Happy Reading
(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)
oOo
Sherly mendapat izin pulang lebih awal karena demamnya tak kunjung turun, apalagi gadis itu sempat pingsan yang mengharuskannya berada di UKS. Bu Casandra selaku dokter yang bertugas di UKS sudah berusaha menghubungi kedua orang tua Sherly tapi baik Wijaya maupun Citra tidak bisa datang dengan alasan sibuk padahal Sherly tau betul itu hanya sebuah albi nyatanya mereka tidak perduli sekalipun ia mati.
"Sherly bisa pulang sendiri Bu" ucap gadis itu entah kesekian kalinya tapi dokter berusia 27 tahun itu tetap menggeleng pelan.
"Kondisi kamu tidak memungkinkan Sherly, bagaimana jika terjadi sesuatu saat diperjalanan pulang?" Ucap Bu Casandra tetap kekeh tak mengizinkan gadis itu untuk pulang sendirian.
Akhirnya Sherly mengalah gadis itu mengambil ponselnya, Casandra terus menatap gerak-gerik Sherly yang sepertinya akan menghubungi seseorang.
"Hallo bik bisa tolong jemput Sherly ke sekolah?" karena tak memiliki pilihan lain akhirnya ia memutuskan menghubungi bik inah. Lagipula siapa lagi yang bisa ia mintai tolong jika bukan bik Inah atau pak Somat.
"Loh non udah pulang?" Tanya bik Inah dari sebrang sana, Sherly yakin wanita tua itu pasti tengah kebingungan pasalnya Sherly biasanya akan pulang ketika waktu menunjukkan jam 15:30, dan kalau bekerja akan pulang larut malam.
"Sherly sakit bik jadi guru-guru udah izinin Sherly pulang" jawab gadis itu.
"Ya Allah non! sebentar ya non bibik bilang pak Somat dulu" terdengar suara grasak-grusuk dari sebrang sana yang Sherly yakini pasti bik Inah saat ini sedang panik berlari dari dalam mansion ketempat pak Somat.
Menunggu beberapa saat akhirnya bik Inah kembali bersuara, "hallo non, nanti biar pak Somat ya yang jemput?" Ucap wanita itu.
"Makasih ya bik" senyum tipis terukir di bibir pucat gadis itu.
"Sama-sama non, yaudah bibik tutup telfonnya dulu ya non?" Bik Inah
"Iya bik"
Tut
Sherly mengalihkan pandangannya dari ponsel lalu melirik wanita disampingnya yang membuat Casandra membalasnya dengan senyuman.
oOo
Akhirnya setelah menunggu beberapa saat pak Somat sampai di sekolah dan langsung mengajak Sherly pulang.
Dan disinilah sekarang, Sherly bergulung dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Mansion sepi hanya ada beberapa maid dilantai bawah dan bodyguard serta pak Somat yang ada diluar mansion, untuk kedua orang tuanya dan Maura mereka belum pulang biasanya akan pulang jam 17.00
Tok tok tok
Sherly sedikit membuka mata entah kenapa begitu sampai di rumah pusing kepalanya kian menjadi, gadis itu ingin beranjak namun tubuhnya terasa lemas.
"Non bibik masuk ya!?" Itu suara bik Inah yang sedikit berteriak agar Sherly mendengarnya.
Cklek
"Non?" Sherly sedikit membuka mata, bik Inah masuk kedalam kamarnya sambil membawa nampan makanan. Wanita tua itu tidak sendiri, dibelakangnya seorang pria berjas putih membuntuti.
"Bik uhuk uhuk" bik Inah buru-buru meletakkan nampan diatas nakas dan segera mencegah Sherly yang hendak bangun dari posisi berbaringnya.
"Non Sherly tiduran aja ya" ucap bik Inah setelah duduk di pinggir ranjang Sherly. Tangannya mengecek suhu tubuh Sherly yang masih tinggi, bik inah sungguh khawatir dengan kondisi Sherly yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Senuh Luka (On going)
Teen Fiction[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] _________________________________________ Judul awal: Sher...