|07| Pertolongan

16 2 0
                                    

Happy Reading

(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)

oOo

Jam 22:30, Sherly berjalan sendirian dirinya baru saja pulang dari cafe tempatnya berkerja. Sebenarnya cafe sudah tutup saat pukul 22:00 tadi, para karyawan pun sudah pulang tapi Karin memintanya beres-beres terlebih dahulu ia sempat menolak karena beres-beres bukan bagian dari pekerjaannya tapi lagi-lagi gadis itu mengancam akan melaporkan dirinya kepada sang atasan.

Jalanan cukup ramai karena banyak kendaraan berlalu lalang, ponselnya pun mati kehabisan baterai sehingga dirinya tak bisa memesan ojek online. Terpaksa ia harus berjalan kaki sampai kemansion, memang jarak dari cafe ke mansion cukup jauh butuh dua jam lebih jika harus menempuhnya dengan berjalan kaki. Tapi tak apa Sherly sudah terbiasa.

Sampai dimana ia harus melewati gang yang cukup sepi, lampu jalan menyala dengan temaram. Ia memeluk dirinya sendiri ketika hawa dingin mulai menusuk kulit. Dengan hati yang resah ia sedikit mempercepat langkahnya agar segera sampai diujung gang yang menghubungkan ke jalan raya.

Beberapa langkah lagi ia bisa keluar dari gang tersebut, tiba-tiba dua orang pria berbadan besar menghadang jalannya penampilannya yang urakan dengan tatto hampir seluruh tubuhnya dan juga tindik telinga membuat alarm tanda bahaya Sherly berbunyi nyaring.

"Hai cantik sendirian aja?" Tanya salah satu dari mereka, dengan kurang ajar pria itu menatap Sherly dari atas hingga bawah sambil menjilat bibir bawahnya.

"Wih cantik juga, bolehlah temani Abang" lanjutnya, tangannya berusaha menggapai pipi Sherly yang langsung ditepis olehnya.

"Jangan dekat-dekat!" Ucap Sherly dengan tubuh yang sudah bergetar ketakutan bahkan lututnya terasa lemas.

"Jangan galak-galak lah nanti Abang takut" ucap pria itu dengan senyum mengejeknya.

Sherly mundur secara perlahan bersiap untuk melarikan diri, seakan sudah tau niatnya kedua pria itu lebih dulu mencekal kedua tangannya.

"Lepasin, jangan kurang ajar atau aku bakalan teriak!" Ucap Sherly sambil memberontak tapi karena perbedaan kekuatan mereka membuat perlawanan Sherly menjadi sia-sia.

"Teriak aja sesuka Lo, lagian disini sepi nggak bakalan ada yang denger hahaha" ucap pria itu tertawa puas.

"TOLONG! TOLONG!" teriak Sherly berharap ada seseorang yang bisa membantunya, walau mustahil karena memang tempat itu sangat sepi jarang dilalui oleh orang. Sherly menyesal karena melewati gang itu, tapi jalan tersebut adalah jalan pintas untuk memotong jalan yang harusnya memutar ketika harus melewati jalan raya. Ia masih berusaha memberontak dengan cara menendang dan mencakar kedua pria itu, air matanya mengalir deras dipipi dalam hati dirinya berharap ada seseorang yang menolongnya, "Tuhan tolong hamba"

Bugh

Dan benar saja, entah dari mana seorang pemuda tiba-tiba datang dan memukul wajah preman itu hingga membuatnya tersungkur, "SIALAN SIAPA KAMU HAH!?" bentak preman itu ketika sudah berhasil bangkit, terlihat wajahnya membiru dengan darah yang mengalir dari hidungnya.

Pemuda itu tidak menjawab dan langsung melayangkan tendangan tepat didada preman itu, "SIALAN BANTUIN GUE! Uhuk" Ucap preman itu kepada temannya.

Preman yang satunya maju menghajar membabi buta pemuda tersebut, Sherly yang sudah terbebas memundurkan langkahnya menatap takut sekaligus ngeri kearah pertarungan sengit antara ketiganya.

Suara pukulan, tendangan dan retakan tulang mulai terdengar memecah kesunyian malam. Tak sampai 5 menit kemudian kedua preman itu sudah tergeletak tak berdaya dengan luka memar dimana-mana.

Sayap Senuh Luka (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang