Night With You 🐱🦁

402 12 2
                                    

Happy Reading Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys

"Lo bikin gue khawatir tau."

Aura memeluk Rara dengan erat. Jantungnya berdebar karena khawatir sahabatnya itu kenapa-kenapa. Rara membalas peluk Aura.

"Gue gak papa kok, cuma butuh istirahat aja."

Jujur, sebenarnya Rara belum pernah menceritakan pada Aura soal penyakit yang sudah lama ia derita. Ia tidak ingin sahabatnya itu khawatir apalagi kepikiran.

"Tadi gue denger lo jatuh di kolam renang kah?" tanya Aura.

Rara tercengang. Bagaimana bisa tahu? Kan ia jadi malu, ya meski Aura sudah tau banyak aib Rara. Tapi tetap saja jika ke rumah sakit alasannya jatuh di kolam renang. Itu memalukan.

"Siapa yang bilang?" tanya Rara. Aura tertawa. "Gue tau dari Mark, tapi Mark jelas tau dari Lucas lah."

Rara berdecak kesal, menatap galak pemuda yang tengah berbincang di sofa pojok ruangan. Ternyata keduanya menguping, Lucas meringis.

"Kan cuma Mark sama Aura yang tahu. Yang lain gak bakal tau dah." Lucas menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Jangan kasih tau siapa-siapa lagi!" Rara menatap tajam.

Lucas meneguk ludahnya. "Iya Ra, gue janji."

Mereka kembali berbincang lagi. Rara dengan Aura, obrolan mereka tidak habis-habis. Juga Lucas dan Mark, tidak tahu membahas apa tapi selalu terlihat bengek.

"Ntar lo yang jagain Rara?" tanya Mark. Matanya mengerling nakal penuh arti. Membuat Lucas menahan kekehannya. Mengangguk dengan sangat bahagia seperti mendapat sebuah keberuntungan.

Mark berdecak kagum. "Woah, kesempatan lo terbuka luas."

"Kesempatan apa, anjir?" Lucas sengaja menelankan suaranya. Ia takut sekali, gadis yang galak macam anjing pelacak dan cengeng seperti kucing anggora itu melihat gelagatnya.

"Berduaan semalem penuh, kan katanya lo pengen nyoba. Pasti lebih hot," ucap Mark. Pikiran pemuda itu minta ampun sesatnya, tapi Lucas juga tidak bisa mengelak. Ia tersenyum senang kemudian mengangguk.

"Tapi, nggaklah kalau gue bisa berbuat lebih. Gue cuma sekedar jagain dia aja," ucap Lucas putus asa.

Mark menepuk pelan pundaknya. "Gak papa, bertahap. Kan lo udah lumayan sering meluk dia kan? Pas dia nangis, udah berapa kali coba?"

Lucas mengulum senyum. "Lumayan sih, gue suka banget kalau tu cewek reflek gue peluk pas dia nangis. Pasti bakalan anteng lama-lama."

"Good job, bro." Mark terkekeh penuh makna.

Drrrttt...

Drrttt...

Ponsel Aura bergetar. Menampakkan sang penelepon yaitu kakaknya. Ia agak panik.

Mr. Confident || Lucas 🦁🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang