07. INGAT KEMBALI?

22 3 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

"Allah akan menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar." [Q.S.Al maidah : 9]

☆☆☆

“Kamu?” Ucap Lathif sambil menunjuk salah satu lelaki yang ada disebelah kiri brankar yang ia duduki.

“Iya mas ini Zizan,” Ucapnya sambil memegangi tangan Lathif.

Lathif tersenyum. “Zizan adik saya?” Zizan pun antusias mengangguk dan memeluk Lathif. “Mas Iqbal, Zizan kangen.” Lathif hanya diam tidak menjawab agar Zizan melepaskan semua kerinduan dengan memeluknya.

Setelah Zizan melepaskan pelukannya, Lathif pun beralih menatap Ryan

“Kamu Ryan bukan?” ucapnya ragu sambil menunjuk Ryan.

Ryan tersenyum dan mengangguk. “Benar sekali, Gus. saya anaknya umi Hanifa, kakak ummah Gus sendiri”

Lathif tersenyum. “Apakah kamu tidak kangen dengan saya?”

Ryan tersenyum. “Supupu mana yang tidak kangen denganmu, Gus.” Ryan langsung memeluk Lathif untuk melepaskan kerinduan kepada sepupunya itu.

“Can, bukannya itu calon suami Ayesha?” Bisik Bisma, melihat Lathif dan Ryan yang sedang berpelukan.

Candra menyenggol lengan Bisma. “Jangan bahas itu sekarang,” Bisiknya yang membuat Bisma hanya diam.

“Mas Iqbal mau bertemu Ummah sekarang?” Tanya Zizan setalah Ryan melepas pelukannya dengan Lathif.

“Apakah Ummah tahu jika saya masih hidup?”

Ryan mengangguk. “Bibi Zira tetap memberitahu jika kamu masih hidup.” Lathif hanya diam belum bisa mengingat semuanya. Ia hanya ingat semua keluarga saja.

Zizan menghela nafas. “Mas Iqbal belum ingat sama kejadian 13 tahun yang lalu?”

Seketika bayangan-bayangan kejadian 13 tahun yang lalu terlintas di ingatan Lathif, membuatnya kembali merasakan sakit kepala yang baru saja membaik.

“Astaghfirullah,” Ucapnya sambil memegangi kepala yang kembali sakit, membuat keempat lelaki yang ada disana panik.

Dengan sigap Candra langsung berlari mencari Dokter. Sedangkan yang lain tetap disana untuk menjaga Lathif.

Beberapa menit kemudian, Candra kembali bersama dokter laki-laki di belakangnya, mereka berempat pun diminta untuk keluar UGD. Saat sedang menunggu dokter keluar, Ryan mendapatkan telpon dari atasan untuk segera ke bandara karena sebentar lagi ia akan terbang ke Aceh.

“Maaf semuanya, saya harus ke bandara sekarang. Saya doakan semoga Lathif segara mengingat semuanya termasuk kejadian yang menimpanya 13 tahun yang lalu,” Ucap Ryan.

“Aamiin”

Fii amanilah, Semoga Allah selalu melindungimu,” Ucap Zizan sambil menepuk pundak Ryan.

“Aamiin. Sampaikan maaf saya ke Gus Iqbal karena tidak bisa berlama-lama di sini,” Ucap Ryan.

Zizan mengangguk. Setalah itu, Ryan pun bergegas keluar rumah sakit dan mencari taksi untuk berangkat ke bandara. Selang beberapa menit setalah Ryan pergi, dokter pun keluar dari UGD.

“Bagaimana kondisi mas Iqbal, dok?” Tanya Zizan.

“Tidak ada yang serius dengan keadaanya, dia hanya memerlukan istirahat sebentar. Jangan paksakan dia untuk mengingat semuanya, in syaa allah ingatannya akan kembali dengan perlahan dan hari ini juga sudah bisa pulang setalah infusnya habis,” Jelas sang Dokter

IQBAL AL LATHIF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang