|01| Gadis malang

79 5 2
                                    

Akhirnya aku selingkuh naskah lagi gais, kali ini aku bikin cerita yang beda dari cerita-cerita aku sebelumnya. Cerita dengan judul "sayap penuh luka" bercerita tentang betapa tangguhnya seorang gadis berjuang untuk mencapai kebahagiaan dan kasih sayang kedua orang tuanya.

Kalau kalian penasaran, yuk segera baca. 🥀

Happy Reading

(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)

oOo

Seorang gadis sedang berjalan diatas sebuah trotoar jalan, dengan penampilan yang terbilang memperihatinkan gadis itu terus berjalan sambil menundukkan kepala berusaha menyembunyikan tangisannya.

Baju seragam yang kotor, rambut yang acak-acakan membuat orang-orang yang melihatnya akan merasa kasihan atau mungkin mengiranya sebagai orang gila.

Dengan langkah gontai, gadis itu terlihat sesekali akan tumbang namun tak ada seorang pun yang berniat untuk membantunya. Mereka semua hanya bersikap acuh dan lebih memilih fokus dengan kegiatannya masing-masing, bahkan tak jarang orang-orang itu akan mencibirnya tanpa tahu apa yang tengah dilewati oleh gadis itu sebelumnya.

Seakan langit pun sedang menertawakannya, tak lama Guntur pun terdengar disusul dengan rintik-rintik hujan yang semakin lama semakin deras. membuat tubuh ringkuh itu pun basah kuyup dan menggigil kedinginan. Namun meskipun begitu gadis itu tak berniat untuk sekedar berteduh dari derasnya rintik hujan.

Lama berjalan, akhirnya langkah kaki itu berhenti didepan gerbang rumah yang menjulang tinggi.

"P-pak bukain gerbangnya" ucap gadis itu dengan sedikit keras berharap sang satpam akan mendengar dan membukakan gerbang nya.

Dan benar saja, tak lama kemudian seorang pria berpakaian satpam dengan payung ditangannya, menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Ya ampun non Sherly baru pulang? Terus kenapa basah kuyup gini non?" Tanya pak Somat dengan nada khawatir nya, ia segera membuka gerbang dan mempersilahkan sang nona agar masuk tak lupa memayungi Sherly dengan payung yang ia bawa.

"Nggak papa pak tadi mau naik bus tapi uang Sherly habis hehe" jawab Sherly dengan melengkungkan bibirnya, membentuk senyuman manis pada bibir pucatnya.

Pak Somat memandang sang nona dengan tatapan sendu, "non Sherly yang sabar ya" ucapnya prihatin.

Sherly yang mendengar itu memusatkan perhatian pada pak Somat, "apaan sih pak, Sherly kan udah biasa nggak usah khawatir gitu deh" jawab Sherly sambil menunjukkan senyum lebarnya, Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Pak Somat hanya membalas perkataan sang nona dengan senyum sendu, tak lama mereka sampai diteras rumah ah maksudnya mansion karena bangunan ini terlihat megah dan mewah layaknya istana kerajaan.

"Makasih ya pak, yah gara-gara Sherly baju bapak jadi ikutan basah" ucap Sherly dengan raut wajah menyesal.

"Nggakpapa atuh neng, cuma basah dikit nanti juga kering" jawab pak Somat.

"Ya udah atuh non Sherly segera masuk diluar dingin, nanti non Sherly sakit lagi" lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Sherly.

Setelah melihat pak Somat pergi, Sherly segera membalikkan badannya untuk masuk kedalam mansion, sambil memeluk tubuhnya yang basah kuyup.

Namun baru beberapa langkah memasuki mansion, ia sudah disambut dengan sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi kirinya, saking kerasnya membuat wajah Sherly tertoleh kesamping dengan tubuh sedikit limbung.

Sayap Senuh Luka (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang