13.

5K 440 51
                                    

Setelah menangis 1 jam, kini jennie berada di pangkuan lisa dengan sedikit isakan kecil, ia tak mau melepaskan pelukan lisa sedari tadi, ia bak bayi koala yang menggantung pada induknya, sedangkan lisa tak bisa melakukan apa pun, ia hanya pasrah sekaligus senang Melihat jennie yang manja padanya.

" Hiks hiks."
Isakan kecil jennie membuat Lisa yang tadinya mengetik kerjaan di lap top beralih ke punggung jennie, mengusapnya dengan kasih sayang agar istrinya merasa baikan.

" Sudah merasa baikan hmm?."
Tanya lisa di balas gelengan oleh jennie yang kepalanya bersandar di bahu lisa.

" Maaf, hiks."
Lirih jennie.

" Aku sudah memaafkan mu dan tidak akan menceraikan mu, sudah jangan menangis lagi."
Sudah 10 kali lisa mengucapkan hal yang sama namun isakan tangis jennie tak henti henti.

" Jangan pergi."
Bisik jennie pelan yang masih di dengar Lisa, kedua tangan lisa memegang pipi jennie menariknya kebelakang, lisa bisa melihat wajah istrinya yang kini sembab karena menangis cukup lama.

" Aku tak akan pergi oke, jangan menangis lagi, karena tangis mu membuat ku merasa bersalah, jika kita sama sama bersalah siapa yang tidak salah?."
Ucapan random lisa membuat jennie memukul pelan dada bidang lisa.

" Jangan melucu aku tak sedang bercanda, hiks."
Lisa tersenyum melihat respon lucu jennie, perlahan wajah lisa mendekat ke arah jennie yang merespon dengan menutup matanya.

" Aku tak akan mencium mu jika kau terus menangis."
Jennie langsung membuka matanya, menatap lisa tajam karena mempermainkan nya.

" Aku juga tak mau mencium mu!, hiks."
Karena gemas melihat tatapan tajam jennie, ia menarik wajah istrinya mendekat membuat bibir keduanya menempel namun kini bukan hanya menempel, karena lisa mulai melumat bibir kecil jennie dengan pelan.

" Eumhh."
Desah jennie dalam lumatan bibir lisa.

Lisa menjauh kan wajahnya menatap wajah jennie yang perlahan matanya terbuka.

" Itu baru ciuman."
Wajah jennie seperti tidak senang,ia menatap tajam ke arah lisa yang kebingungan dengan reaksi jennie.

" Kau pasti sering melakukan nya."
Tuduh jennie membuat lisa syok.

" Aku?, dengan siapa aku melakukan nya?, mantan pacar saja tidak punya."
Jennie terkejut mendengar ucapan jujur lisa.

" Sungguh?."
Lisa mengangguk.

" Aku pernah menyukai seseorang tapi dia ternyata punya pacar, tapi itu masa lalu, jadi biarkan saja."
Jennie tersenyum miring yang baru pertama kali lisa lihat, dan jujur itu sangat lucu serta menggemaskan.

" Ternyata seorang pria tampan seperti lisa cintanya pernah tak terbalaskan, benar benar mengejutkan."
Lisa memutar bola matanya malas saat tahu maksud ucapan jennie yang meledek dirinya.

" Justru yang mencurigakan itu kamu, punya mantan pacar, mustahil gak ciuman."
Jennie terdiam mendengar ucapan lisa, ia tersenyum dan mengangguk membuat lisa berdecih.

" Kan, benar - eumhhh

Jennie mencium bibir lisa melumat nya sedikit kasar berbeda dengan lisa tadi yang hanya melumat bibir bawah serta atas, sedangkan jennie memasukan lidahnya kedalam mulut lisa mengabsen satu persatu dalam mulut suaminya itu yang membuat lisa kehabisan nafas, maaf bro lisa bukan pro.

" Eumhh muachh ."
Jennie melepaskan ciuman agresif nya tadi pada lisa yang kini wajahnya sangat amat merah.

" Saat aku sudah mengalami pubertas orang tua ku tak lagi mencium ku di bibir sampai sekarang, dan kini Aku sudah kembali  berciuman 3 kali dengan orang yang sama."
Lisa terdiam memikirkan maksud dari ucapan jennie.

Istri Yang Dingin ( END ).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang