AKHIRI SAJA

315 35 22
                                    

"Aku mau, kita CERAI."

Gemetar, itulah yang dirasakan Ilham mendengar lontaran kalimat terakhir Kinara yang penuh penekanan.

Gelegar petir seakan menjadi saksi hancurnya hati Ilham atas itu. Wanita yang telah susah payah ia gapai sekarang ingin dilepaskan, dan ia sadar itu akibat kesalahannya sendiri.

"Enggak, Ra. Tolong jangan katakan itu." Ia berucap sedikit keras di tengah bisingnya air hujan.

Feyz yang berdiri tak jauh dari mereka memejamkan mata dan berbalik badan memilih pergi kala dengan terang-terangan Ilham menyatukan bibir nya dengan Kinara yang hendak melontarkan umpatan kedua.

Sejoli itu membiarkan air langit leluasa membasahi tubuh mereka, Ilham memeluk Kinara erat meskipun tetap tak mendapat balasan. Tapi tak lama, tubuh gadis itu merosot hendak jatuh jika saja Ilham tak menahannya.

"Nara, Sayang kamu kenapa?"

"Kepalaku sakit, Ham."

Cekatan Ilham mengangkat Kinara, menggendongnya ala bridal style menuju mobilnya. Kinara terlihat semakin pucat akibat terlalu meluahkan emosinya, ditambah guyuran hujan yang deras tentu membuat gadis itu kedinginan.

***

"Sudah selesai, Dis?" Ilham langsung menodong Disti dengan pertanyaan saat melihat gadis itu turun dari tangga bersama saudari kembar nya, Dista.

"Sudah, Tuan Muda."

Ilham pun bergegas menuju kamar untuk melihat kondisi Kinara yang masih belum sadarkan diri. Pintu sengaja ia kunci agar Kinara bisa beristirahat, ditatapnya sang istri dari kejauhan yang di selimuti sebatas leher oleh 2 ART kembar nya.

Kinara bergerak pelan, membuka kelopak matanya sebelum kemudian memandang Ilham yang telah mengambil posisi duduk di samping Kinara.

"Kinara, maafkan saya." Kalimat pertama yang terlontar dari bibir Ilham saat Kinara membuka matanya, ditanggapi gadis itu dengan senyum kecut.

"Pergilah, Ham."

"Enggak, Kinara. Saya cinta sama kamu, biarkan saya membahagaiakan kamu. Saya sadar saya salah, dan saya mohon jangan pernah pergi dari hidup saya."

Kinara mengembuskan napas berat, menatap pada Ilham yang memandangnya sayu. Ada rasa tak biasa di dadanya, seperti sesuatu yang mengganjal.

"Kepala kamu masih sakit?" Ilham bergerak cepat membantu Kinara yang berusaha untuk bangun.

"Tolong, Kinara. Maafkan saya." Ilham menarik Kinara ke dalam pelukannya, pelukan yang entah kenapa selalu membuat Kinara nyaman dan berpikir bahwa ia aman bersama lelaki yang dibenci nya ini.

"Kesalahan yang sama selalu kamu ulang, Ham. Aku capek."

"Enggak, Sayang. Please, saya mohon sama kamu jangan pernah pergi dari hidup saya."

"Apa alasan kamu mempertahankan aku?"

"Saya cinta sama kamu, Kinara."

"Apa buktinya? Bahkan sampai sejauh ini kamu seperti tidak pernah menghargai keberadaanku, setiap kali terjadi sesuatu dengan kita, kamu selalu pergi ke dia. Aku capek, Ham." Kinara mendorong pelan dada Ilham untuk mengurai pelukan mereka.

KATAKAN CINTA PADAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang