Malam itu setelah ia pulang dari tempat kerjannya, bona membersihkan apartementnya yang ia sudah tinggal selama beberapa hari untuk liburan. Dengan badan yang sudah lelah tetap ia lakukan dalam keadaan hati yang masih kacau, dan berharap kegiatannya mmbersihkan rumah bisa melupakan masalah yang ada dipikirannya sejak tadi.
Ia kemudian pergi mandi karena badannya sudah lengket dengan keringat, ia menonton tv sambil menuangkan wine untuk sejenak mengistirahatkan badan dan juga pikirannya saat ini, meskipun tayangan televisi itu yang menontonnya. Karena ia hanya memandang televisi itu dengan tatapan yang kosong sambil sesekali meneguk wine merah itu.
Bona membuka tirai jendelannya yang cukup besar, gemerlap warna-warni lampu kota dan jalanan dari jendela apartmentnya terlihat seperti mainan miniatur yang cantik. Ia menikmati warna lampu kota dari lantai 7 apartmentnya. Rindu nya kepada seseorang yang muncul tiba-tiba membuat ingin sekali bertemu.
Seola-ya..
Kau sibuk malam ini?
Aku ingin bertemu.
Akhirnya bona mengirim pesan kepada seola dan bersiap untuk pergi keluar. Tanpa melihat handphonenya lagi, bona sudah berada di parkiran mobil lalu ia mengirimkan pesan lagi kepada seola jika ia akan menunggunya di tepian sungai hanggang.
Pesan yang ia kirim tak kunjung dibalas oleh seseorang disana. Entah apakah dia masih sibuk atau memang belum sempat membuka pesan itu lagi. Bona tak mempedulikannya, karena ia juga ingin keluar rumah untuk menenangkan pikirannya lagi.
Aku sudah di tepian sungai hanggang.
Aku akan menunggumu..
Ia mengirimkan pesan lagi kepada bona, untuk memberitahukan jika ia sudah sampai dan akan menunggunya. Udara malam itu sangat dingin, bona berjalan-jalan sendiri, melihat-lihat sekitar sambil menikmati waktu kesendiriannya. Sepanjang sungai hanggang ia banyak melihat beberapa orang berpiknik disana. Sepasang kekasih yang duduk saling berdekatan dengan ditemani 2 botol bir, keluarga kecil berpiknik santai duduk beralaskan tikar dengan beberapa camilan menemani mereka, siwa siswi yang terlihat masih memakai seragam sekolahnya mengobrol dan bercanda, dan seorang laki-laki duduk sendirian yang telah menghabiskan beberapa botol bir.
Bona membeli ramyeon instan di toserba yang tak jauh dari sana, ia memilih ramyeon spicy karena sepertinya sangat enak di nikmati dalam hawa yang cukup dingin. Setelahnya ia duduk asal sambil menikmati ramyeon panas dengan pemandangan sungai hanggang yang luas.
Tak terasa sekitar 2 jam berlalu, layar di handphonenya tak memberikan notifikasi apapun dari seola. ia menunggu sudah cukup lama, dahinya tampak berkerut berpikir apakah ia benar-benar sedang sibuk.
Lagi-lagi bona tak mempedulikannya, ia memasang headset ke kedua telingannya, dan memutar playlist lagu kesukaanya. Suara khas penyanyi idolannya membuat hatinya sangat tenang, suara halus Taeyeon SNSD dengan lagunya dream mengingatkan bona pada perjuangannya selama ini menjadi seorang dokter.
Ia kemudian memejamkan matanya, menikmati lagu dan setiap lirik yang keluar sambil merasakan udara dingin menerpa wajahnya dengan halus. Lagu itu berputar otomatis ke lagu selanjutnya dan hampir menghabiskan 2 album.
Hampir 4 jam berlalu ia menunggu, hatinya bedenyut sakit jika seola benar-benar tidak datang. Udara yang semakin dingin membuat hidungnya sakit karena mencium tajamnya hawa dingin. Bona menutup hidungnya dengan kedua telapak tangannya mencoba memberi kehangatan nya sendiri. Ia usap dan tiup kedua telapak tangannya dan memasukan kembali ke dalam saku long coatnya.
Ia sudah pasrah dan mencoba berdiri dengan kedua kakinya yang sudah hampir kaku karena dinginnya malam itu.
Ia tidak akan datang..batinnya sambil menggeleng kan pelan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW IN SEOUL
FanfictionSeola adalah seorang profesional photographer yang menetap di paris. Bona seorang dokter ahli beda umum dia mendedikasikan hidupnya sebgai seorang dokter profesional. Hidup mereka berubah hanya karena 1 karya foto. Apakah merek bisa bertemu dan b...