BOYFRIEND'S HOUSE

18 6 1
                                    

Mahen sudah menunggu Nadine dibangku yang ada di sebelah kelas x ipa 3.

"Yuk, kak" ucap Nadine.

"Yuk," Mahen langsung menggenggam tangan mungil gadis itu.

Mahen dan Nadine baru saja tiba di garasi rumah megah itu. Nadine turun dan melepaskan helmnya, ia terus memandangi halaman rumah yang sangat luas.

"Yuk, masuk" Mahen genggam tangan Nadine.

Saat akan membuka pintu rumah, Nadine menahan lengan Mahen. "Kak, takut" ucap Nadine.

"Gausah takut, cantik. Ada aku disini" ucap Mahen sembari menangkup kedua pipi Nadine.

"Kalo nyokap lo ngga suka gimana?" tanya Nadine.

"Tapi, aku suka" jawab Mahen.

"Kak, gue seriuss" ucap Nadine.

"Bunda pasti suka, tipe bunda banget malahan" jawaban Mahen mampu membuat pipi Nadine berubah merah merona.

"Tarik nafas dulu," ucap Mahen. Nadine langsung mengambil nafas perlahan-lahan, akhirnya Nadine merasakan jauh lebih baik.

"Masuk, yuk" ucap Mahen. Nadine mengangguk tanda setuju.

Ceklekk

Suara pintu terbuka. Mahen menggandeng tangan Nadine erat. Ia menatap sekeliling ruang tamu, sepi, tidak ada bundanya disitu.

"Bunda, Abang pulang" ucap Mahen.

"Iya bang, bunda di dapur," jawab Citra dari dalam dapur.

"Abang bawa seseorang, Nda" ucap Mahen lagi. "Duduk dulu, aku panggil bunda."

"Ngga mau sendirian, takut" pinta Nadine. Mahen terkekeh, rupanya gadis galak yang ia kenal adalah gadis lucu dan menggemaskan.

"Yaudah, sini duduk sama aku" Mahen bawa Nadine duduk di sofa ruang tamu.

"Abang bawa siapa sih-" Citra baru saja datang sedari dapur. Citra terkejut menatap seorang gadis cantik yang sedang menatapnya.

"Sini Nda, kenalan dulu" ucap Mahen. Nadine ikut berdiri dibelakang Mahen.

Citra berjalan agar lebih dekat dengan putranya dan seorang gadis yang ia bawa.

"Siapa itu, bang?" tanya Citra.

"Ayo kenalan sama bunda" ucap Mahen menatap Nadine.

Nadine tersenyum menatap Citra. "Saya Nadine, tante" ucap Nadine tersenyum.

"Cantiknya," puji Citra.

Nadine tersipu malu, tiba-tiba pipinya memanas dan berubah warna menjadi merah merona.

"Jangan panggil tante, panggil bunda aja" ucap Citra sembari berjalan mendekat merangkul Nadine.

"Emang boleh, tante?" tanya Nadine.

"Boleh dong sayang, panggil bunda aja yaa" jawab Citra. Nadine mengangguk antusias.

"Yuk ke dapur, bunda bikin kue" ucap Citra.

"Bunda suka masak kue?" tanya Nadine.

"Masih belajar, ayah Mahen suka banget nyemil kue, makanya bunda belajar bikin" ucap Citra. "Yuk, ke dapur."

Nadine berjalan bersama Citra menuju dapur. Sementara Mahen ditinggalkan begitu saja di ruang tamu.

"Sebenarnya yang anak kandung siapa deh, tapi gapapa, Nadine di terima dengan baik disini" monolog Mahen.

Mahen berjalan menuju kamarnya. Ia bersihkan diri dan berganti pakaian. Sekarang Mahen sudah mengenakan kaos hitam dan celana pendek berwarna hitam.

Mahen turun ke bawah, ia melihat bunda dan Nadine tengah duduk di ruang tv sembari memakan kue buatan Citra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAHENDRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang