BALAS DENDAM

18 10 5
                                    

Hallo 🤗 aku balik lagii☺️

Hari ini aku mau update 😉

Jangan lupa vote ⭐

Jangan lupa tinggalkan jejak dulu 🗨️

Oiya kalo mau baca part ini sampe part selanjutnya, jangan lupa siapin tisu ya pren🫣



Anggota Bravegas mendatangi SMA Lentera Bangsa. Mereka akan membalaskan dendam nya karena kekalahannya kemarin. Mereka merasa ditipu oleh anggota Lions.

Mereka datang beramai-ramai, dengan membawa senjata tajam, serta bebatuan. Mereka belum menyerang. Namun, mereka meneriakkan nama Mahendra.

Di sisi lain Mahen yang baru saja duduk di kursi sudut kantin bersama teman-teman nya. Ada salah satu siswa yang menghampiri mereka.

"Hen, Mahen," ucap nya terputus-putus.

"Kenapa, lo?" tanya Abian.

"Minum dulu, minum dulu nih," Marvel memberinya air putih.

"Mahen, diluar, diluar ada Bravegas," ucap siswa itu.

"Hah!"

"Ngapain mereka kesini," ucap Arga.

"Kayanya mereka nyari lo, Hen" ucap siswa yang bernama Tegar.

"Oke, makasih infonya" Mahen langsung pergi meninggalkan kantin dan diikuti keenam temannya.

Seluruh siswa-siswi berlarian berhamburan menjauh dari gerbang sekolah, mereka takut akan terkena lemparan batu. Akhirnya Mahen datang, ia berjalan menuju gerbang.

Di sisi lain, Fajar berlari menuju kelas x ipa 3.
Fajar langsung menuju bangku Nadine.

"Nad, gawat!" ucap Fajar.

Nadine berdiri dari duduknya. "Ada apa kak?"

"Di luar, ada anak Bravegas, gue takut Mahen berantem di lingkungan sekolah, bisa-bisa dia kena skorsing" ucap Fajar.

"Makasih kak, informasi nya" Nadine langsung berlari keluar kelas menunju gerbang sekolah.

Saat Nadine hampir sampai di gerbang sekolah, ia melihat rombongan geng motor yang bernama Bravegas itu sudah mulai berhamburan pergi meninggalkan sekolahnya.

Nadine menatap kebingungan, apa yang sudah Mahen lakukan sehingga mereka pergi dengan damai tanpa adanya peperangan.

Mahen berbalik, ia melihat Nadine berdiri di ujung jalan menuju koridor. Mahen pun berjalan melangkahkan kakinya menuju Nadine. Diikuti oleh seluruh temannya.

Mahen sudah berdiri tepat dihadapan Nadine. Wajah tersenyum merekah, seakan-akan tidak ada kejadian apapun.

Nadine menatap Mahen intens. Ia menunggu Mahen menjelaskan kejadian tadi. Namun, Mahen tidak kunjung buka suara.

"Jelasin," pinta Nadine.

"Jelasin apa?" tanya Mahen.

MAHENDRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang