7. The Begining

2.7K 187 256
                                    

❛❛ When you are at the bottom, you are not at the end but the beginning. ❞

────

Niamh menghabiskan sepanjang hari di rumah sakit, bercakap-cakap dengan ibunya seperti dulu. Ia menceritakan kepada ibunya tentang Danny, mantan tidak berguna yang mengikutinya ke mana-mana dan wanita itu langsung mengerutkan alis dengan wajah tidak suka.

"Betapa kuharap kau tidak tinggal sendirian, Niamh," wanita itu berkata. "Meski Danny terlihat tidak berbahaya, tetap saja, semua orang bisa menjadi ancaman pada situasi yang tepat. Kau tauh apa yang kau butuhkan? Seorang pria baik-baik yang bisa menjagamu. Mungkin aku bisa mengenalkanmu dengan anak Nyonya Jeong dari gereja. Kudengar ia baru saja lulus sekolah kedokteran. Seorang dokter yang taat agama sebagai pacar, nah... itulah yang kau butuhkan."

Niamh hanya tergelak mendengar ucapan ibunya. Ya, mana ada seorang dokter yang berminat dengan wanita lulusan SMA yang hanya memiliki pengalaman kerja sebagai pembantu dan pelacur. Benar ia hanya melakukannya sekali karena kepepet, tetap seperti kata Christina "일단 창녀가 되면 당신은 더 이상 아무것도 아닙니다." Sekalinya kau melacur, itulah identitasmu.

Niamh menelan kepahitan itu dan mengalihkan pembicaraan mereka dari kehidupan percintaannya. Ia bercerita tentang tetangga mereka yang kerap mencuri paket miliknya. Niamh tidak menceritakan tentang Jeremy tentu saja. Jika cerita tentang Danny yang kerap menguntitnya saja bisa membuat ibunya khahwatir, bayangkan apa yang terjadi jika sampai wanita itu tahu tentang apa yang dilakukan Jeremy.

Ketika ibunya mulai terlihat lelah, Niamh memutuskan untuk pulang dan membiarkan wanita itu beristirahat.

"Aku akan kembali besok, Umma," Niamh berkata sambil mengecup kening ibunya. Wajah wanita itu terlihat pucat ketika tersenyum. "Istirahatlah."

"I will," ibunya berkata sambil menepuk lengan Niamh. "Berhenti khawatir, Niamh."

"Kau adalah ibuku. Selamanya aku akan mengkhawatirkanmu," Niamh membalas sambil tersenyum.

Ibunya tergelak dan memejamkan matanya. Tak lama wanita itu tertidur.

Setelah merapikan selimut ibunya, Niamh keluar. Baru saja Niamh berjalan melewati meja suster yang berjaga, salah satunya memanggil dan menghampiri.

"Dokter Helena ingin berbicara dengan anda, Nona Song," suster itu berkata sambil menunjuk ke salah satu ruangan yang ada di ujung lorong. "Ia menunggu di kantornya."

"Oh?" Dokter yang merawat ibunya ingin berbicara? Niamh berterima kasih dan bergegas menuju ruangan yang ditunjuk oleh sang suster.

Begitu mengetuk pintu, balasan terdengar dari dalam yang memintanya masuk.

Was-was akan alasan sang dokter yang merawat ibunya ingin berbicara dengannya, Niamh langsung bertanya begitu menutup pintu.

"Apakah ini tentang pembayaran untuk pengobatan? Aku sudah melunasi biaya yang diperlukan tadi pagi, dok."

Dokter wanita itu langsung menggeleng.

"Oh bukan, bukan," wanita itu menjawab. "Aku ingin membicarakan keadaan ibumu, Nona Song. Please. Duduklah."

Wanita itu menunjuk ke arah kursi yang ada di depan meja sambil tersenyum.

"Oh," Niamh melangkah mendekat dengan perasaan was-was. "Panggil saja saya Niamh, dok."

"Baiklah, Niamh," Sang dokter mengangguk. Begitu Niamh duduk di depannya, sang dokter melanjutkan, "Aku baru saja mendapatkan hasil tes terbaru dari Nyonya Song. Sepertinya kanker Nyonya Song menolak pengobatan yang kita lakukan."

Shadow [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang