SATU BULAN

15 11 1
                                    

Hallo🤗

Aku update lagi teman-teman☺️

Selamat membaca😉

Jangan lupa vote⭐

Jangan lupa komen 🗨️



Lima minggu sudah berlalu, selama itu pun Mahen selalu berjuang dan berusaha lebih lagi untuk menunjukkan rasa sayang yang tulus pada Nadine.

Selama itu pun Nadine berusaha untuk menerima semua afeksi yang Mahen beri untuknya.

Sudah satu bulan lebih pun Nadine telah merasakan beberapa benih-benih rasa yang timbul di hatinya.

Namun, ia tak mau menyerah kalah sekarang, ia ingin tau sekuat apa Mahen berjuang.

Nadine menatap Diego dengan tatapan curiga. "Lo mau ngapain?"

Diego terkekeh kecil dan mengangkat bahu dengan sikap santai. "Nggak ngapa-ngapain. Cuma mau duduk."

Diego duduk tepat di sebelah Nadine.

Banyak siswa - siswi yang menatap keduanya. Mahen melihat kejadian itu, ia bersama Reygan menatap intens pergerakan Diego dan Nadine.

Mahen cemburu. Sangat cemburu.

Mahen berjalan menghampiri Nadine dan Diego diikuti oleh Reygan.

Nadine yang melihat Mahen perlahan berjalan mendekat ke arahnya pun segera berdiri dari duduknya.

"Ngapain, lo!" sentak Mahen.

Diego berdiri, "Kenapa? salah kalo gue duduk sini?"

"Salah, kalo lo duduk disitu sama Nadine" ucap Mahen penuh penekanan.

"Oh, sorry. Emang lo pacarnya?" tanya Diego dengan ekspresi wajah yang meledek Mahen.

Ekspresi wajah Mahen sudah berubah. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat menahan semua emosinya.

Nadine melangkah maju mendekat ke arah Mahen dan ia meraih tangan Mahen lalu mengusap nya.

Mahen belum juga luluh, ia masih mengepalkan tangannya kuat, sementara Diego masih diam menatap Mahen.

"Lo dibayar berapa, Nad? kok mau jadi pacarnya Mahendra? atau jangan-jangan udah lo apa-apain lagi tuh cewe," ucap Diego dengan tawanya.

Mahen semakin tersulut emosi, ia tak seneng jika seseorang menjelekkan Nadine seperti itu. Mahen hendak melangkah maju memukul Diego, namun Nadine lebih dulu menahannya.

Nadine mengusap dada bidang Mahen lembut, "Udah kak, ngga usah lo dengerin, biarin aja dia mau bilang apa, gue ngga apa-apa."

Mahen menatap mata Nadine, sungguh ia lemah, ia kalah, ia menuruti ucapan Nadine.

Reygan menggelengkan kepalanya. Dimana Mahen yang dulu? sepertinya Mahen yang sekarang sudah menemukan pengontrol nya.

"Biar gue yang urus," bisik Reygan kepada Mahen.

Reygan berjalan merangkul bahu Diego dan memaksanya untuk berjalan pergi menjauh dari Nadine dan Mahen.

"Dia ngomong apa aja ke kamu?" ucap Mahen menatap Nadine pekat.

"Engga ngomong apa-apa kok" jawab Nadine.

Mahen mengusap puncak kepala Nadine lembut. Jujur saja, Mahen sudah jatuh cinta terlalu dalam pada Nadine.

"Kalo dia ganggu kamu, bilang sama aku ya?" Nadine mengangguk.

"Janji dulu sama gue," ucap Nadine. "Maksudnya, janji dulu sama aku, kalo kamu ngga akan berantem-berantem ngga jelas," sambung Nadine.

MAHENDRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang