Masuknya mereka ke dalam dunia yang dimana Peradaban Mesir Kuno sebelum abad masehi dimulai. Hamparan pasir terlihat sangat jelas. Bahkan, teriknya sinar matahari mampu membuat kulit mendadak berubah hitam. Bangunan piramida adalah bangunan tertinggi pada jaman itu. Piramida yang dibangun oleh tangan-tangan manusia dengan bantuan menggunakan aliran Sungai Nil untuk membawa batu-batu besar, sebagai bahan dasar pondasi piramida.
Hana menundukkan badannya. Kedua tangannya mengambil pasir dan merasakan bahwa saat ini bukanlah sebuah mimpi belaka. Masuk ke dalam dunia portal yang menghubungkan dengan para Dewa Dewi Agung di setiap peradaban.
“Dewa Horus.” Hana memanggil Dewa Horus sambil berjalan menuju kerajaan.
“Horus saja,” balas panggilan Horus kepada Hana.
Memang sangat tidak sopan bagi Hana memanggil Horus tanpa embel-embel dewa. Horus merupakan salah satu kasta yang mempunyai peran penting dalam Peradaban Mesir Kuno.
Perjalanan mereka lumayan panjang. Sedari tadi hanya hamparan gurun pasir yang dipijak. Meski begitu, tidak ada rasa haus yang sampai mengganggu tenggorokan.
“Horus soal?” Dewa Horus sudah tahu arah pertanyaan Hana.
“Nut adalah Ibuku, beliau merupakan Dewi Langit.” Hana ingin bertanya soal Set, saudara Horus. Karena, dalam sejarah, Set sangat haus akan takhta.
Centauri yang berjalan di belakang tubuh Hana, terus memperhatikan gadis di depannya ini. Rasa keingintahuan dirinya akan banyak hal, membuat Centauri kagum. Kepiawaian dalam bela diri patut diacungi jempol. Perempuan yang tidak kenal takut akan apapun, kecuali Tuhan. Melawan Gordon dan Byun akan ia hadapi, meski berat dan sulit menang.
Perjalanan mereka akhirnya selesai. Sebuah bangunan megah telah membius kedua mata mereka. Sangat indah dan futuristik. Banyak nilai seni dalam setiap ukiran dinding.
Sambutan yang luar biasa hangat, seolah para penjaga sudah mengetahui Hana dan keempat lainnya. Rasa hormat dijunjung tinggi, tidak hanya menghormati Horus, para pelayan dan penjaga turut memberikan hormat pada Hana, Centauri, Alpha, Haneul, dan Zi.
Ketika Horus masih melangkah menuju tempat yang biasa disebut pertemuan. Ada satu hal yang membuat kedua mata Hana terhipnotis. Sebuah benda yang terpajang rapi di dalam sebuah kotak berlapis kaca emas.
Sebuah benda berbentuk lingkaran spiral. Bentuknya sangat unik, tapi mengapa disimpan di dalam kotak kaca? Apakah berbahaya jika tidak diletakkan di dalam kotak kaca?
“Benda apa ini? Mengapa disimpan di dalam kotak kaca?” Horus menengok ke belakang, ketika Hana bertanya mengenai benda yang dilihatnya.
“Itu adalah shen, berbentuk lingkaran spiral yang melambangkan dewa. Bangsa Mesopotamia dan kami memanfaatkan benda itu. Awalnya, digunakan sebagai lingkaran, hingga pada akhirnya sebagai bagian dari cartouche.”
Hana semakin penasaran, apakah ada kekuatan tersembunyi di dalam benda itu?
“Apakah benda ini memiliki kekuatan?” tanya Hana.
“Shen merupakan bentuk perlindungan ilahi. Di dalamnya ada kekuatan untuk melindungi seseorang, yang namanya terukir di dalam tanda shen. Biasanya khusus untuk raja dan dilindungi oleh surga. Mungkin saja, salah satu diantara kalian berlima, akan dilindungi oleh shen saat melawan Apophis nanti.”
Hana masih memperhatikan shen. Salah satu diantara mereka berlima, siapa orang beruntung tersebut?
***
Perjamuan makan malam dilakukan penuh nikmat oleh Horus bersama Hana dan lainnya. Pertarungan mereka berlima melawan Apophis berlangsung lusa. Karena, Apophis sendiri tidak bisa begitu saja keluar dari tempat persembunyiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aegis : The Raise of Power [Ending] ✅️
FantasíaTentang kisah petualangan mencari lima benda magis