TENTANG ...

244 29 43
                                    

"Dista, Disti, boleh aku tanya sesuatu?"

"Soal apa, Non?"

Si kembar menjawab serentak, "apa Ilham pernah punya seseorang yang spesial di masa lalu nya?" Kinara to the point.

Dista dan Disti saling melirik sebelum menjawab pertanyaan majikannya itu.

"Kenapa kalian seperti takut?"

"Eh iya, Non. Ada."

"Siapa?"

"Istrinya, eh--calon istri maksudnya."

"Mereka gagal menikah?"

"I--iya, Non. Karena kecelakaan."

"Meninggal?"

Rentetan pertanyaan Kinara membuat Dista dan Disti bingung karena takut salah menjawab dan membuat gadis itu salah paham lagi dengan Tuan Muda mereka, Ilham.

"Mm--i-iya, Non."

"Ooh, pantas. Tiap kali tidur atau sakit, Ilham selalu ngigau. Sayang, jangan tinggalin aku, sayang jangan pergi." Kinara menirukan igauan Ilham dengan gaya lucunya.

"Mungkin karena, dia adalah cinta pertama Tuan Muda."

"Cinta pertama?"

"Iya, Non."

"Aku jadi penasaran. Apa itu artinya, dia mencintaiku hanya sebagai pelampiasan?" Meskipun lirih, Dista dan Disti masih mampu mendengar gumaman Kinara.

"Enggak, Non. Kami sangat yakin. Karena Tuan Muda sangat mencintai Non Kinara."

"Kalian tidak tahu isi hati orang. Dan lagi, cinta pertama itu susah di lupakan. Mau bagaimana pun, masa lalu selalu menjadi pemenang." Terlihat gurat sedih di senyum tipis Kinara.

"Sudah, Non. Jangan sedih, saya yakin Tuan Muda sangat mencintai Non. Kalau tidak, tidak mungkin kan Tuan Muda menikahi Non Kinara."

"Kamu jangan lupa, Dista. Laki-laki seperti dia susah di tebak."

"Iya, tapi kami ikut Tuan Muda sudah hampir 5 tahun, jadi kami sudah hapal bagaimana Tuan Muda."

"Kalian ada foto gadis itu?"

Dista dan Disti menggeleng, "tidak ada, Non. Tuan Muda hanya menyimpan di dompet nya. Saya pernah lihat sekali." Dista serta merta menginjak kaki Disti saat adik kembarnya itu menjawab.

"Ooh." Meski hanya ber oh ria, terlihat ada raut tak suka saat mendengar jawaban Disti. Senyum kecut terbit di bibir tipis Kinara.

"Kalau Reva?"

"Non Reva itu sekretaris sekaligus sahabat Tuan Muda, kalau ada apa-apa dia selalu membantu, Non."

"Sekretaris rasa pacar ya? Sampai bisa membuat Ilham pergi saat mau makan malam."

Dista dan Disti tak bisa menjawab kalimat Kinara. Mereka tak mungkin memberi jawaban ambigu yang nantinya hanya akan membuat Kinara semakin mengajukan banyak pertanyaan.

"Sudah, sebaiknya Non makan saja ya, Non."

"Nggak usah, aku mau ke kamar dulu."

"Non, jangan. Nanti kalau Non sakit lagi Tuan Muda bisa marah."

"Bilang aja aku udah makan." Kinara berlalu meninggalkan Dista dan Disti menuju kamarnya. Sementara dua gadis kembar itu saling pandang khawatir. Takut jika Ilham marah lagi karena Kinara tak makan.

***

Pukul 11 malam, Kinara masih asyik duduk di balkon kamar. Memainkan ponselnya sesekali dengan raut wajah bosan.

KATAKAN CINTA PADAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang