MENEBUS KESALAHAN

309 31 35
                                    

"Kinar, kamu di mana?"

"Kinar di panti, Ma."

"Kamu di panti? Kamu sudah lihat berita di TV?" Tangan Tiara bergetar, netranya mengembun menahan tangis.

"Berita? Berita apa, Ma?" Kinara menjawab heran.

"Ya Allah, Kinar. Pesawat yang ditumpangi Ilham kecelakaan." Tiara tak lagi bisa menahan tangisnya.

"Apa?!"

"Kinar, kita harus ke bandara sekarang. Kita harus mastiin kalau Ilham selamat."

"Ma, jangan khawatir. Ilham di panti sama Kinar."

"Hah?!" Tiara syok, bagaimana mungkin menantunya berada di panti bersama putrinya, sedangkan jelas-jelas ia sendiri yang sudah mengantar lelaki itu ke Bandara.

"Kinar, kamu jangan bercanda."

"Ma, bercanda gimana? Ini Ilham ada sama Kinar. Mama mau ngomong?"

"Halo, Ma. Saya di panti sama Kinar. Mama jangan khawatir."

Sahutan sang menantu di seberang membuat Tiara bernapas lega. Kepanikannya menguar, rasa syukur ia ucapkan berulang kali setelah mengetahui bahwa Ilham selamat.

Tapi, yang jadi pertanyaan bagaimana bisa menantunya itu tiba-tiba berada di panti sedangkan ia sendiri yang memastikan nya telah check in.

Keluarga Hartawan memang memiliki sebuah panti asuhan yang cukup besar. Panti yang di dedikasikan untuk kematian putri pertama mereka itu memiliki 30 anak kurang beruntung di dalamnya. Dan Kinar selalu menjadikannya tempat pelarian saat bersedih atau pun sekedar ingin bermain.

***

Kinara beberapa kali meremas kedua tangannya menyimpan rasa khawatir. Ilham memang bersikap manis sebelum ini di depan kedua orang tuanya. Tapi kini, ketika mereka sudah dalam perjalanan pulang, lelaki itu kembali mendiamkannya seperti di panti pagi tadi.

Kinara dapat mencium bau kemarahan di wajah suaminya, dan ia mengakui kesalahan yang telah ia perbuat sehingga lelaki itu memang pantas marah padanya.

"Ham, maaf," ucapnya lirih.

Ilham hanya melirik sekilas pada Kinara sebelum kembali berkonsentrasi menyetir. Hari mulai beranjak gelap, mereka tengah menuju pulang usai kegagalannya ke Malaysia untuk mengurus perusahaan cabang di sana. Dan semua itu terjadi, karena ulah istrinya.

Flash Back On

"Haam, tolong aku."

Teriakan nyaring Kinara membuat Ilham ikut panik.

"Ada apa, Kinara?" Dapat ia lihat kobaran api di belakang Kinara.

"Ham, tolong aku, Ham. Aku lagi di Panti, di sini terjadi kebakaran." Kinara mulai menangis.

"Ya Allah, tunggu di sana. Saya segera datang."

Ilham bahkan tak peduli lagi ia telah melakukan check in. Ia segera bergegas keluar Bandara mencari taxi, karena menghubungi ibu mertua nya tak tersambung, terpaksa ia pun meluncur seorang diri.

"Ya Allah, hamba mohon lindungi dia." Batinnya. Panik melanda membuat ia lupa jika ia bisa meminta pertolongan papa mertuanya.

KATAKAN CINTA PADAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang