|10| Pingsan

16 2 0
                                    

Happy Reading

(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)

oOo

Kring kring

"Karena bel sudah berbunyi kita akhiri pembelajaran cukup sampai disini, kita akan lanjutkan Minggu depan. Jangan lupa tugas hari ini dikerjakan, minggu depan wajib dikumpulkan!" ucap Bu Tika selaku guru matematika kelas 11 IPA 1 guru yang terbilang masih muda itu selain cantik juga terkenal dengan kedisiplinannya, beliau tak segan-segan memberikan hukuman saat ada murid tak mengerjakan tugas yang ia berikan.

"Iya Bu!" Balas murid 11 IPA 1 serempak membuat Bu Tika tersenyum puas, matanya mengedar dan berhenti dibangku bagian belakang dimana seorang gadis menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan.

"Sherly!" Panggil Bu Tika yang membuat gadis itu mengangkat wajahnya, terlihat wajahnya memerah padam dengan tatapan sayu dan bibir pucat, keringat dingin juga mengalir dari pelipisnya.

"Kamu tidak apa-apa? Jika sakit lebih baik beristirahat di UKS atau izin pulang" saran Bu Tika yang membuat Sherly berusaha menerbitkan senyumnya, "saya nggakpapa kok Bu" jawabnya. Bu Tika mengangguk ia tidak bisa memaksa jika memang gadis itu benar-benar tidak mau, saat urusannya sudah selesai ia pun berlalu dari sana membuat murid-murid juga berlomba-lomba keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Meninggalkan Sherly sendirian dengan kondisi tidak baik-baik saja.

Mata sayu itu memancarkan kesedihan memperhatikan dalam diam ketika teman-temannya mulai meninggalkan dirinya, bahkan tak ada satupun dari mereka yang mau menemaninya ataupun hanya sekedar menanyakan bagaimana kondisinya. Sherly seharusnya tidak pantas berharap, disaat dirinya tau bahwa tak ada satupun orang yang sudi berteman dengannya seolah ia adalah makhluk paling menjijikkan yang pernah ada.

Gadis itu mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya dan mulai menikmatinya, namun baru beberapa suapan seseorang menarik kotak bekal tersebut lalu membantingnya.

Brak!

Kotak bekal berserta isinya jatuh berserakan dengan kondisi mengenaskan, Sherly menatap sedih nasi dan juga beberapa lauk yang masih tersisa padahal baru sedikit yang ia makan.

Sebuah tangan mencekam dagunya dengan kuat hingga membuatnya terpaksa mendongak, Sherly meringis saat merasakan rasa perih dipipinya karena orang itu sengaja menancapkan kukunya.

"Heh bitch beliin kita makanan, gue kasih waktu 5 menit kalo sampai telat awas aja Lo bakalan habis sama gue!" ancam vanes, tanpa perasaan menghempaskan wajah Sherly yang saking kuatnya membuat wajah gadis itu tertoleh kesamping. Pipinya terasa kebas dan nilu disertai lebam yang mulai membiru.

Sherly terpaksa menyetujui tapi masih bergeming ditempatnya membuat vanes dkk merasa geram.

"NGAPAIN MASIH DISINI, LO BUDEG HAH?" Sherly memejamkan mata saat vanes membentak tepat didepan wajahnya.

"Uangnya?" Tanya Sherly sambil menundukkan kepalanya.

Vanes menyinggungkan senyum sinis, "enak aja! ya pakek uang Lo lah"

"T-tapi aku nggak punya uang" mendengar itu vanes dkk semakin mengangkat dagunya sombong, memandang rendah Sherly.

"Cih dasar miskin" gadis itu merogoh saku seragamnya dan mengambil uang seratus ribuan, langsung saja melemparkannya hingga mengenai wajah Sherly.

"Cepat! Satu....du..." Sherly memungut uang itu dan langsung berlari keluar kelas menuju kantin, sialnya hari ini kantin sangat padat membuatnya harus mengantri. Para murid yang melihat Sherly berdiri gelisah menatap iba namun ada juga yang terang-terangan menatapnya puas karena mereka tau bahwa sebentar lagi pasti akan ada tontonan seru yang dilakukan vanes dkk.

Sayap Senuh Luka (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang