Maaf baru update setelah sekian lama,soalnya lagi ada kendala dikit 🤏
Let's enjoy guys😁
Jangan lupa vote dan comment ya🐯
Permasalahan tentang GYM selesai, dan meninggalkan suasana lumayan sepi di seluruh ruangan rumah. Tak ada suara yang mau memulai percakapan, tak ada satupun orang yang mau memulai bergerak.
"Lagi liburan kok marah-marahan, nambah stress aja. Bikin canggung aja" ucap Devan mengubah suasana.
"Daripada marah-marah mending kita main aja" ucap Nevan
"Emang udah yakin banget bakal di izinin bang Javas?" Ucap Nathan
"Gatau si" ucap bang Nevan enteng padahal dia udah mau dihujat sama saudaranya
"Coba aja dulu, kalo cuma main sekitaran sini mah kayaknya boleh aja. Gue yang izin ya" ucap Marvin memimpin
. . .
Setelah berkutik dengan handphonenya, Marvin kembali ke ruang tengah dengan ekspresi setengah puas, setengah malas. "Udah, boleh. Tapi jangan pulang malem-malem. Sore udah harus cabut. Kasihan Rafa juga," jelasnya sambil duduk di sofa.
Devan langsung berdecak kecewa. "Yah, kalau balik sore mah dapet apa?"
Nevan melirik ke arah sepupu nya dengan ekspresi skeptis. "Lo serius nyari kesenangan di bawah jam enam sore? Itu bukan main, itu namanya piknik."
Marvin menghela napas. "Masih syukur diizinin. Lo juga nggak kasihan apa sama Rafa yang ditinggal?"
Nevan langsung diem, kek kena mental. Nathan nyengir menang. "Tuh kan, langsung shutdown."
"Udah, buruan siap-siap. Lama-lama di sini, makin banyak alasan buat batal," Marvin mengomando.
Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semua orang udah kumpul di ruang tengah, kecuali satu orang. "Fel, lo jadi ikut gasi?" teriak Vero dari bawah.
Dari lantai atas, terdengar suara Feli. "Bentar! Masih milih baju!"
Nevan mendelik. "Aelah, dasar cewek. Mau pergi bentar aja rempong."
Nathan melirik tajam. "Bro, lo aja kalau ke luar rumah bisa gonta-ganti kaos lima kali. Jangan sok-sokan."
Marvin menghela napas, udah males debat. "Fel, pake hoodie sama jeans aja. Ini bukan fashion show, dek."
Beberapa detik kemudian, terdengar suara langkah kaki berlari menuruni tangga. Feli muncul dengan senyum puas. "Udah siap! Yuk, berangkat!" serunya.
Tapi semua langsung diam. Mata mereka tertuju ke Feli dari atas sampai bawah. Vero akhirnya buka suara duluan. "Gila, lo mau pesta?"
Feli mengerutkan kening. "Hah? Kenapa emang?"
Nathan menunjuk ke bajunya. "Lo pake dress. DRESS. Seriusan?"
Feli memandang dirinya sendiri, masih nggak ngerti. "Terus kenapa?"
Nevan langsung ngakak. "Lo kira mau dijemput pake mobil mewah, ya? Kita naik motor, Njir."
Feli langsung beku di tempat. "HAH? Naik motor?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece
FanfictionFeli harus berjuang menghadapi tingkah laku para sepupunya yang sering kali di luar kendali. Baik di sekolah maupun di rumah, mereka selalu bersama, menciptakan kisah penuh warna yang tak pernah membosankan. Layaknya kepingan puzzle, masing-masing m...