9. Hide And Seek

2.4K 192 241
                                    

You go hide and I wil seek. Lets play this game until we meet.– Redmask poet

────

Niamh tiba di rumah Jeremy mendekati pukul 10 malam. Tidak ada mobil Jeremy atau mobil Christina di tempat parkir, Niamh tahu keduanya sepertinya belum pulang. Sesuai instruksi, Niamh menggunakan kunci cadangan dan membiarkan dirinya masuk.

"Hei, Niamh."

Sebuah sapaan terdengar begitu Niamh menutup pintu.

Niamh menoleh ke arah ruang tengah yang gelap dan menemukan salah satu teman Jeremy, Jason, sedang duduk di sofa dengan tangan memegang kontroler playstasion dan tv menyala.

Jeremy memang sering membiarkan teman-temannya datang dan menginap meski sedang tidak ada di rumah. Itulah mengapa Niamh tidak terlalu merasa kaget melihat Jason ada di sana.

"Hei," Niamh membalas singkat.

Mata gelap Jason langsung mengamati Niamh dari atas ke bawah. Pria itu memang  sering menatapnya dengan pandangan aneh yang membuat Niamh risih.

"Jeremy mengatakan bahwa kau akan datang," Jason berkata sambil masih meringis. "Bisakah kau menyiapkan makanan untukku?"

"Aku bukan pembantumu," Niamh membalas sambil berjalan melewati ruang tengah, gerah ingin segera kabur dari pria berambut mohawk yang sepertinya belum keramas selama beberapa bulan. "Siapkan sendiri makananmu."

"Selalu saja galak kepadaku, Niamh." Jason hanya tertawa dan menjilati cincin perak yang ada di bibirnya, yang bisa saja terlihat seksi jika dilakukan oleh orang yang tepat. Sayang ketika Jason melakukannya, Niamh mendadak merasa mual.

Berusaha untuk tidak muntah, Niamh memalingkan wajahnya dan bergegas naik ke atas.

Di bawah, suara game di playstasion kembali terdengar sementara Niamh mendorong pintu kamar Jeremy dan masuk.

Remang lampu jalan berwarna kuning bersinar melalui korden jendela yang terbuka.

Niamh bahkan tidak perlu menyalakan lampu untuk bisa melihat benda yang ditinggalkan oleh Jeremy untuknya. Sebuah lingerie berwarna hitam menerawang dan botol pelumas di sebelahnya.

Sms yang dikirimkan oleh Jeremy kembali berputar dalam belak Niamh.

[Aku akan meninggalkan lingerie di atas ranjang dan pelumas. Kali ini siapkan dirimu agar lebih licin ketika menerimaku.]

Niamh meraih lingerie itu dan mengangkatnya ke atas. Potongan dadanya yang rendah dan bagian bawahnya yang sangat pendek akan membuat pantatnya terpampang. Niamh sudah bisa membayangkan bagaimana ia akan terlihat mengenakan pakaian semacam itu. Murahan dan nakal.

Namun, ia tidak punya pilihan.

Setelah menghela napas, Niamh melepaskan baju yang dikenakannya dan menggantinya dengan gaun menerawang yang disediakan oleh Jeremy. Meski tahu tidak akan membantu, Niamh memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalamnya di balik lingerie.

Dengan gaun lingerie terpasang di tubuhnya, Niamh mengamati penampilannya dari balik kaca. Ia bisa merasakan wajahnya memanas begitu melihat bayangan dirinya sendiri.

Oh god! Ia terlihat layaknya seorang pelacur yang menjajakan dirinya di pinggir jalan.

Niamh sadar bahwa tidak akan ada jalan kembali setelah ini. Hal yang seharusnya dilakukannya sekali kini dilakukannya lagi karena ia tidak punya pilihan. Tubuhnya demi pengobatan ibunya. Pertukaran yang sepadan sebenarnya. Meski demikian tetap saja ia merasa bagaikan gasing yang berputar keluar dari porosnya.

Shadow [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang