FIRST DATE

19 13 22
                                    

"Kak Mahen, tunggu dulu."

Nadine menahan Mahen yang hendak berjalan. Reygan yang paham bahwa mereka membutuhkan waktu untuk bicara memilih untuk berjalan terlebih dahulu.

Nadine menghadap Mahen, berusaha untuk mengabaikan orang-orang yang sekarang menatap mereka dengan penasaran. Mungkin mereka bertanya-tanya ada hubungan apa Nadine dan Mahen.

"Mau ngomong apa?"

Mahen melangkah mendekat, berdiri cukup dekat dengan Nadine tetapi masih menjaga jarak aman.

"Maaf kalo lo denger pembicaraan gue sama temen-temen," kata Nadine, nadanya lembut dan ada kesan membujuk yang membuat Mahen memalingkan wajah.

"Lo denger semuanya ya?."

Mahen diam, masih sedikit kesal tapi juga kikuk dengan cara Nadine menghadapi masalahnya. Sejauh mereka mengenal, gadis ini tidak akan memperjelas inti permasalahannya. Tapi hari ini berbeda, gadis ini menjelaskan dengan detail inti permasalahannya.

"Kak, coba lihat gue dulu."

Mahen bergeming. Nadine melangkah ke depan, cukup dekat untuk membuat Mahen mencium parfumnya yang manis dan soft. Baunya sangat manis.

"Nadine."

Ada sedikit tekanan dalam suara Mahen yang membuat Nadine akhirnya menggerakkan kepala, sedikit mendongak agar tatapan mereka sejajar.

Dahinya berkerut. "Ya"

"Ngga ada yang perlu kita bahas lagi, sekarang apa bisa kita pulang?"

Nadine hanya bergumam, matanya melirik ke arah lain.

"Nadine, jawab dulu yang benar dan lihat mata lawan bicara kalo lagi bicara."

Nadine kembali menatap Mahen.

"Kita pulang ya, cantik." Mahen terkekeh melihat wajah Nadine berubah merah padam dan bibirnya yang mengerucut tanpa sadar.

"Jangan liatin gue kaya gitu," ucap Nadine malu-malu.

"Lo cantik," kata Mahen. "Kita pulang sekarang, okay?"

Nadine kembali bergumam. Mahen mengangkat sebelah alisnya.

"Iya. Okay!" sentak Nadine.

"Ayok," Mahen menggenggam tangan Nadine erat, sangat erat, seperti tak mau kehilangan.

Sesampainya di halaman rumah Nadine. Mahen membantu Nadine melepaskan helmnya.

"Nadine" Panggil Mahen.

Nadine menoleh, "iya?"

"Bisa kita pergi berdua, nanti sore?" ucap Mahen.

Degup jantung Nadine tiba-tiba seakan terhenti, terhipnotis oleh perkataan Mahen.

"Untuk apa ya kak?" tanya Nadine.

"Mmm, first date mungkin," ucap Mahen.

Jantung Nadine sekarang berdetak jauh lebih kencang, ia nervous sekarang.

"Hey? kok melamun?" ucap Mahen menyadarkan Nadine dari lamunannya.

"Ehh, sorry kak,"

"Gimana? bisa?" tanya Mahen.

"Oke," jawab Nadine.

"Oke deal, gue jemput jam 4, see u cantik" Mahen langsung bergegas melajukan motornya.



Jam menunjukkan pukul 4 sore. Nadine masih bingung harus berpakaian seperti apa. Ini adalah pertama kalinya ia akan pergi berkencan.

MAHENDRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang