PERTEMUAN KEDUA

47 26 5
                                    

Nadine sedang duduk menikmati suasana di sore hari.

"Non, kok melamun?" kata bi Murni, memecah lamunan gadis itu.

"Ehh bibi, mau kemana bi?"

"Belanja, Non."

"Ikut, aku mau ikut, bi."

"Beneran mau ikut, Non?" tanya bi Murni.
"Mauu." Bi Murni mengangguk tanda setuju. Nadine pun berganti pakaian, dan ia langsung menuju keluar rumahnya.

Setelah beberapa menit ia berbelanja, Nadine memutuskan untuk makan di restoran depan supermarket.

Nadine sudah duduk di dalam restoran itu. Ia sedang menikmati makanan yang dipesannya.
"Jutek banget mukanya, senyum kali," kata Mahen memecahkan keheningan di tempat gadis itu duduk.

"Ada apa, ya?"

"Mau duduk," ucap Mahen.

"Masih banyak kursi kosong tuh," tunjuk nadine pada beberapa kursi kosong di sekitarnya.

"Gue mau nya disini," Jawab Mahen. Nadine menahan dirinya untuk tidak memulai suatu keributan. Sementara Mahen hanya menatap dengan tatapan geli.

"Apa sih yang lo mau?"

"Ngga ada."

"Kalo emang ngga ada yang lo mau, kenapa lo masih di depan sini?"

"Emang ngga boleh kalo gue duduk disini?" Nadine terdiam.

"Oke, kalo lo ngga mau pergi, biar gue yang pergi," sebelum Nadine pergi, Mahen sempat berkata, "Lo cantik, jangan lupa banyakin senyum." Nadine pergi tanpa menjawab dan Mahen terkekeh menatap kepergian gadis itu.

"Lucu," gumamnya.

Nadine menunggu mobil supirnya yang akan datang sebentar lagi. Tiba-tiba kekosongan disebelahnya di isi oleh seseorang. Nadine sudah menduga siapa seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Lo ngapain lagi sih? Mau ngikutin gue sampe mana?" kata Nadine sambil melototkan matanya.
Mahen menatap mata Nadine selama bebrapa saat sebelum ia mengangkat sudut bibirnya untu tersenyum, kedua alis Nadine menyatu dengan sengit.

"Gue ngga ngikutin, lo" ucap Mahen.

"Terus?"

"Gue juga mau pulang, tuh supir gue," jawab Mahen.

Nadine memalingkan wajahnya dan berusaha mengatur nafasnya agar tidak tersulut emosi. Ia sangat kesal dengan sikap laki-laki di sampingnya, ia frustasi karena di pertemukan oleh laki-laki aneh seperti Mahen.

Akhirnya supirnya sampai tepat di halam restoran. Nadine setengah berlari menuju mobilnya, mengabaikan laki-laki itu yang terus menatapnya. "Hati-hati dijalan, Nadine."

Nadine tidak mau menoleh meskipun dirinya tahu Mahen masih berdiri dan menatapnya, bahkan ketika mobilnya bergerak maju dan menghilang dari pandangannya.

*****

Mahen berjalan menuju atap sekolah, ia sudah bosan mengikuti jam pelajaran. Saat Mahen sampai di atap sekolah, ia melihat seorang gadis sedang menatap kearah bawah gedung sekolah, itu Nadine. Mahen membiarkan Nadine yang sedang sibuk melamun, ia hanya memandanginya sembari sesekali bermain ponsel.

Nadine sudah merasa sedikit lebih tenang, walaupun pikiran dan hatinya masih saling berperang dan berkecambuk. Nadine menghela nafasnya beberapa kali agar dirinya lebih tenang. Ia memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Saat dirinya berbalik arah, ia terkejut ternyata dibelakangnya sudah ada seorang laki-laki yang sedang menatapnya.

MAHENDRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang