chapter 35

66 2 0
                                    

"Hayyy gimana kabar kalian setelah liburan sekolah lama banget.

"Tetep semangat bentar lagi kan lulus tinggal beberapa bulan lagi. Jangan lupa luangkan waktu bersama teman seangkatan sebelum jadi kenangan semangat.

"Yang ulangan akhir semester semoga dapat nilai terbaik dan lulus dg nilai terbaik.

"Din pacar lo kok ngeri banget, ada jiwa mempunyai anak", tanya gina sambil tertawa. Tentu wajah dina memerah seperti kepiting rebus dan juga gina kalau ngomong suka diluar nalar. Nadira menghampiri mereka berdua yang udh dri tadi di kantin kampus.

"Hayoo mau boloss yaa", pekik nadira. Mereka berdua menoleh kearah nadira yang datang menatap sinis.

"Anak rajin gini dibilng bolos gak salah", jawab dina menyubit lengan nadira. Nadira tertawa sinis mendengar jawaban dina yang rajin padahal jarang ngerjain tugas sih suka nya bucin jadi. Mau gimana lagi dina emng gitu orang nya tapi dia sering ikut organisasi entah niat atau nggak asal ikut. Tpi nilai dina lumayan bagus gak jelek banget.

"Halah boong lo aja itu din suka bolos pelajaran buk sarah itu kan killer", pekik nadira sambil menarik lengan mereka berdua ke dalam kampus.

"Apaansih dir narik² gw, malas gw ketemu tuh dosen bosenin bangt", balas dina kesel. Gina hanya menatap sekilas dan pergi ke kelas ternyata sudah ada dosen nya. Ia menarik kedua lengan teman nya berlari kekelas. Mereka berdua terburu² kekelas.

"Kenapa sih gin-", potong dina menoleh ke kekiri nya. Dina hanya tersenyum canggung dan juga menetap teman² nya.

"Kok gak bilang sih ada dosen killer", bisik nya ke gina.

"Ya kan gw gak tau din mendadak",bisik gina.

"Ehh buu kita habis dari koridor kampus gak niat bolos", ucap dina. Dosen sarah menatap tajam mereka bertiga dan menjewer kuping mereka sambil berkata dg suara datar.

"Owhh mau niatt boloss haaa, skrng berdiri didepan sampai istirahat", balas buk sarah. Nadira menatap kedua teman nya mereka hanya manahan sakit ditelinga nya

"Aduhh buu sakitt lepasin, jangan berdiri didepan dong bukk capek", ucap gina memelas.

"Berdiri atau saya bilang ke  kepala sekolah", ucap dingin buk sarah. Mereka panik setengah mati mereka tidak berani menolak meski ada perasaan kesel.

"I-iyaa bukk kita berdiri didepan", jawab dina. Buk sarah tersenyum lebar.

"Jangan berhenti berdiri sampai istirahat",ucapnya dingin. Mereka bertiga berdiri diluar depan kelas menunggu bel istirahta. Beberapa mnt kaki dina pegel dan juga sedikit pusing begitu juga gina kaki nya pegel dan badan nya pegel semua. Nadira menatap langit² sedikit cerah dan panas. Wajah dina pucet dan membiru gina menatap dina yang sedikit pucet nadira khawatir kepada sina akan sakit jika lama² berdiri.

"Din lo gpp lo sakit din", tanya khawatir nadira. Dina membalas dengan senyuman saja. Gina mengecek dahi gina yang demam.

"Din wajah lo pucet banget ayo ke uks", kebetulan vero keluar dri kelas nya melihat ada dina didepan kelas dan langsung mrnghampirinya.

"Eh ver bawa dina ke uks dia sakit demam", kata nadira. Dina menggeleng dan tidak mau ke uks.

"Gw gpp gin bentar lagi juga sembuh", suara lemah dina. Gina tau jika dina tidak ingin terlihat sakit dan juga lemah. Vero semakin khawatir menatap wajah dina yang makin pucet dan mengendong nya ke uks. Dina berontak berusaha melepaskan tapi vero tidak menghiraukan ia peduli dengan dina.

"Verr lepasinn gw gak mau", rengek dina kepada vero. Vero tidak peduli ia tetap membawa dina ke uks meski dina sedikit berontak. Sesampainya diuks dina duduk di tempat.

"Gw gakk mauu disini, lagian sakit ini gak seberapa", jawab dina dengan lantang. Vero tidak bisa menahan emosi ia membaringkan dina. Dan menarik rambut nya.

"Lo itu sakit din jangan ngeyel!", kesel vero dan ia juga mengopres tubuh dina.

"Gw nggakk sakitt verrr", jawab dina dengan malas. Vero menatap dingin dina dan mendorong dina tidak sampai disitu ia juga mengacak rambut dina.

"Gw bilang gausa ngeyel, lo itu sakit jangan keras kepala", emosi vero meluap.

"Sekali lagi lo ngelawan gw jangan harap lo bakalan sembuh kalu ini", suara berat vero. Dina sedikit takut tapi ia males di uks dan tidak mau disini.

"Gw gak suka di uks!", suara tinggi dina. Vero menatap dingin dina dan memegang leher nya.

"LO GAUSAH NGEBANTAH KALAU SAKIT LAGI GW GAK MAU NGURUS LO DIN. GAUSAH MANJAA LO BANGST. GW UDH BAWA LO KESINI CAPEK² TAPI LO MALAH NGELUNJAK. MAU LO APA SIH!", bentak vero lebih tinggi kepada dina. Dina menatap nya berkaca² dan juga hati nya seperti ditusuk oleh jarum tapi tidak sakit. Vero pergi dri hadapan dina ia marah memilih pergi ke kelas nya menemui teman² nya. Reyhan menatap vero yang wajah nya tidak ceria dan marah segera menghampiri nya.

"Lo kenapa sih ver datang² marah gitu", tanya reyhan sedikit khawatir.

"Gw gpp", jawab dingin vero.

"Lo kenapa ver bilang sama gw",

"Ituloh dina sakit dia gak mau dibawa ke uks. Terus dia rengek mau keluar ya gw bentak gw terlanjur kesel sama dina", jawabnya penuh amarah. Reyhan menatap teman² lainnya tindakan vero itu salah dan tidak seherusnya ia berbicara tinggi kepada perempuan.

"Ver jangan gini dina itu cewek masa lo gak kasian udh ngebentak dia trs pergi", jawab reyhan.

"Gw kesel sama dia han, lagian jadi cewek bandel banget",.balas vero penuh amarah tangan mengepal.

"Udh lah dina itu perempuan gak seharusnya lo gini, lebih dewasa dikit gak perlu ngebentak cewek yang lo kenal dri lama. Balas reyhan menyakinkan vero. Terus lo harus tau kalau perempuan itu gak bisa dibentak apalagi kalau bicara lebih tinggi perempuan harus disayang dina gak berhak kamu marahin gitu ver", balas panjang lebar.

"Vero merasakan hati nya sedikit lega tapi merasa bersalah kepada dina ia tidak seharusnya mengatakan kepada dina. Disisi lain dina masih menatap kepergian vero ia tidak bisa dibentak apalagi suara nya tinggi. Dina menangis sesegukan dan gina nadira menghampiri dina segera mengusap air mata yang membahasi pipi nya agar mereka tidak khawatir.

"Din lo kenapa habis nangis", ucap pelan nadira. Dina tersenyum lebar dan menggelengkan kepala.

"Gw gpp kok dir", bohong dina menyakinkan mereka. Gina bisa melihat kebohongan dina itu.

"Din gausah bohong bilang sama kita lo kenapa nangis",dina semakin menangis sesegukan mereka berdua memeluk pelan dina sambil menenangkan.

"G-gw dibentak sama vero dia jambak rambut gw terus juga dia bicara lebih tinggi", balas dina gemeter dan nafas nya tidak teratur. Mereka berdua geram dan menenangkan dina.

"Gpp ada kita jangan nangis lagi ya", tulus nadira.

"Segini dulu ya guys maaf setengah nanti dilanjutin.

"Maaf kalau berlebihan vero nya author minta maaf kalau terlalu keras karakter vero. Mohon maaf sebesar²nya tapi ini cuman karangan author jangan benci dulu sama vero

"Maaf yaa semuanya.

"See you nexk chapter

terpaksa menjadi pacar sang ketua mafia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang