Taehyung melihat banyak panggilan dan pesan, dia tidak perlu menebak dari siapa itu, karna dia sudah tau itu dari Jenni. Mungkin nanti malam dia akan menjelaskan semuanya.
Akhirnya Taehyung mulai menjalankan mobilnya untuk pulang menemui Jimin dirumah dan akan memasakan hidangan yg tadi sudah Seokjin ajarkan padanya.
Setelah Taehyung memarkirkan mobilnya di depan rumah, dia membuka pintu mobil dan melangkah dengan langkah besar, entah kenapa dia sangat ingin menunjukan kemampuan masaknya untuk Jimin.
Disaat Taehyung memasuki rumah, dia dikejutkan dengan melihat Jimin yg duduk disofa dengan ekspresi kesakitan. Taehyung tanpa membuang waktu langsung bergegas mendekatinya.
"Jimin, kenapa? Apa perutmu sakit? " Taehyung melihat keringat dingin yg membasahi sebagian wajah Jimin membuatnya ketakutan setengah mati.
"Tidak apa Tae.... Ini sudah biasa. " Jawab Jimin berusaha tenang agar Taehyung tidak khawatir.
"Tapi wajah kamu pucat, apa lebih baik kita ke dokter saja. "
"Tidak, aku sudah memeriksanya dan dokter bilang itu baik-baik saja. "
"Apa kamu yakin? "
"Iya.... Oh ya kamu dari mana? "
"Aku dari rumah Seokjin. Apa kamu lapar? Aku akan memasakkanmu makanan favoritmu. "
"Memang kamu bisa masak? "
"Hehe, Seokjin yg mengajariku memasak" Taehyung menggenggam tangan Jimin dan berkata, "Jimin, mulai sekarang mintalah padaku apapun yg kamu butuhkan. "
"Taehyung, apa kamu yakin sudah menerima kita berdua dihidupmu? "
Taehyung memikirkan rencana yg telah ia buat dengan Jenni dan melihat bagaimana Jimin yg menahan kesakitan mengandung serta bagaimana Jimin membelanya dikala semua orang menyuruhnya menjauh.
Tapi Taehyung mengakui jika keinginannya agar Jimin mengandalkannya itu benar-benar keinginannya.
"Tae... Aku tidak masalah kamu tidak menerimaku, asalkan kamu bisa menerima anak kita, itu sudah cukup bagiku....
Aku hanya minta satu hal, kamu dan Jenni akan merawatnya dengan penuh cinta. ""Apa maksudmu aku dan Jenni? Dan kenapa ini terdengar seperti perpisahan selamanya?"
"Tae, aku lapar bisakah kamu mulai memasak. " Taehyung masih ingin bertanya, tapi dia tidak bisa membuat Jimin kelaparan jadi dia terpaksa menahannya dan mulai pergi kedapur.
🐯🐥
Setelah selesai makan malam, Jimin kini sedang duduk di balkon kamarnya untuk merenung sambil melihat bulan penuh di bulan ini.
Pikirannya melayang membayangkan bagaimana kehidupan anaknya. Selagi masih sibuk dengan pikirannya Jimin tidak menyadari jika Taehyung sudah ada dibelakangnya memeluknya dengan dagunya di pundak Jimin.
"Apa yg kamu pikirkan? " Jimin melihat tangan Taehyung mengelus perutnya dan dia membiarkannya.
"Aku hanya berpikir tentang anak kita? " Taehyung beralih kesamping dan duduk di sebelah Jimin.
"Jimin, aku sudah menerima anak kita dan kita berdua akan merawatnya bersama.... Aku minta maaf dengan semua perbuatanku yg sudah menyakitimu, aku tau mungkin ini sulit untuk membuatmu percaya. Tapi kumohon Jimin, bisakah kita memulainya bersama? "
Tangan Jimin terulur menyeka air mata kecil yg hampir terjatuh dari matanya.
"Tidurlah, ini sudah larut. ""Apa kamu tidak mempercayaiku? "
"Aku percaya. "
"Lalu apa maksud ucapanmu dengan aku dan Jenni yg membesarkan anak kita? "
Jimin mulai bangkit, "Aku lelah Tae, bisakah kamu kembali ke kamarmu? "
"Apa kita tidak bisa tidur bersama? "
"Aku..... "
"Hanya tidur! Aku berjanji. "
"Tae... Aku belum siap, bisakah kamu menunggu? "
"Kenapa Jimin? "
"Aku mohon jangan memaksakku. "
"Baiklah, selamat tidur dan aku mencintaimu. " Taehyung mencium kening Jimin dan melangkah pergi keluar kamar Jimin.
Setelah pintu itu tertutup dari luar, kini air matanya mulai meluncur bebas dengan suara tangis yg tertahan agar Taehyung tidak mendengarnya.
Jimin sangat berharap jika apa yg barusan dia dengar dari Taehyung adalah kebohongan dan kepura-puraan.
"Maafkan aku Tae.... Semoga kamu tidak jatuh cinta denganku. "
_____
Pagi harinya terdengar ketukan pintu dirumah Jimin.
Jimin yg kebetulan sedang membuat sarapan untuk Taehyung, langsung membukakan pintu. Jimin tidak terkejut dengan tamu yg sekarang berdiri dihadapannya.
"Sudah lama tidak bertemu Jimin"
"Masuklah dan duduklah" Jimin membiarkan tamu itu masuk dan duduk.
"Aku akan memanggilnya kebawah. "
"Aku ingin bicara denganmu. " Jimin mengangguk dan duduk di hadapan tamu itu.
"Jimin, aku tidak tau kamu ini bodoh atau naif. Apa kamu tidak curiga Taehyung tiba-tiba datang padamu? Asal kamu tau saja, Taehyung datang kesini karna suruhanku karna Taehyung ingin mengambil kembali hak aset milik ibunya yg sudah kamu ambil. "
"JENNI APA-APAAN KAMU! " Taehyung yg baru saja bangun dari tidurnya dan melihat pesan yg dikirim oleh Jenni, untuk mengungkapkan rencana mereka.
Taehyung dengan terburu langsung keluar dari kamar dan dia melihat Jenni sudah berbicara dengan Jimin.
Taehyung sangat paham dengan konsekuensinya, saat kemarin dia menghubungi Jenni, jika dia akan menerima Jimin sebagai istrinya dan membatalkan semua rencananya mereka, ditambah Taehyung juga minta maaf pada Jenni untuk mengakhiri hubungan mereka yg sudah bertahun-tahun terjalin.
"Jenni! Sudah kubilang kalau kita ini sudah putus. Dan aku ingin hidup bersama istri dan anak ku. "
"Tidak akan pernah! Kamu hanya milik ku Tae..... Aku mencintaimu Tae...."
Sshh..... Sakitt...
"Jimin... Dimana yg sakit? Ayo kita pergi kerumah sakit. "
"Taehyung! Aku belum selesai bicara! "
"Taehyung!! "
Taehyung tidak menghiraukan perkataan Jenni, dia langsung menggendong Jimin keluar dan pergi kerumah sakit.
__Tbc__
Kira-kira Taehyung lagi ngapain ya?😏
Sebentar lagi cerita ini akan tamat antara 2 atau 3 chapter lagi😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf (End)
FanfictionTaehyung dan Jimin menikah karna perjodohan orang tuanya. Taehyung tidak mencintai Jimin tapi Jimin sangat mencintai Taehyung. Angst with happy ending VMIN