10. Little Saengjwi

2.5K 196 352
                                    

I will find you, little saengjwi.❞ -Shadow

───

Ok, baiklah. Jadi ini hanyalah kesalah pahaman. Pria itu tidak menginginkannya. Pria itu mencari Christina.

Yang perlu dilakukannya sekarang adalah beringsut keluar dengan tangan terangkat ke atas dan memberitahu pria itu bahwa ia sudah salah sasaran. Niamh sudah hendak melakukannya ketika diingatnya apa yang terjadi pada Jason.

Jason juga bukan Christina. Jason hanya ada di tempat yang salah pada waktu salah dan lihat apa yang terjadi pada Jason.

Niamh tidak tahu apakah pria mengerikan itu akan membunuh siapapun yang bukan Christina, ia tidak berniat untuk bertaruh dengan keberuntungannya.

Lagipula, ia tidak bisa mati sekarang. Apa yang akan terjadi pada ibunya jika sampai pria itu membunuhnya? Siapa yang akan mengurus dan mencarikan ibunya biaya untuk perawatan jika ia mati.

"Kau sebaiknya keluar, Christina." Suara dalam pria itu memotong sisa keberanian Niamh menjadi serpihan. "Atau aku akan menarikmu keluar."

Niamh tahu ia tidak punya pilihan. Ia tidak bisa ke mana-mana, dan akan lebih baik jika ia tidak menunggu pria itu menyeretnya keluar, tapi Niamh tidak bisa menggerakkan badannya. Kengerian yang amat sangat membuat ototnya mengerat dan sama sekali tidak berguna.

Ketika kaki itu menghilang dari depannya, Niamh setengah berharap pria itu akan menghilang. Sayang, harapan itu menguap ketika ia merasakan tangan kuat itu meraih pergelangan kakinya dan menariknya keluar.

"AHH!" Niamh menjerit sambil memejamkan mata. Ia merasa layaknya seorang anak kecil yang berharap bahwa dengan tidak melihat semua ini tidak nyata. Tapi begitu pria itu mengangkat tubuhnya layaknya sehelai kapas, Niamh membuka matanya dan mulai meronta.

"Lepas!" Niamh menjerit. "Lepaskan aku! Tolong! TOLONG!"

Pria itu menabrakkan punggung Niamh ke tembok dan menahan kedua tangan Niamh di atas kepala dengan satu tangan. Pria itu kemudian menyelipkan pahanya yang berotot dan menahan tubuh Niamh di atas pangkuan.

Niamh bisa merasakan keringat dingin meluncur dari tulang punggungnya.

Dengan kedua kaki menggantung tidak menapak lantai, Niamh bisa merasakan wajahnya memanas, apalagi ketika ia merasakan celana kasar pria itu menekan di bawah celana dalam yang dikenakannya. Duduk di atas paha pria itu dengan posisi seperti itu dan hanya mengenakan lingerie, Niamh merasa tidak tidak berdaya sementara jantungnya berdetak seratus kali semenit.

Mereka bertatapan seperti itu selama beberapa saat. Disadari Niamh, pria itu memiliki warna mata paling indah yang pernah dilihatnya. Cokelat menyala terang layaknya madu di bawah sinar matahari. Jika saja mereka bertemu di situasi yang berbeda, mungkin ia akan bisa menghabiskan waktunya berlama-lama menatap mata indah itu.

Napas Niamh menjadi dangkal ketika tatapan mata pria itu bergerak ke tubuhnya sebelum kembali ke atas dan berhenti di wajahnya.

"Apakah kau selalu berkeliaran di rumah dengan mengenakan lingerie seperti ini?"

Niamh mengedip mendengar kekasaran dari pertanyaan pria itu. Belum pernah ia menemukan seorang penculik mengomentari pakaian yang dikenakan korbannya dan terdengar marah.

"Kadang-kadang, jika udara terlalu panas," Niamh mencoba untuk tidak terlihat takut meski suaranya bak cicitan seekor tikus daripada suara manusia.

Pria itu memberi geraman kecil yang terdengar seperti sebuah tawa, tapi Niamh tahu pria itu tidak terlibur sama sekali. Ia bisa melihat dengan jelas bagaimana mata cokelat itu menyipit akan balasannya.

Shadow [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang