CHAPTER 8

71 8 0
                                        

Setelah pulang dari resto milik eunseo, bona dan seola berjalan-jalan sebentar di pantai dekat resto eunseo untuk sekedar menikmati angin malam pantai dan waktu jalan-jalan berduaan mereka sebelum kembali ke hotel. Saat perjalanan menuju hotel mereka membeli sate babi di pedagang kaki lima, dengan sambal matah yang menjadi makanan tradisional khas bali. Dibungkus dengan kertas minyak dan daun pisang mereka memakan sate babi itu sambil duduk-duduk ditepian jalan yang tidak jauh dari hotelnya.

Mereka membeli makanan dipinggir jalan, karena bona tiba-tiba meminta turun dari mobil dan ingin menikmati kuliner pedagang kaki lima. Supir yang mengantarkan mereka lalu kembali pulang karena seola menyuruhnya untuk tidak menunggu dan mereka akan kembali ke hotel sendiri.

Seola menggandeng tangan bona erat sambil berjalan menuju hotel yang tidak jauh, dan mampir melihat-lihat toko oleh-oleh yang menjual banyak cinderamata. Mereka mampir kesalah satu toko dan melihat gelang, kalung dengan bandol yang terbuat dari ukiran kayu. Seola mengambil salah satu gelang cantik dan memperlihatkan kepada bona.

“bagus yaa?lucu..”

“iyaa lucu..ini juga.” Sambil mengambil kalung yang didekatkan ke lehernya dan memperlihatkannya kepada seola.

“bagus untukmu, cantik..” jawab seola sambil melihat kalung di leher bona.

Seola kemudian memberikan dua gelang kayu pilihannya, kepada pemilik toko untuk di ukir nama mereka berdua. Tak lama inisial nama KHY dan KJY terukir cantik oleh pengrajin di masing-masing gelang kayu pesananya. Saat mencoba beberapa topi jerami bona tidak tahu jika seola memesan gelang yang sama, ia kaget saat tiba-tiba seola memasangkan gelang berinisial KHY di tangan kirinya dan gelang berinisial KYJ ia pasangkan sendiri di tangan kananya.

“woo.. Yeppeuda.”  Bona mengungkapkan betapa cantiknnya gelang yang dipasangkan oleh seola ditangannya. “gomawo...” tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada kekasih tanpa statusnya itu dan memeluknya.

Karena jika di ingat hubungan mereka berdua sampai sekarang bisa dikatakan ilegal, mereka tidak memutuskan untuk berpacaran tetapi menjalani hubungan apa adanya.

Sampailah mereka bedua dikamar hotel, karena sangat lelah sekali seola langsung merebahkan badannya di atas kasur sedangkan bona langsung bergegas mandi karena sudah tidak betah badannya lengket sekali dengan keringat, cuaca di Bali sangat panas.

Sambil menunggu gilirannya untuk mandi, seola membuka email dan membalas beberapa pesan yang dari tadi siang belom ia baca dan balas. Bona keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk kimono dan pakaian dalam, wangi sabun bona masih tertinggal ketika ia berjalan melewati seola.

Otak dewasa seola langsung ter-triger dan melirik ke arah bona, Kenapa enggak pakai baju sih batin seola. dengan nafas kasar ia segera menuju kamar mandi sambil menenangkan pikirannya, karena memang seola takut jika ia akan bertindak lebih jauh dengan bona.

Bona menonton tv dan duduk di tengah sofa panjang sambil makan camilan, tampak seola sudah selesai mandi dan mendapati bona masih tidak mengganti handuk kimononya dengan baju tidur.

“koq enggak ganti baju? Nanti masuk angin lo.” Protes seola yang heran dengan mahkluk Tuhan paling seksi ini.

“nanti aja.” Jawab bona santai, “unnie minta tolong dong wine.” Pinta bona yang melihat posisi seola lebih dekat dengan kulkas kecil di kamar hotel yang isinya penuh dengan minuman alkohol.

Seola mengambil sebotol wine dan 2 gelas, lalu ia menuangkan wine merah ke masing masing gelas dengan takaran yang tidak terlalu banyak. Satu gelas untuk bona yang ia letakan di meja depan bona, dan satu gelas untuknya yang langsung ia teguk habis.

“awas mabuk nanti.” tegur bona

“gak apa apa kan mabuknya juga di hotel enggak di luar.” Sambil menuangkan lagi wine ke dalam gelasnya sendiri sambil menggeser sedikit duduknya agar lebih dekat dengan bona.

“besok kita mau pergi kemana aja?”

“banyak, besok kita bakal keliling dan main seharian.”

“okeey. Aku ngikut unnie aja kemanapun.” Balas bona sambil mengambil gelas wine yang akan di minumnya.

“eunseo sudah kasih aku daftar list tempat wisata besok yang akan kita kunjungi serta rutenya. Dia sudah siapin semua kebutuhan kita mulai dari tiket dan transportasi untuk besok.”

Seola menjelaskan kemana saja besok mereka akan pergi, sambil memperlihatkan tempat-tempat wisata yang indah dengan tabnya. Besok mereka akan bermain sepanjang hari, pergi ke pantai, bermain kano, speed boat, hingga menonton pertunjukan wisata.

Bona yang antusias mendengar penjelasan seola, menatap lekat mata seola dan bibirnya sambil tersenyum. Matanya yang bulat seperti anak kucing dan bibirnya yang seksi, membuat bona menelan saliva nya. Segera ia fokus kembali dengan penjelasan terakhir seola, ketika seola bertanya padanya.

“besok seharian dari pagi sampai malam gak apa apa kan?”

“ya...tentu saja. Its oke.”

“okee..kapan lagi juga kan, kita bisa liburan ke Bali.” Jawab seola sambil merubah posisi sandarannya di sofa yang menhadap tv dan sedikit menggeser badannya lagi yang hampir menempel ke bahu bona.

“iya benar...rasanya aku masih pengen liburan lebih lama disini.”

Tak sengaja tangan mereka bersentuhan, dengan cepat dan halus bona langsung menggemggam tangan seola dan bersandar di bahunnya dengan nyaman. Yang disandari pun tidak merasa keberatan, seola pun menempelkan kepalanya sambil mencium aroma wangi bona.

Mereka menonton tv yang menghadap arah balkon, dengan tangan yang saling menggenggam erat. Seola mencium kepala bona beberapa kali, bona tak membalas dan tak menjauh. Ciuman seola turun ke dahi bona, lalu sekarang ke hidung bona, dan ciuman itu mulai turun ke bibir mungil bona. Yang akan dicium hanya pasrah dan memejamkan matanya, tapi ia tak merasakannya karena tiba tiba seola berhenti dan hanya menatap bibir mungil itu dengan haus.

Bona merasa ada yang aneh, dan mulai membuka mata. Mereka hanya saling bertatap sedikit lama, dengan keberanian di luar nalar bona tiba tiba mencium seola dengan lembut. Ia tak melepas ciuman itu dan seola membalasnya, dengan halus ia sedikit melumat bibir bona. Nafas mereka saling memburu karena rasa haus selama ini yang tertahan, bona mencoba memberi sedikit jedah untuk bernafas tetapi seola terlalu bersemangat meskipun tak menyakiti.

Tangan bona merabah perut abs seola, tampak seola sedikit geli karena sentuhan itu. Bona menuntun tangan seola untuk untuk tetap merangkul pinggangnya, tanpa melepas ciuman seola menemukan tali handuk kimono seola.

“can i..?

“yes mam..do it.” Jawab bona ketika seola memberi mereka jedah untuk bernafas.

seola melihat wajah cantik wanita yang ia sangat cintai meskipun tak dapat dimilikinya. Badannya gemetar ia tak menyangka akan seberani ini kepada bona, tangan seola menyetuh tulang selangka pundak bona dengan lembut dan menarik tengkuk bona. Ciuman itu terasa sangat hangat.

Mereka menikmati dan menghabiskan malam ini, dengan berbagi dan melampiaskan rasa lapar dan haus yang mereka pendam. Bulan yang menampakan dirinya seolah menjadi saksi kisah mereka berdua yang entah akan dibawa kemana hubungan dua wanita yang sudah saling mencintai tetapi tidak dapat saling memiliki.

continue...

SNOW IN SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang