Tengah malam ini pukul sebelas lewat empat puluh lima menit sekelompok pemuda dan gadis telah bersiap sambil memandangi rembulan di atas sana.
"Malam ini indah," ujar Pharita dengan manik mata cerah.
"Bulannya bagus banget." Ucap sang Maknae, Chiquita.
Sementara Rami sedang membantu seorang pemuda membuat api unggun karena malam ini terasa dingin. "Kak Yeonjun benar mau ikut?" Tanya gadis berponi dan berambut blonde itu.
"Kurasa aku hanya akan menemani kalian disini. Bawa Ahyeon pulang dengan selamat ya," ucap Yeonjun merasa khawatir pada adik bungsunya itu.
Rora membantu Chiquita membuka camilan dan mereka ngemil bersama sambil menunggu kedatangan Ruka.
"Chi, Ahyeon eonni menurutmu dimana ya?" Tanya Rora.
Chiquita mengedikan bahunya sambil terus mengunyah keripik, "Entah. Tapi semoga dia baik-baik saja. Aku khawatir." Ujar maknae kesayangan mereka itu.
"Apa ada yang aneh sebelum dia menghilang ya?" Gumam Rora.
"Untuk itu, kita tanya Ruka eonni saja," ucap Asa tiba-tiba, "Tadi siang Ruka eonni bersama Ahyeon. Pasti dia tau."
Tidak berapa lama akhirnya orang yang baru saja bicarakan datang dengan membonceng di motor seorang pemuda.
Ruka turun dari motor dan menghampiri yang lainnya. Sementara Jay melepas helmnya dan beberapa motor lain datang dari arah yang sama.
Ketujuh pemuda itu berjalan mendekat membuat sekelompok gadis itu merasakan perasaan aneh.
"Halo!" Seorang pemuda dengan lesung pipit tiba-tiba menyapa mereka dengan senyuman yang cerah dan membuatnya terlihat lucu.
Chiquita terkejut tapi kemudian menormalkan ekspresinya. "Hai," ujarnya.
"Sunoo!" Ujar pemuda sebelumnya masih dengan senyum cerah dan menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Chiquita. Panggil saja Canny." Balas Chiquita tak kalah ramah.
Ruka kemudian berbicara. "Ini tujuh pemuda itu." Ucapnya, "Yang ini Jay, Heeseung, Niki, Jungwon, Sunghoon, Jake dan yang sana kalian sudah tau, Sunoo." Gadis itu memperkenalkannya kepada yang lain.
"Kami B-A-B-Y-M-O-N-S-T-E-R!" Ucap Rora mengeja nama kelompok mereka.
"Kami~ apa ya?" Gumam Sunoo.
"Tak ada waktu!" Tegas Jay, "Kita harus cepat. Buka gerbangnya sekarang, Heeseung!" Pintahnya pada pemuda disampingnya.
Heeseung maju ke depan dan seketika yang lain mundur. Pemuda bermata rusa itu menatap rembulan di atas sana.
"Wahai rembulan yang hanya terjadi lima ratus tahun sekali, ijinkanlah saya untuk membuka gerbang antara dunia manusia fana dan abadi. Saya, Jenderal Lee, Jenderal dari bangsa immortal berjanji dengan segala apa yang saya miliki, gerbang keabadian terbukalah!" Ucapnya membaca mantra.
Beberapa detik kemudian, perlahan demi perlahan setitik cahaya mulai muncul dan menjadi besar, semakin membesar, dan akhirnya membentuk seperti sebuah lubang yang besarnya kurang lebih seperti pintu masuk.
"Itu gerbangnya?" Tanya Chiquita dengan takjub.
"Indah sekali." Ucap Rora, "Seperti ku. Tentu saja"
"Seperti lubang cacing," kata Ruka.
Sementara Asa dan Pharita hanya diam dan mengaguminya. Rami akhirnya mengucapkan, "Kukira hanya mitos," ujarnya.
"Masuklah!" Pintah Heeseung dengan tegas sambil menahan agar gerbang masih tetap terbuka dengan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL NEXUS || ENHYPEN × BABYMONSTER
Fantasy"Jika ingatanku hilang, kau harus berjanji untuk mengembalikannya." "Aku berjanji!" *** "Dia, pemuda itu, kenapa terasa familiar? Siapa dia?" "Mata itu, apa aku pernah bertemu dengannya?" *** "Sialan! Kenapa harus ingatan kami yang dihapus?" "Jika i...