Rani baru saja pulang dari berbelanja di supermarket. Ia di sambut hangat oleh putri kecil nya.
"Lama banget belanjanya," Nadine merengek memeluk mamanya.
"Mama kan beliin semua kebutuhan kamu sama papa, tuh mama juga beli cemilan buat kamu," ucap Rani sembari menunjuk kantong belanjaan nya.
"Maa, Nadine mau cerita," ucap Nadine lirih namun masih bisa Rani dengar.
"Cerita apa sayang? Yuk duduk di sofa aja ceritanya," ajak Rani merangkul Nadine.
"Nadine malu maa," ucapnya.
"Cerita aja, kamu anggep aja kalo mama ini temen kamu," ucap Rani. Nadine mengangguk, ia menarik nafasnya sebelum membuka suara.
"Jadi, laki-laki yang jemput Nadine itu,,,"
"Pacar kamu?"
"Bukan maa, belum," ucap Nadine.
"Oh jadi baru pdkt an nih?"
"Mungkin?" ucap Nadine ragu.
"Coba cerita yang bener, jangan setengah-setengah" ucap Rani.
"Iya, jadi beberapa hari yang lalu, dia selalu ganggu Nadine, dan terakhir dia minta kesempatan buat deketin Nadine."
"Iya, terus??"
"Terus, Nadine kasih dia kesempatan tiga bulan buat buktiin kalo dia serius," ucap Nadine.
"Mama setuju, kita harus selalu kasih kesempatan buat orang-orang yang mau dekat sama kita, tapi ngga semua bisa dapet kesempatan itu, kecuali-"
"Kecuali dia udah ngebuktiin kalo dia emang pantes buat dapet kesempatan itu, iya kan ma?"
Rani mengangguk sembari tersenyum, ia menahan tangisnya, sungguh terharu menatap putrinya yang sudah tumbuh tanpa ia dampingi. Rani bersyukur Nadine tumbuh dengan cukup baik.
•
•Pagi hari di hari Rabu, Nadine sudah siap untuk bersekolah. Ia turun ke bawah untuk sarapan. Sudah ada mama dan papanya.
"Pagi, sayang" sapa Rafli.
"Pagi, paa" ucap Nadine.
"Mau selai rasa apa, Dine?" ucap Rani.
"Strawberry, maa" ucap Nadine.
Bi Murni tiba-tiba datang menghampiri meja makan.
"Permisi, nyonya-tuan, di depan ada tamu," ucap bi Murni.
"Tamu siapa bi?" tanya Rani.
"Kayanya nyariin non Nadine" ucap bi Murni.
Nadine sudah menduga siapa tamu itu, iya itu pasti Mahen. Nadine tetap santai menyantap rotinya.
"Kok ngga kamu temuin?" tanya Rafli.
"Iya nanti, aku makan dulu," ucap Nadine.
"Yaudah, papa temuin dulu," Rafli berjalan keluar rumah.
"Mahen, ya??" tanya Rani. Nadine hanya mengangguk.
Rafli datang bersama Mahen ke meja makan. Sangat akrab, bahkan tak terlihat ada kecanggungan disana. Nadine dibuat kaku menatap keduanya.
"Sini Mahen, ikut kita sarapan," ucap Rafli.
Mahen langsung bersalaman dengan Rani. Rani tersenyum menatap Mahen, menurut nya laki-laki dihadapan nya ini anak baik, tampan pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHENDRA [ON GOING]
Teen FictionJangan lupa vote ya teman-teman😉 Follow juga🫰🏻 Jadi pembaca yang bijak yaa😉 Kasih saran kalo kalian kurang suka sama alurnya🫰🏻 LIONROAR atau biasa di sebut Lions. Lions adalah nama geng besar di sekolahnya yang terdiri dari ikatan para murid n...