"Guys, jangan lupa dateng ke rumahku besok malem!" teriak salah seorang siswi dengan rambut panjangnya yang terurai. Kelas langsung riuh. "Tuh, undangannya udah dibagiin di grup," lanjutnya sambil menatap Dalia yang kebingungan. "Halo, Dalia! Wah, beruntung banget, deh. Baru dua hari pindah sekolah udah dapet undangan aja, nih. Dateng, ya. Sekalian biar kenal sama anak sekelas, okay?" Dia mengacungkan jempol lentiknya.
Ah, mana boleh ngerayain ulang tahun. Batin Dalia lalu tersenyum hangat menanggapi ajakan siswi tadi.
"Nah, betul. Kamu harus dateng biar gak nyesel. Pasti banyak cogan. Temen Raya kan banyak, uhh, gak sabar banget. Gamenya juga banyak kayak tahun lalu, kan, Ra?" Seorang siswi lainnya datang menghampiri meja Dalia.
"Aman itu, mah. Kalian tinggal dateng bawa badan, ikut acara, pulang. Dijamin seru seribu persen, haha," jawabnya ceria. Lalu siswa-siswi lainnya mengerubungi gadis bernama Raya itu, membicarakan ulang tahunnya yang ke-tujuh belas. Daripada gabut di kelas, Dalia memutuskan untuk pergi ke masjid sekolah.
Seperti dugaannya, tak ada seorang pun di sana. Dalia menarik napasnya panjang dan mengembuskan secara kasar. Baru dua hari di sekolah itu tapi rasanya seperti sudah berhari-hari. Dia bergegas mengambil wudu dan melaksanakan salat duha empat rakaat.
"Ya Allah, kuatkanlah hamba-Mu ini. Berikan hamba satu saja teman untuk menuju Jannah-Mu, Ya Allah. Hamba gak kuat jika hanya sendiri, apalagi ini sekolah negeri. Susah banget, Ya Allah," doa Dalia ditemani hembusan angin dan secercah sinar hangat mentari.
•••
Dua hari berikutnya, entah hanya perasaan Dalia atau siswa-siswi di kelasnya memang sedang menatap sinis dan membicarakan dirinya sambil berbisik pelan. Dia menjadi risih dan sedikit khawatir. Gadis berkerudung lebih dari siku itu duduk perlahan ke kursinya sembari melirik sekitar. "Dalia, kenapa semalem gak dateng? Padahal teman-teman sekelas dateng semua, loh!" Kesunyian di kelas pecah dengan sapaan Raya pada Dalia. Belum sempat terjawab, yang lain menimpali dan mulai mengerubungi bangku Dalia.
"Ih, iya, nih. Padahal kelas ini selalu solid kalo ada yang ultah, selalu dateng semua."
"Sayang banget gak dateng, padahal seru."
"Betul, apalagi Raya murid terkaya di sini, hehe."
Deg.
Hati Dalia berdegup lebih kencang dari biasanya. Dia teringat kejadian tahun lalu yang susah payah untuk dilupakan. Gadis pecinta coklat itu tak suka dikerubungi dan diinterogasi. Telapak tangannya yang mulai basah terkepal. Keringat dingin mulai mengucur di wajahnya. "Guys, tenang dulu. Ini bukan masalah besar. Lagian aku tanya ke Dalia, ish," ucap Raya berusaha menetralkan suasana. Seketika kelas XI-1 menjadi senyap.
"Ma ... maaf Raya. Semalem aku agak pusing dan gak enak badan." Dalia gugup karena dia berbohong. Dia sengaja tidak datang. Mana mungkin dia pergi ke acara ulang tahun yang dilarang dalam agamanya itu.
Ya Allah, hamba izin berbohong, ampuni hamba, huhu.
"Nah, kan. Okay, gapapa kok gapapa tapi sekarang udah sembuh? Btw maaf ya, Dalia. Pagi-pagi udah ribut aja, nih. Anak kelas ini emang suka heboh, hehe." Raya tersenyum lebar lalu merangkul kedua temannya yang tadi ikut menginterogasi Dalia. Yang ditanya hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk. "Fyuh, syukurlah kalo udah sembuh. Oh iya, kalian lihat my baby, ga?" lanjut Raya bertanya pada teman-teman sekelas.
"Nih," timpal siswa lain sambil menyodorkan tisu merek My Baby. Lalu dibalas pukulan keras oleh Raya.
"Tuh, Ra, pacarnya baru nyampe di parkiran." Raya langsung menuju parkiran. Kini Dalia dapat bernapas lega. Mereka sudah berpencar menuju bangku masing-masing. Ada yang lanjut gibah, ada yang belajar, ada yang pacaran.
Astagfirullah,kenapa banyak banget yang pacaran? Bahkan mereka seperti sudah biasa dengan hal itu. Saling sentuh bukan mahram juga biasa. Ya Allah, aku harus gimana? Tolong aku, Ya Allah. Hati Dalia benar-benar sakit mengetahui fakta yang baru ditemui selama tujuh belas tahun dia hidup.
•••
Zinnia Wafa-11 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannahmate
Teen Fiction"Aku ... jujur, aku belum terbiasa. Teman-temanku banyak yang berbuat maksiat. Banyak yang skip salat, pacaran, ngerayain ulang tahun, sentuh-sentuhan yang bukan mahram, banyak, deh. Aku takut, Ba. Takut keikut maksiat kalau berteman dengan mereka...