IYA, AKU SALAH

329 38 48
                                    

"Aku benci padamu Ilham!"

Kalimat dan tatapan tajam Kinara terus terbayang di benak Ilham. Bagaimana tidak, hal yang tak pernah ia lakukan membuatnya harus kembali kehilangan kasih sayang sang istri yang baru saja kembali ia dapatkan. Tak hanya itu, Kinara bahkan memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua nya dan mengajukan gugatan cerai padanya.

"Ham, berjuanglah sekali lagi." Reva mengusap pelan bahu Ilham yang bergetar. Sudah seminggu sejak kematian Feyz, sahabatnya, Ilham memilih mengurung diri di rumahnya.

"Berjuang untuk apa lagi, Rev. Semuanya sudah hancur berantakan."

"Kamu tahu betul kalau ingatan Nara belum pulih."

"Bagaimana bisa aku berjuang, sedangkan dia yang ingin kuperjuangkan telah kehilangan kepercayaannya padaku."

"Dia hanya salah paham."

"Lalu, apakah kebenciannya juga kesalah pahaman?"

"Ini kali terakhir aku mengingatkanmu, Ham. Jika kamu merasa benar, bejuanglah. Sementara waktu, urusan kantor biar aku yang handle, tapi jika kamu tidak bisa mengembalikan kepercayaan Nara dalam waktu dekat, maka aku tidak bisa membantumu lagi."

Reva berjalan pergi meninggalkan rumah Ilham dengan hati yang tak menentu.

"Reva."

Gadis itu menghentikan langkah nya tepat di depan pintu saat mendengar panggilan Ilham.

"Andai waktu bisa aku ulang kembali, aku tidak akan pernah melakukan kesalahan itu, aku tak akan meminta Feyz masuk ke kehidupan Nara jika aku tahu akan ada keterlibatan cinta. Aku tak akan menyembunyikan jati diriku dan tak akan melakukan kesalahan dengan menggelar pernikahan palsu yang justru membuat dia membenciku."

Reva berbalik badan mendekati Ilham, menepuk bahu lelaki itu sekilas.

"Aku tahu tidak mudah ada di posisimu, Ham. Tapi semua kamu lakukan karena kamu takut kehilangan Nara."

"Tapi aku terlalu pengecut, Rev. Aku tidak punya nyali menunjukkan jati diriku hanya karena takut dia tidak percaya siapa aku dan apa hubungan kami."

"Kamu sudah melakukan yang terbaik, kalau kamu egois, pasti Nara juga dalam bahaya karena terlalu memaksakan diri mengingat perihal kamu."

"Tapi Feyz juga adalah korban, Rev. Bahkan sekarang aku juga lah yang telah membuat dia kehilangan nyawa."

Reva menarik napas dalam, duduk di depan Ilham yang terlihat berantakan. Rambut acak-acakan, kemeja yang terbuka bagian atasnya serta matanya yang sembab akibat menangisi kepergian sang istri akibat kesalahan yang tak pernah di lakukannya.

Flash Back On

"Pegang tanganku, Fey." Ilham terus berusaha membantu Feyz yang hendak terjatuh dari atas jembatan.

Malam itu, baru saja Ilham melintas dan melihat Feyz tengah di keroyok preman-preman yang terlihat seperti suruhan seseorang.

Ilham mencoba membantu, tapi sial nya, satu orang berhasil mendorong Feyz hingga terjatuh. Beruntung, Ilham berhasil meraih tangan nya yang berpegangan pada besi jembatan.

"Ham, aku nggak kuat lagi." Feyz berkaca-kaca. Terlihat keputus asaan di wajah tampan lelaki tampan itu.

"Enggak, Fey. Kamu harus selamat."

Tenaga Ilham yang baru saja bertarung melawan para preman serasa terkuras saat berusaha membantu Feyz naik.

"Fey!!" Konsentrasi Ilham pecah saat mendengar teriakan Kinara dari kejauhan. Pegangannya pada tangan Feyz terlepas, mengakibatkan sang sahabat jatuh ke sungai yang dipenuhi bebatuan terjal di bawahnya.

KATAKAN CINTA PADAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang