20. Need your hug

125 8 3
                                    


🌙

Byeolra mematikan handphonenya lalu melanjutkan langkahnya menaiki taksi untuk pulang ke rumahnya. Namun di tengah perjalanan ia menegur supir taksinya.

"Jogiyo, ajhussi.. bisa arahkan ke Han Gang saja?" tanya Byeolra [permisi, pak]

"ne.." jawab supir taksi itu

"kamsahamnida" ucap Byeolra [terimakasih]

Byeolra kembali menyandarkan punggungnya pada kursinya dan menatap jendela dengan sorot mata yang kosong. Bohong jika ia tak merasakan sakit atas keputusannya sendiri.

Tak lama kemudian Taksi yang ia naiki sampai di taman Han Gang terdekat. Byeolra pun membayar taksinya lalu turun.

Sial, tempat ini menyimpan memori tentang Byeolra dengan orang yang ia tinggalkan. Byeolra merasa takdir sangat mempermainkannya. Bukan taman Han Gang yang ini yang ia inginkan, namun apa boleh buat, sopir taksi itu mengantarkan ke tujuan yang benar karena Byeolra tidak memberi tujuan yang spesifik.

Byeolra pun melangkahkan kakinya berjalan menyusuri taman itu. Pemandangan sore yang terasa hangat, namun siapa sangka badai besar malah menerpa batinnya. Senyum getir tampak pada raut wajahnya. Memori manis perlahan seiringan dengan langkahnya terkupas kembali.

Byeolra memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada. Ia memandang senja dengan lara. Perih sekali, sampai air mata pun enggan menunjukkan dirinya.

Nafas panjang nan berat Byeolra hembuskan, siapa yang bisa mengira ternyata sesakit ini. Meninggalkan pekerjaan yang ideal untuknya, dan meninggalkan orang yang...

Tunggu, bukankah mereka tidak ada hubungan apapun?

"tch" Byeolra berdecak lalu tertawa getir

Bahkan, kenyataan yang terakhir lebih pahit dari segalanya. Apa yang ia beratkan dari keputusan ini padahal mereka tidak ada hubungan apapun.

Byeolra memejamkan matanya, menikmati angin yang menerpa surai coklatnya disinari cahaya oranye sore itu. Mencoba tersenyum perlahan, tapi perih mendatangi ulu hatinya dikala ia mencoba tersenyum. Ia kembali tertawa dengan pahit, perlahan membuka matanya kembali.

"Kamu ngetawain apa?" Suara khas itu tiba-tiba menginterupsi Byeolra

Byeolra tersentak melihat pria jangkung dengan pakaian full hitam ditambah bucket hat yang menutupi hampir setengah wajahnya itu sudah berdiri di sebelah bangku yang ia duduki. Tak menjawab pertanyaan pria itu, ia kembali tertawa kecil.

"Kok bisa disini?" tanya Byeolra balik tanpa menoleh pada pria itu

"Feeling" Jawab pria itu lalu duduk disebelah Byeolra

"The8-ssi lebih baik kembali ke kantor" Kata Byeolra dengan nada formal

Pria itu pun tersentak, bukannya mereka sudah sangat dekat. Mengapa tiba-tiba Byeolra bersikap formal padanya.

"Kenapa kamu nggak angkat teleponnya?" Tanya The8

"Mati sendiri" Jawab Byeolra ala kadarnya

"Semua member nyariin kamu habis kabar dari Jungsoo Hyung kalau kamu resign" Kata The8

Byeolra diam saja, ia menatap lurus ke arah sungai Han. The8 pun bingung harus mengajaknya bicara apalagi. Byeolranya sudah bukan seperti yang kemarin lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hug Me | The8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang