CHAPTER 10

24 4 0
                                    

Tak terasa hari sudah mulai semakin sore, mereka bergeser kembali ke arah denpasar untuk menikmati makan malam dan beberapa acara disana. Karena bermain seharin cukup membuat mereka sangat lapar dan lelah tetapi menyenangkan.

DRRRTT.. DRRRTT... Terlihat notifikasi masuk di handphone seola.

Eunseo : unnie, aku sudah mengirimkan lokasi ke pak wayan untuk makan malam nanti kita bertemu disana. Mian aku sedikit terlambat karena masih ada kerjaan.

Seola : okee terimakasih.. enggak apa apa koq kamu selesaikan aja dulu. Maaf ngerepotin.

Eunseo : hati-hati di jalan bilang pak wayang jangan ngebut. See yaa..

Seola hanya melihat sekilas dan menekan tombol off di handphonenya tanpa membalasnya lagi. Ia melihat bona yang sudah duduk bersandar karena kelelahan.

“capek ya?” tanya seola sambil mengelus surai rambut hitam bona

Yang di tanya hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa berkata sambil memejamkan matanya. Bona menggeser duduknya sedikit agar dekat dengan seola dan meletakan kepalanya ke bahu seola dengan nyaman.

Seola memposisikan bahunya agar nyaman untuk bona, ia mendengar perut bona berbunyi keroncongan karena sudah sangat lapar.

“sabar yaa.. atau mau makan roti dulu nih?” tanya seola sambil menyodorkan roti yang ada di mobil.

Bona hanya menggeleng dan tidak berkata lagi, dan tetap bersandar nyaman di bahu seola. ia menenangkan bona dan meminta untuk tidur saja, dan akan membangunkannya jika nanti sudah sampai.

Sekitar satu jam perjalanan dari pantai ke tempat tujuan mereka, pak wayan yang menjadi supir pribadi mereka selama liburan memberitahukan jika mereka sudah sampai.

“bona bangun...” sambil mengelus pipi bona untuk membangunkannya. “sayang..bangun..uda sampai” coba beberapa kali seola untuk membangunkan bona.

Mereka sudah sampai di restoran tradisional yang tidak jauh dari Bali Art Center, karena setelah makan malam mereka berencana akan kesana untuk menikmati beberapa pertunjukan wisata sekaligus belanja oleh-oleh.

Seola menggandeng bona untuk berjalan masuk ke restoran karena nyawa bona masih belum terkumpul penuh sehabis bangun tidur. Pelayan restoran mengantar mereka ke tempat duduk yang tadi sudah di reservasi oleh eunseo, seola dan bona langsung menyantap welcome drink dan appetizer yang disediakan di restoran itu.

Arak bali yang disediakan sebagai welcome drink cukup membuat bona lagsung sepenuhnya sadar, ia mengecap lidahnya beberapa kali.

“makan ini.” Ucap seola yang menyuakan lumpia mini berisi ayam ke mulut bona agar menghilangkan rasa pahitnya.

Tak lama para pelayan mengantarkan beberapa makanan yang sudah di pesan, terlihat nasi putih panas penuh yang disajikan dalam satu bakul jerami dan beberapa ikan laut yang dimasak berbeda. Ikan laut bakar memenuhi hampir setengah meja makan, tumisan cumi, hidangan olahan sayuran dan beberapa jenis sambal disajikan dalam beberapa cobek. Restoran ini menyajikan makanan tradisional khas Bali, sehingga penyajiannya pun sangat tradisional.

Bona langsung mengambil handphonenya dan memotret semua makanan yang disajikan, tampilannya sunngguh menggugah selera.

“unnie maaf yaa aku telat.” Eunseo yang tiba-tiba muncul tak selang lama dengan makanan yang datang sambil merangkul bona dan bergantian memeluk kakak sepupunya itu.

“enggak apa-apa koq kita juga enngak lama datang.” Jawab bona yang sibuk melanjutkan memotret makanan lagi dengan kamera handphonenya.

“uda beres kerjaannya?” tanya seola

SNOW IN SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang