat Yunho dengan baik saat dia menyamar menjadi murid Minghao. Yeosang juga dia rawat baik baik. dia sebenarnya tidak dendam pada ayahnya dan Jongho.
dia memang pure naksir berat sama Yunho pas ikut sama San waktu ngekorin Yunho waktu itu.
_________________________________________
"Oh"
Mingi membuka matanya saat seorang murid Minghao masuk kedalam basement. muridnya yang satu ini yang pendiam. betapa herannya Mingi saat Yunho otomatis tidak meronta lagi. mata Yunho pun kembali menjadi hitam.
"..Hey! apakah Yunho sudah kembali normal?" tanya Mingi kaget. murid Minghao itu berjengit. pemuda itu adalah Soobin yang menyamar. Soobin tadi berhasil keluar lewat jendela kamarnya dan berhasil kabur kemari.
"Saya tidak tahu.." bohong Soobin. dia menyingkir saat Mingi rusuh mendekati Yunho dan menangkupkan kedua pipinya. "Yunho, jawab aku!" seru Mingi. Yunho mengangkat wajahnya dan lalu mencicit pelan.
"Mingi.."
betapa senangnya Mingi saat mendengar suara Yunho yang sudah dia rindukan. namun kemudian Yunho hendak bicara lagi. dan saat itu Soobin diam diam melepas kendalinya dan Yunho kembali menjadi tidak waras.
porselen itu kembali meronta dan matanya kembali berwarna merah. Mingi menatap bingung Yunho dan akhirnya dia duduk menjeplak lagi dilantai yang dilapisi matras. "Hahh.. kupikir Yunho sudah kembali normal.." ujar Mingi sedih. dia menoleh dan kaget saat tidak melihat Soobin lagi.
"Eh? kemana perginya murid Minghao hyung itu..?"
Tbc.
hai, tim Soobin atau tim San?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doll [MINYUN]
RandomMingi dan sahabatnya, Jongho adalah pria usia 18 tahun yang senang dengan sesuatu yang bertema porselen. mereka mengoleksi banyak patung bahkan boneka porselen yang sebenarnya mengerikan. suatu hari Jongho mengajak Mingi pergi kesebuah toko porselen...