|04| Bukan Aku Pelakunya

20 2 0
                                    

Happy Reading

(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)

oOo

Kendaraan umum tersebut berhenti tak jauh dari gerbang sekolah dengan palang yang bertuliskan SMA Maju Jaya.

"Pak ini uangnya" ucap seorang gadis sambil menyodorkan uang 2 ribuan kepada sang sopir angkot.

"Makasih ya neng" ucap bapak-bapak sopir angkot itu.

Gadis yang tak lain adalah Sherly itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban tak lupa dengan senyum ramahnya. setelah melihat angkot itu mulai menjauh Sherly melangkahkan kakinya, Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menghembuskanya perlahan.

'Huh'

Dan benar saja ketika ia baru menginjakkan kaki memasuki kawasan sekolah, dirinya sudah disambut dengan berbagai tatapan dari siswa maupun siswi yang melihatnya. Bukan tatapan kagum seperti yang kalian bayangkan tapi tatapan sinis, benci, dan jijik yang ia dapatkan. Terkadang ia berfikir mengapa mereka memandangnya seakan-akan sedang melihat sampah atau kotoran padahal ia tidak memiliki salah apapun kepada mereka.

"Liat tuh sampah sekolah udah datang"

"Kenapa sih dulu dia bisa masuk sekolah ini"

"Iya ya mengotori nama sekolah aja"

"Apa ni gais kok ada bau-bau busuk ya ups!"

"Hahaha"

Berusaha mengabaikan cibiran dan hinaan terhadapnya, ia pun terus melangkahkan kakinya untuk menuju kelasnya berada.

Sesampainya di kelas, kelas yang semula ramai seketika hening ketika melihat Sherly sudah tiba. Tanpa memperdulikan sekitar ia langsung berjalan menuju bangkunya yang berada disudut ruangan. Tangannya mengepal kuat saat lihat mejanya sudah kotor dengan banyaknya coretan-coretan yang bertuliskan cacian, hinaan, sumpah-serapah yang ditunjukkan kepadanya misalnya,

'Gadis jalang'

'Kotoran anjing'

'sampah'

'Mati aja lo'

Dll

Sementara murid-murid yang melihat itu hanya diam sambil memberikan tatapan meremehkan.

Menghela nafas ia pun meletakkan tasnya pada kursi yang tersedia, merogoh tas dan mengeluarkan tissue basah untuk menghilangkan tulisan-tulisan tersebut.

Kring kring

Bel masuk pun berbunyi, murid-murid segera duduk ditempatnya masing-masing, menunggu guru memasuki kelas dan memulai pelajarannya.

oOo

Kantin terlihat ramai dan penuh akan murid-murid yang berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan. Begitupun dengan Sherly yang saat ini berjalan sambil membawa nampan yang berisikan makanan yang sudah ia pesan. Mengedarkan pandangan, ia tengah mencari meja yang kosong dan ketika ia sudah mendapatkannya ia pun langsung mendudukkan dirinya disana.

Namun ketika sedang asyik menikmati makanannya tiba-tiba segerombolan gadis menghampiri tempatnya dan tanpa permisi duduk disampingnya.

"Oh lihat gais siapa yang sedang makan enak disini?" Tanya gadis bernama tag Vanessa Olivia atau biasa dipanggil vanes, dia adalah gadis paling ditakuti oleh murid-murid seentoro SMA Maju Jaya. Siswi dengan julukan si Queen bullying.

"Wah iya nih kayaknya makan enak kok nggak bagi-bagi sih?" Timpal gadis bernama tag Monica yang diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Coba kita lihat apa sih menu nya? Emmm nasi goreng, telur..." terjadi jeda sesaat, membuat mereka semua menunggu dan menebak-nebak ucapan vanes selanjutnya "kayaknya ada yang kurang deh tapi apa ya?" Lanjutnya sambil mengetuk dagunya, memperlihatkan pose berfikir.

"Oh gue tau!" ucapnya penuh semangat, gadis itu tersenyum manis seolah barusaja mendapatkan ide luar biasa. Tangannya mengeluarkan sebotol minuman fanta rasa jeruk yang sedari tadi memang sudah gadis itu bawa. Adegan selanjutnya membuat semua orang tercengang, yap vanes menuangkan minuman itu pada piring yang Sherly makan.

"Nah kalau gini kan enak" ucap vanes sambil menunjukkan senyum remehnya. Dengan gaya angkuh gadis itu menopang dagunya seolah menikmati pertunjukan didepannya.

Sementara Sherly yang melihat itu hanya bisa menunduk dalam sambil menatap nanar makanannya, padahal ini kali pertama ia bisa mencicipi makanan yang menurutnya enak karena biasanya ketika di mansion ia hanya memakan makanan sisa karena citra dan Wijaya tidak membolehkan ia makan jika bukan makanan bekas mereka. Sungguh miris sekali bukan?.

"Makanlah!" Perintah vanes membuat Sherly tersentak dari lamunannya.

Dengan ragu Sherly menyuapkan sesendok nasi tersebut kedalam mulutnya, hal itu dilihat oleh vanes dkk membuat mereka semua semakin melebarkan senyum nya.

"Enak kan?" Tanyanya lagi sambil memiringkan kepalanya.

Merasa pertanyaannya diabaikan, vanes pun naik pitam tatapan yang semula meremehkan itu berganti menjadi tatapan tajam menusuk.

"JAWAB, LO TULI HAH!?" bentakan itu membuat semua murid memfokuskan perhatiannya kearah asal suara.

Dengan geram vanes meraih piring tersebut dan menyiramkan nya dikepala Sherly.

Byurrrr

Vanes menjambak rambut Sherly kuat hingga membuat Sherly mendongakkan kepalanya, "dasar jalang sialan lo itu nggak pantes ada disini!" ucap vanes tajam.

"L-lepas" rintih Sherly lirih sambil memegangi rambutnya yang terasa ingin lepas akibat jambakan tersebut.

"Apa-apa? Lo ngomong apa sih? yang jelas dong gue kan nggak denger" tanya vanes sambil berpura-pura bingung.

Sementara itu teman-teman vanes yang tak lain adalah Monica, Irene, dan valsa hanya melihat adegan tersebut dengan ekspresi puas seolah mereka barusaja mendapatkan tontonan yang seru.

"Lo tau tempat seharusnya Lo itu dimana?" Tanya vanes lagi yang terpaksa dibalas gelengan kepala oleh Sherly.

"Tempat Lo itu seharusnya di tempat sampah" jawab vanes berbisik di telinga Sherly dengan penuh penekanan.

"L-lepasin aku punya salah apa sama kamu?" Dengan mengumpulkan keberaniannya Sherly akhirnya berani bertanya walaupun sesekali ia akan meringis ketika merasakan tarikan pada rambutnya semakin mengerat.

"Salah Lo?" Terjadi keheningan sesaat, vanes menampilkan pose seolah sedang berfikir "Lo ada di dunia ini.....dasar pembunuh!" Jawabnya sambil menekankan kata diakhir kalimatnya.

Sherly yang mendengar itu tubuhnya menegang, pandangannya kosong seolah hanya raganya saja yang berada disana. Sementara vanes yang melihat respon Sherly pun tak bisa untuk tak melebarkan senyumannya.

'Pembunuh'

'Pembunuh'

Kata itu seketika berputar berulang-ulang memenuhi pikiran Sherly. Ia memegangi kepalanya saat merasakan rasa sakit luar biasa, "kenapa? Siapa yang pembunuh? Bukan aku pelakunya! ARGHH!" Batinnya bingung.
______________________________________

TBC


Jangan lupa vote ⭐

Spam next disini 👉







#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih

~01 Mei 2024~

Sayap Senuh Luka (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang