Happy Reading
(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)
oOo
Sherly menatap kosong kedepan mengabaikan bik Inah yang duduk disampingnya sambil memotong buah, bahkan acara tv didepannya tak membuat gadis itu tertarik untuk sekedar menontonnya.
Perasaan nyeri di ulu hatinya semakin terasa saat mengingat perlakuan sang papa yang membuatnya hampir sekarat, bodohnya ia masih memiliki harapan untuk mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya walau hanya untuk sesaat. Tangannya kurus tertancap jarum infus itu meraba dadanya yang berdetak, ia sudah sering mendapatkan perlakuan yang sama tapi kenapa ia masih merasakan rasa sakitnya?.
"Non"
"Non Sherly" panggil bik Inah untuk kesekian kalinya berhasil menarik gadis itu dari lamunannya. Wanita tua itu menatap khawatir terlebih melihat Sherly yang memegangi dadanya dengan tatapan kosong.
"Kenapa bik?" Tanya Sherly parau.
"Non kenapa? Ada yang sakit? Bibik panggil dokter ya?" Tanya bik Inah beruntun, terlihat jelas wanita itu amat sangat mengkhawatirkannya membuat Sherly tersenyum haru. Ternyata memang dari dulu walau tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya ia tidaklah benar-benar sendirian karena masih ada bik Inah dan Samuel yang memperlakukannya dengan tulus.
Sherly menggeleng pelan, "nggak usah bik Sherly nggakpapa kok" jawabnya menenangkan, untung saja bik Inah mengangguk percaya lalu kembali mengupaskan buah apel ditangannya.
Setelah selesai mengupas, bik Inah menyodorkan piring berisi buah itu kepada Sherly, "Ini non buahnya" yang diterima dengan senang hati oleh gadis itu.
Saat asyik makan sembari berbincang dengan bik Inah pintu ruang rawat inap terbuka menampakkan seorang pemuda yang memasuki ruangan dengan wajah lesu.
Cklek
"Bang Samuel?"
Ucap Sherly yang membuat pemuda itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis, kakinya membawa Samuel mendekati brankar. Bik Inah yang melihat itu langsung beranjak berdiri dan mempersilahkan pemuda itu untuk duduk.
"Nggak usah bik Samuel disini aja" ucap Samuel mencegah bik Inah yang hendak beranjak. Namun bik Inah menggeleng, "den Samuel aja yang duduk, bibik juga mau izin keluar sebentar" jawab bik Inah yang memang sengaja ingin memberikan ruang bagi kedua remaja itu untuk berbicara empat mata.
Samuel mengangguk, setelah itu duduk di kursi samping brankar. Bik Inah segera berlalu dari sana setelah mendapat persetujuan dari keduanya.
Pandangan Samuel beralih menatap wajah Sherly dari samping, tangannya terulur mengelus surai gadis itu dengan lembut, "bagaimana keadaan kamu? Apakah masih terasa sakit?" Tanyanya berfokus menatap manik mata sayu yang juga sedang menatap kearahnya.
Senyum Sherly terbit di bibir pucat nya, "Sherly udah baik kok bang" mendengar itu Samuel mengangguk berpura-pura percaya walau jelas ia tau kalau gadis didepannya itu sedang berusaha berbohong dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Orang gila mana yang setelah mendapat kekerasan fisik berupa cambukan di seluruh tubuhnya bahkan sudah hampir sekarat bisa sembuh dalam beberapa jam? Tentu saja tidak ada.
Senyum Samuel luntur matanya menyorot sendu, merasa bersalah karena tak bisa melindungi Sherly, bahkan ia gagal menyadarkan Wijaya agar tak membenci putrinya sendiri.
Sherly yang melihat ekspresi wajah Samuel mengerutkan keningnya, "Abang kenapa?" Tanyanya yang berhasil menyadarkan Samuel dari lamunannya, pemuda itu menghela nafas berat dan menatap Sherly dalam, "maaf Sherly, Abang gagal melindungi mu" ucapnya dengan rasa bersalah.
Tangan kurus gadis itu terulur menangkap pipi Samuel yang menunduk, perlahan pemuda itu mengangkat wajahnya yang seketika disambut senyum manis gadis tersebut, "Abang jangan ngomong gitu, Abang nggak gagal lindungin aku kok jadi jangan merasa bersalah ya? Sherly udah seneng kok Abang nemenin Sherly disini" ucapnya.
Samuel langsung membawa Sherly kedalam pelukannya dengan dagu yang tertumpu di kepala gadis itu, "kamu gadis kuat Sherly" bisiknya.
Seolah tersadar akan sesuatu Sherly menguraikan pelukannya membuat kening Samuel mengerut, "emm bang aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Sherly ragu-ragu sambil menunduk tak berani menatap pemuda didepannya, tangannya saling menggenggam merasa ragu untuk bertanya kepada Samuel.
"Tanya apa hemm?" Samuel yang merasakan keraguan dari gadis itu mengulurkan tangannya mengelus surai Sherly untuk menenangkan.
Sherly menghela nafas panjang berusaha mengenyahkan keraguan pada dirinya, "emm b-bang sebenarnya apa yang sudah terjadi, kenapa semua orang membenciku dan menyebutku sebagai p-pembunuh?" Ucapnya dengan suara lirih diakhir kalimat, ia memutuskan untuk bertanya langsung kepada Samuel karena mereka dari kecil selalu bersama bahkan pemuda itu dulu juga sempat membencinya entah karena apa Sherly pun tidak tau.
Nafas Samuel tercekat, bibirnya terkatup rapat mendengar pertanyaan tersebut. Dengan mata yang sedikit bergetar Samuel lantas berdehem dan tersenyum lurus menatap gadis itu.
"Apa kamu tidak mengingatnya?" Tanyanya pelan hampir seperti bisikan.
Sherly mengkerut lalu menggelengkan kepala, "aku sama sekali nggak ingat, setiap aku berusaha menggali ingatanku kepalaku pusing" terang Sherly, ia selalu bertanya-tanya kenapa semua orang membencinya bahkan menyebutnya sebagai seorang pembunuh, tapi sekeras apapun ia mengingat berakhir kepalanya akan terasa sakit seolah dihantam batu besar. Bertanya kepada bik Inah pun percuma wanita tua itu seperti enggan memberitahunya. Sebenarnya apa yang sudah ia lewatkan? Batinnya bertanya-tanya.
"Apa kau benar-benar tak ingat dengan kejadian itu?" Tanya Samuel membuat Sherly semakin penasaran.
Kening Sherly seketika berkerut dalam, "kejadian apa bang?
Samuel menghela nafas, tangannya terkepal kuat karena terpaksa mengingat luka lama ketika harus menceritakan kejadian naas yang menimpa orang yang ia sayang. Kejadian yang juga membuatnya hampir membenci Sherly seperti semua orang.
"Sebenarnya....."
______________________________________TBC
Mau ngomong apa sama Sherly?
Mau ngomong apa sama Wijaya?
Mau ngomong apa sama Samuel?
Atau mau ngomong apa sama Maura?
Follow Ig aku ya @ans_fitrithv, kalau mau aku follback DM "readers wattpad" gitu oke👌
#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih~25 Mei 2024~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Senuh Luka (On going)
Teen Fiction[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] _________________________________________ Judul awal: Sher...