CHAPTER 11

38 6 0
                                        

Setelah liburan panjang yang menyenangkan, bona kembali ke aktivitasnya lagi dan bekerja kembali ke gedung putih besar yang berbau obat-obatan. Hari yang cukup sibuk di awal pekan, jadwal operasi untuknya yang sudah terpampang di papan putih membuatnya sedikit menghelakan napas dengan sedikit kasar.

“terimakasih dokter berkat operasi yang sudah anda lakukan” ucap salah satu orangtua pasien yang bona kunjungi.

“sama-sama tuan... sudah menjadi tugas saya.” Balas bona santun sambil tersenyum.

Ia telah memeriksa seorang remaja perempuan berambut hitam tebal dengan wajahya yang masih pucat. "Makan yang banyak ya...jangan terlambat meminum obat, semoga lekas sembuh..”

“nde..terimaksih dokter.” Jawab remaja itu.

Bona kemudian keluar dari kamar pasien dan melanjutkan untuk jadwal visit selanjutnya. Jam sudah menunjukan pukul 13.00, bona lalu kembali ke ruangannya untuk istirahat makan siang.

Tampak tiga dokter yang satu ruangan dengan bona menikmati beberapa camilan sambil mengerjakan sesuatu dan berdiskusi untuk jadwal operasi berikutnya.

“hmm..kacang ini enak rasanya pedas asin.” Celetuk salah satu dokter yang sedang memakan camilan sambil membaca nama KACANG BALI dengan logo bergambar penari bali.

Bona membawa banyak oleh-oleh dari bali untuk teman-temannya, bahkan ia mengirimkan oleh-olehnya ke korea dengan cargo terpisah. Ia membeli banyak sekali oleh-oleh terutama makanan camilan dan beberapa minuman kesukaanya dari bali.

“ini enak. Tidak terlalu manis.” Sambil membolak-balikan kue yang sudah digigitnya.

“itu pie susu.” Jawab bona yang sedari tadi ternyata sudah masuk ke ruangan dokter tanpa diketahui, karena semua terlalu fokus dengan camilan yang baru pertama kali mereka makan.

“kau sudah selesai visit?” tanya jisso sahabatnya itu.

Bona kemudian duduk di kursi kosong disamping sahabatnya itu, dan melihat kaget dengan kelakuan kedua adik tingkatnya itu. “kalian benar-benar menghabiskannya?” tanya nya.

“bukan aku, rose yang menghabiskan.” Tunjuk luda sambil langsung melahap satu pie susu ke dalam mulutnya.

“aku tidak menghabiskan semua, aku membagi ke beberapa karyawan yang tadi membersihkan ruangan ini.” Bohongnya, meskipun ia membagi tetapi tetap ia memakan banyak pie susu. Entah perutnya sudah lapar atau pie susu itu memang enak.

Ia  hanya menggeleng pelan heran kepada kedua adik tingkatnya, jisso memberikan pie susu miliknya jika bona masih ingin memakan camilan yang tak terlalu manis itu.

Bona menolak pemberian jisso dan ia mengatakan sudah makan banyak itu dirumah. “aku ingin makan jajangmyeon atau tangsuyuk.” Katanya kepada jisso, karena perutnya sudah mulai keroncongan.

“aku juga sudah lapar, bagaimana kalau kita beli keluar saja?” tanya jisso.

Bona mengangguk dan menyetujui permintaan jisso, lalu mereka melepas jas dokter masing-masing dan akan mengambil dompet dan jaket.

“unnie, kalian mau membeli makanan di luar?” tanya rose yang perutnya masih lapar.

“boleh kita menitip?” sahut luda

Jisso memperhatikan kedua adik tingkatnya bergantian, dan terlintas di pikiran jisso. “bagaimana kalau kalian saja yang keluar membelikan kami makanan?” tunjuknya bergantian ke arah rose dan luda.

“mwo?wae?” tanya luda yang auto berdiri karena kaget.

“aku yang traktir.” Jawab jisso spontan yang bingung dia harus jawab apa karena sesungguhnya ia sangat malas untuk pergi keluar di siang hari.

SNOW IN SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang