CHAPTER 17

55 6 10
                                    

Malam itu jisso menghubungi jaehyun jika ia merasa bersalah kepada bona dan ingin segera meminta maaf. Ia tidak bisa terus-terusan membuat perasaanya yang tak terbalas membuat persahabatan mereka merenggang. Jisso terus merengek kepada jaehyun jika ia ingin bertemu bona malam itu juga.

Jaehyun : jisso-yah ini sudah malam, tidak bisa kah besok pagi saja?

Jisso : Malam ini aku harus bertemu dengannya, perasaankku tidak bisa tenang.

Terlihat panggilan telepon dari jaehyun di handphone jisso berulang kali, yang tak didapati di jawab oleh penerimannya. Jaehyun segera menelepon jisso karena sahabatnya itu tidak mau mengindahkan perkataanya untuk tidak menemui bona malam ini.

Jisso yang saat itu di liputi oleh perasaan bersalah segera berangkat menuju apartement bona tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Mungkin aku langsung datang saja tidak masalah batin jisso.

Mobil putih itu tampak sudah memasuki tempat parkir basemant. jisso tidak berpikir apakah bona saat ini sedang dirumah atau tidak saat tiba-tiba berangkat ke tempat nya, karena yang ia pikirkan adalah ia harus segera bertemu dengan bona dan meminta maaf.

Bona bukan hanya sekedar sahabatnya tapi ia adalah cinta pertamanya, yang bisa membuat nya mencintai dan menyayangi seseorang untuk kali pertama. Ia sendiri tak menyangka akan hal gila itu, apa yang sungguh ia rasakan dengan bona semua itu di luar kendalinya.

TING..TONG..

Jisso menekan beberapa kali bel apartement itu dan menunggu sedikit lama. Karena tak mendapati sang penghuni untuk segera keluar, ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada bona. Dengan sabar ia menunggu di depan pintu itu, dan sejenak berpikir apakah ia sudah tidur atau sedang berada di luar.

Ia yakin jika sang penghuni ada di apartement karena jaehyun sempat memberitahu jika bona langsung pulang setelah makan bersamanya. Jisso tidak punya pilihan lain selain menelepon bona, tapi juga tak mendapati jawaban darinya.

Pikiran dengan hal-hal yang tak di inginkan datang pada jisso, ia pasrah jika wanita yang tak membalas cinta pertamanya kesal padanya. Ia menyandarkan tubuhnya ke pintu dengan posisi tetap berdiri, pandangannya mengarah ke langit-langit berwarna putih dengan pandangan kosong.

Tak lama suara Langkah kaki terdengar semakin mendekat, ia menoleh ke arah sumber suara untuk mengetahui siapa yang datang. Hatinya menjadi hangat Ketika ia mendapati wanita yang ia tunggu dari tadi akhirnya datang juga.

“jisso-yah” sapa bona padanya.

jisso tersenyum mendengar sapaan bona, wanita yang berada di belakang bona membuatnya mengarahkan pandangannya, spontan senyum di wajahnya memudar dan hatinya menjadi dingin. Pandanganya tak lepas dari wanita yang ia pernah lihat entah dimana saat wanita itu pergi pamit untuk undur diri.

Jisso mengundang jaehyun untuk datang ke tempat bona dan menyuruhnya membeli beberapa makanan dan minuman, ia ingin menghabiskan malam ini dengan mereka berdua sahabatnya. Dan jisso ingin memberi pengumuman penting untuk jaehyun dan bona di malam yang mungkin akan menjadi malam terakhir bagi mereka di saat-saat seperti ini.

“yah jaehyun kau datang juga” ucap bona sambil melihat banyak makanan dan minuman di tangannya.

“woo pizza..” sahut jisso sambil mengambil dua kotak pizza itu dan membukannya di atas meja.

Jaehyun menaruh sebuah kotak yang ia bawa di rumah di atas meja yang membuat bona dan jisso penasaran.

“aku bawa ini juga dari rumah” sambil membuka kotak yang berisi dengan kartu dan uno.

Bona yang senang dengan kotak harta karun itu tetapi juga memprotes kelakuan kedua temannya “yah kalian gila besok kita harus bekerja. Dan ini sudah pagi” sambil menunjuk jam tangannya yang menujukan pukul 01.00

“aku yang meminta” jawab jisso dengan wajahnya yang memelas kepada bona.

Mata bulat itu membuat bona tidak bisa memprotes lagi kelakuan kedua sahabatnya, ia menelan salivahnya dengan susah lalu menghela napas panjangnnya.

Mereka bertiga akhirnya menyantap pizza dengan berbagai macam topping di atasnya. Membuat jaehyun gagal program diet, yang sudah ia jalani selama 10 hari. Bir kaleng dan minuman soda itu menemani mereka mengobrol santai sambil bercanda.

Jisso menepikan pizza dan bir di atas meja untuk ia bersihkan. “ayo maen kartu” ucapnya sambil mulutnya yang masih menggigit pizza

“yah dimakan dulu” protes bona yang perhatian sambil mengambil pizza yang masih digigit jiiso dan menaruhnya di atas tisu.

“apa hukumannya”

“bagaimana kalau dengan bedak?” tanya bona

“okey..” jawab jaehyun dan jisso kompak.

Jisso mulai mengkocok dan membagikan kartu itu dengan cepat dan rata. Saat kartu pertama di buka ia memulai untuk menjadi giliran pertama, berlanjut bona dan jaehyun.

Putaran pertama itu sangat lancar, dengan mata yang tetap melirik satu sama lain. Mereka saling melempar senyum simpul untuk menggertak setiap lawan, karena permain adalah permainan teman adalah teman.

“UNO” teriak bona sambil menunjukan senyum smirknya yang khas.

Jaehyun dan jisso sudah mulai gelisah saat kartu bona sudah mulai habis dan tertinggal satu. Jika salah Langkah saja permainan akan segera berakhir dan bona bisa keluar dari permainan dengana aman.

Jisso mengeluarkan satu kartu dengan pelan sambil melirik bona dan berharap ia tidak keluar dari permainan secepat itu.

“UNO” jawab jaehyun sambil tertawa “hahaha gomawo jisso-yah”

Bona tediam sambil melihat kartunya sendiri, dari samping jisso Nampak tersenyum seperti tahu jika bona tidak mempunya kartu yang sama.

“wuhuu AKU MENANG hahahaha” teriak bona sambil mengeluarkan kartu terakhirnya yang bertanda terbalik, menandakan jaehyun adalah pemain selanjutnya.

“shibal” jawab jaehyun sambil kesal dan mengambil kartu lain sebagai hukumannya.

Jisso tertawa dan melanjutkan permainan berdua dengan jaehyun yang tertinggal, sambil mengeluarkan semua kartu terbaiknya di saat-saat terakhir.

“HAHAHA…” teriak jisso yang memenangkan permainan dari jaehyun

“sini-sini sayang” sahut bona yang sudah menyiapkan bedak dan beberapa make up lain untuk mendandani wajah tampan jaehyun yang akan mereka hancurkan.

Jisso dan bona langsung menerkam wajah tampan jaehyun untuk mereka hancurkan dengan riasan yang cantik. Mereka berdua tertawa Bahagia dengan raut wajah temannya yang memelas dan kesal. Jisso mengaplikasikan eyeshadow berwana hijau, dan rona pipi itu sangat menyala dengan goresan kuas dari tangan bona.

Mereka bertiga tertawa dan malu sendiri melihat tingkah jaehyun yang menanggapinya dengan berubah menirukan suara kakak perempuannya. Malam itu mereka nikmati dengan bermain dan bersenang-senang meskipun hanya sekedar bermain kartu. Hidup mereka yang rumit dan melelahkan membuat hal-hal kecil menjadi istimewah.

Bona tertawa hingga perutnya sakit hingga membuatnya terjungkal dan tiduran di bawah karpet, jisso dan jaehyun tak kalah tertawa melihat kelakuan bona. Tiga orang yang sudah dewasa dan tertawa lepas dengan hal-hal yang receh, menandakan jika dunia ini sungguh sangat melelahkan.

Saat tawa itu sudah terdengar redah dengan posisi mereka masing-masing yang merebahkan dirinya di atas karpet yang cukup hangat, jisso melihat wajah mereka berdua dengan hati yang hangat.

“jaehyun, bona-yah duduklah dengan benar”

“ada apa?” tanya jaehyun yang sudah menoleh tetapi tetap tidak ingin bangkit dari posisi tidurnya

“duduklah dahulu kalian”

Bona yang melihat jisso dengan raut wajahnya terlihat serius segera bangun dan membenarkan duduknya yang disusul oleh jaehyun.

“gomawa… untuk selama ini kita selalu bersama-sama. Bahkan sampai kapanpun kita akan selalu besama”

“apa maksudmu?” tanya bona bingung

“maaf, jika mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Maksudku kita tidak bisa setiap hari akan bersama. Aku akan pindah ke London”

“MWO?” jawab bona dan jaehyun serempak.

Continue...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SNOW IN SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang