Nadine merebahkan dirinya di kasur. Ia menumpahkan seluruh rasa lelahnya. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk pergi membersihkan diri. Setelah selesai, ia turun ke bawah untuk mengambil cemilan. Saat menuruni tangga, ia melihat papa nya sudah pulang.
"Tumben, udah pulang jam segini, Pa?"
"Loh, kamu udah pulang? Papa kira kamu dirumah Gisell," ucap Rafli.
"Dirumah Gisell terus, ngerepotin banget," ucap nya kecil, namun masih bisa di dengar oleh papanya.
"Malam ini, kita makan diluar ya, sama mama juga," ucap Rafli mendapat balasan ekspresi terkejut dari putrinya.
"Tumben banget makan bareng, mana di luar lagi,"
"Mama sama papa sengaja kosongin waktu buat malam ini, kita emang rencananya mau makan bareng dirumah, tapi mama kamu bilang makan di luar aja biar bisa jalan-jalan dulu sama kamu," ucap Rafli.
"Oke."
"Kita pergi jam 7 ya."
Malam pun tiba, Nadine sedang bersiap untuk acara makan malam bersama kedua orang tuanya. Rani berjalan menuju kamar putrinya.
Tokk Tokk Tokk
"Dine, udah selesai belum? mama papa tunggu di bawah, ya?"
"Iya bentar lagi, Ma."
Rani pun melangkah turun menuju ruang tamu. Ia dan Rafli menunggu putrinya untuk beberapa saat. Nadine berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu. Rani dan Rafli terpesona melihat kecantikan putri mereka. Sungguh rasa menyesal menghantui hatinya, ia menyesal tak selalu ada di setiap perkembangan putrinya.
"Cantik banget sih anak mama," ucap Rani.
"Anak papa juga, Ma" sambung Rafli.
"Iya, anak kita," balas Rani. Nadine tersenyum, ada sedikit rasa terharu dihatinya, ini yang ia inginkan, hanya sesederhana ini, berkumpul bersama kedua orang tuanya.
"Yaudah yuk, keburu laper mama kamu," ucap Rafli. Nadine tertekeh geli.
"Papa juga udah laper kan?" ucap Rani.
"Tahu aja mama kamu kalo papa yang udah laper," Ketiganya tertawa.
Sesampainya di tempat yang sudah papanya pesan. Mereka masuk dan langsung duduk di tempat dengan atas nama papanya.
"Semuanya udah mama pesen, kita tinggal nunggu pesanannya dateng" ucap Rani.
Tak lama kemudian, beberapa pelayan datang membawa semua pesanan mereka. "Permisi, ini pesanannya, apa ada tambahan lain?"
"Ngga ada mba, terimakasih ya."
"Baik pak, buk, terimakasih kembai dan selamat menikmati."
"Ayok dimakan, Dine" ucap Rafli.
Ketiga nya menyantap hidangan tersebut. Nadine masih tak menyangka dengan apa yang sedang ada di hadapannya. Makan bersama kedua orang tuanya, itu yang ia inginkan sedari kecil. Setelah beberapa saat mereka makan, kini mereka sedang memakan cuci mulut sembari berbincang.
"Jadi begini, Nad. Papa sama mama ajak kamu makan disini karena ada yang mau kita berdua sampaikan,"
Deghh!!
Degup jantung Nadine tiba-tiba berdetak kencang. Ia merasa kan gugup setelah mendengar ucapan papanya. Apa yang akan mereka sampaikan padanya.
"Mau bilang apa ma-pa?" ucap Nadine.
Tiba-tiba datang beberapa pelayan restauran dengan membawa kue, balon, terompet, serta menyanyikan lagu ulang tahun. Nadine bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang sedang berulang tahun, mengapa pelayan ini terus berdiri tepat di meja makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHENDRA [ON GOING]
Teen FictionJangan lupa vote ya teman-teman😉 Follow juga🫰🏻 Jadi pembaca yang bijak yaa😉 Kasih saran kalo kalian kurang suka sama alurnya🫰🏻 LIONROAR atau biasa di sebut Lions. Lions adalah nama geng besar di sekolahnya yang terdiri dari ikatan para murid n...