03. CALON SUAMI?

28 6 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

"dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu"
[QS Al Hadid :20]

☆☆☆

calon suami?” batin Lathif yang masih mendengar percakapan Ayesha dan Bian.

“Ndan?” panggil Candra melihat Lathif yang masih menunduk.

Lathif mendongak dan menoleh Candra. “Ada apa?”

Bisma menepuk pundak Lathif. “Kita tahu apa yang sedang komandan pikirkan.”

Lathif menghela nafas. “Sudah jangan bahas itu. Sebaiknya, kita kembali ke kantor untuk menangani kasus. Saya duluan, Assalamualaikum.” Lathif langsung pergi mendahului mereka.

“Waalaikumsalam.”

Bisma menghela nafas. “Baru aja ketemu.”

“Hm…gimana lagi bis… kalo sana udah punya calon kita bisa apa? Sudahlah kita susul komandan nanti kita di tinggal kan gak lucu.”

Bisma mengangguk. Mereka pun berlari kecil menghampiri Lathif yang sudah berada di parkiran.

☆☆☆

“Mas Bian tau gk?” tanya Ayesha sambil menoleh Bian yang sedang mengemudikan mobil.

Bian menoleh dan kembali fokus ke jalanan. “Gk tau. Kamu kan belum kasih tahu mas.”

Ayesha menunduk.  “Mas Ryan kok bisa tau ya? kalo ay lagi bicara sama Lathif?”

“Mungkin dia ke rumah sakit. Emang kenapa?”

Ayesha menghela nafas. “Tadi dia chat ay, dia tanya apa ay lagi sibuk sampai bicara sama laki-laki lain. Kan ay jadi gk enak sama mas Ryan.”

Bian menoleh dan tersenyum. “Mungkin dia cemburu kalo kamu bicara sama laki-laki lain. Tapi, mas tau persis Ryan itu kaya apa, in syaa allah dia gk akan marah sama kamu.”

“Semoga saja. Eh iya.. ay mau tanya dong mas.”

“Mau tanya apa Ayeshaku, hm?”

Ayesha terkekeh kecil. “Apaan sih mas. Jangan-jangan mbak Rayna kemakan gombalannya mas Bian, sampai-sampai mau jadi calon istri mas.”

“Enak ae.. mbak Reyna itu cinta dari hati sama mas.” sewot Bian

Ayesha kembali terkekeh. “Iya deh… si paling cinta dari hati.”

“Jadi tanya gk?”

“Ya jadi dong… Mas Bian itu kok bisa akrab sama kak Lathif sih?”

“Dia teman dekat mas waktu SMA.”

“Oh…kok ay gk tau?”

“Ya kan kamu waktu mas SMA kamu di rumah nenek”

Ayesha menepuk jidatnya. “Oh iya.. lupa.” Bian hanya menggeleng melihat tingkah adik bungsunya itu.

Pukul 19.30
Setalah melaksanakan sholat isya di masjid, Lathif memasuki rumah nya setalah seharian berkutat dengan kasus-kasus. Ia memutuskan untuk mandi dan menyusul Ammah dan Syafira di rumah sakit. Setelah mandi, ia berdiri di depan cermin sambil merapikan rambutnya.

“Tiwas berharap ternyata wes duwe calon to, sampeyan.” (sudah terlanjur berharap ternyata sudah punya calon kamu)

Lathif menggelengkan kepala. “Wes ra sah mikir i Ayesha seng sudah ber calon bal.. mending ke rumah sakit sekarang terus main sama Syafira.” (sudah tidak usah memikirkan Ayesha yang sudah bercalon bal..)

IQBAL AL LATHIF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang