Disaat Taehyung masih berpikir tentang Jimin, pintu kantornya di buka oleh seseorang, Taehyung tidak perlu menebak siapa itu karna jawabannya pasti Jenni yg berani masuk kantornya tanpa mengetuk.
"Tae, kenapa kamu jarang sekali pulang, apa kau tidak tau betapa kesepiannya aku dirumah sendiri. " Jenni menghampiri Taehyung dan duduk di meja sambil menghadap Taehyung.
"Jenni, apa kamu tau jika Jimin sebenarnya masih hidup? "
Mata Jenni membulat mendengar hal itu, dia berpikir kenapa Taehyung mengetahuinya lebih cepat dari perkiraannya, bahkan dia dengan Taehyung saja belum menikah. 'Ck! Sial'
"Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu Tae, bukankah kita sendiri yg mengkremasinya? "
"Lihatlah foto ini. " Taehyung memperlihatkan foto seseorang dengan perut sedikit buncit sedang berjaga di kasir minimarket.
"Dia.... Sungguh Jimin? "
"Ya, dan apa kamu tau eomma telah mengalihkan seluruh asetnya atas nama Jimin. "
"Bagaimana bisa?! Bukankah kamu anaknya, darah dagingnya sendiri.... Kenapa ibumu begitu perhatian dengan Jimin yg hanya orang asing. "
"Aku juga tidak mengerti kenapa eomma benar-benar menyayangi Jimin bahkan lebih dari anaknya sendiri. "
"Aku punya ide Tae.... Kamu bisa mengambil semua hakmu dari Jimin. "
"Bagaimana caranya? "
"Kalian harus kembali bersama" Taehyung akan menyela tapi langsung dilanjutkan oleh ucapan Jenni.
"Dengarkan aku dulu, kalian secara hukum belumlah bercerai, jika kamu kembali bersama dengan Jimin dan Jimin bisa kembali mempercayaimu... Kamu bisa memaksa Jimin untuk menandatangani surat penyerahan aset. " Taehyung berpikir ada benarnya ucapan Jenni tapi...
"Itu tidaklah buruk sayang, aku yakin dengan keadaan Jimin yg sedang hamil dia pasti sangat membutuhkanmu. "
"Tapi sepertinya Jimin sekarang sudah membenciku. "
"Tenang saja, aku akan membantumu sayang... Kamu hanya akan mengikuti arahanku saja. "
"Baiklah, aku akan membuat Jimin merasakan apa yg aku rasakan. " Ucap Taehyung sambil memeluk Jenni
🐯🐥
Di korea hidup Jimin sangat berkecukupan, karna hampir setiap hari Seokjin membawakan makanan lezat dan juga jajanan mahal hanya untuk Jimin.
Usia kandungan Jimin sudah memasuki hampir 6 bulan sedangkan Hoseok baru menginjak 5 bulan.
Seokjin menemani Jimin memeriksa kehamilan dan mendapat kabar jika Jimin sedang mengandung bayi laki-laki. Ny. Kim sangat bahagia mendengar hal itu membuat nya memilih berbagai mainan, baju, serta seluruh keperluan calon cucu satu-satunya keluarga Kim.
Jimin merasa ada kecurigaan saat Seokjin membelikan banyak keperluan bayi, sempat berpikir jika Seokjin memiliki perasaan padanya.
"Jin hyung, sepertinya ini terlalu banyak untuk bayiku, bahkan keliatannya sangat mahal. "
"Tentusaja ini sangat mahal, jadi kamu tidak boleh menolak semua yg diberikan..... Jimin, jangan pernah sungkan padaku, sudah kubilang bukan jika kamu mengingatkanku pada adikku. "
"Waw.... Semua barang-barang bayi ini milikmu Minnie? " Hoseok tiba-tiba datang dan melihat seluruh kotak kardus yg hampir memenuhi ruang tamunya.
"Iya, Jin hyung yg membelikannya untuk ku hyung. " Jimin sedikit menyombong pada Hoseok
"Untuk ku? " Hoseok menatap Seokjin tapi...
"Tidak ada. " Seokjin menjawabnya dengan santai
"Kalian.... YOONGIIIEEEE!! " Hoseok berjalan kembali ke kamar sambil berteriak memanggil suaminya ingin mengadu, hingga beberapa menit kemudian terdengar teriakan Yoongi
"SEOKJINN!! "
"Jimin sepertinya aku harus segera pergi sebelum diamuk oleh Yoongi... Ingat! Selalu hubungi aku jika kamu butuh sesuatu. " Seokjin bergegas pergi saat mendapat anggukan dari Jimin
"Jimin, tolong tenangin Hoseok dulu, aku ingin memberi pelajaran pada Seokjin. " Yoongi langsung pergi keluar untuk bertemu dengan Seokjin.
Setelah menutup pintu dan pergi, Yoongi langsung masuk kedalam mobil putih yg terparkir sedikit jauh dari rumahnya.
"Seokjin, sampai kapan kalian tetap merahasiakan ini dari Jimin? "
"Yoon, Ny. Kim merahasiakan ini karna ia takut keberadaan Jimin akan di ketahui Taehyung. "
"Tapi setidaknya bilang pada bosmu kalau ingin membelikan sesuatu pada Jimin, tolong belikan juga untuk hoseok..... Kau tau dia merengek dan memaksaku membelikannya hal yg sama seperti Jimin. Bahkan dia mengancamku untuk tidak diberi jatah sebelum aku membelikannya."
"Euw! Menjijikan, jangan pernah membahas hal-hal seperti itu denganku. "
"Pokoknya kau harus bertanggung jawab masalah Hoseok. "
"Ya! Yoongi, semua barang-barang itu di belikan langsung oleh Ny. Kim, lagian beliau juga belum tau gender anakmu. "
"Anak ku itu perempuan, tolong bilang ke bos mu. "
"Kamu tidak berniat mengemis pada bosku kan? "
"Hehe.... Kamu tau sendiri kan gajiku tidak cukup untuk membeli satu barang yg sama persis milik Jimin. "
"Sayangnya aku tidak mau, kau minta saja sendiri pada bosku. "
"Memangnya kau tidak kasian padaku jika aku tidak mendapat jatah malamku. "
"Justru aku sangat senang akan hal itu. "
"Ya! "
"Sudah cepat sana keluar.... Aku harus pergi memberitahu Ny. Kim. " Seokjin membukakan pintu co-pilot dan mendorong Yoongi keluar, lalu memacu gas nya meninggalkan Yoongi yg mengumpat.
Yoongi berjalan lesu memasuki rumahnya, disaat ia sampai di ruang tamu, dia dikagetkan oleh seseorang yg sedang memeluk Jimin erat.
"Jimin, aku senang kamu masih hidup.... Kenapa kamu merahasiakan ini pada suamimu sendiri? Aku menyesal malam itu aku mengusirmu..... Tapi setelah aku mendengar kematianmu, aku benar-benar frustasi dan sangat menyesal. "
"Siapa kamu? " Yoongi bertanya pada pria yg masih memeluk Jimin itu.
"Aku yg seharusnya bertanya padamu.... Kenapa kamu bisa tinggal disini bersama istriku. "
"Istri? " Yoongi mengingat kembali ucapan Seokjin yg pernah menyinggung tentang suaminya Jimin.... Berarti dia...
"Aku Kim Taehyung Suami dari Kim Jimin, dan aku kesini untuk menjemput kembali istriku. "
__Tbc__
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf (End)
FanfictionTaehyung dan Jimin menikah karna perjodohan orang tuanya. Taehyung tidak mencintai Jimin tapi Jimin sangat mencintai Taehyung. Angst with happy ending VMIN