Jerella ; 15

484 108 27
                                    

Ketika lusa itu datang, mereka sungguh pergi dan menetap di kamar hotel yang berbeda sebelum akhirnya hari ini dua orang itu melanjutkan kegiatan. Dan Jerella tidak menyangka, akan di dalam kapal kegiatan inti pria itu dilaksakan.

“Jerella!”

Setelah beberapa menit ditinggal karena urusan penting, akhirnya kesendiriannya terbayarkan. Pria itu datang dengan kedua temannya yang menyusul dari belakang. Dan masih belum diketahui identitasnya, sebab mereka—antara dia dan para pria itu, masih belum saling memperkenalkan diri. Victor juga tak kunjung memberi tahunya meski sekedar nama.

“Maaf agak sedikit lama,” keluhnya.

“Tidak masalah.”

Dan kalian harus tahu, bahwa Victor melarangnya untuk menyebut pria itu dengan panggilan Tuan selama di sini. Dan Jerella tidak tahu mengapa, karena dia bicara begitu tanpa menambahkan alasannya.

“Hi! Kami temannya Victor.” Salah satu dari teman pria itu menyapa. Perlahan sebelah tangan yang barusan bicara terulur kepada Jerella. “Namaku Jeffri,” ucapnya ramah.

“Jerella.” Dengan ragu, Jerella membalas uluran tangannya sebelum ia membalas uluran tangan milik pria selainnya.

“Mike!” kata pria itu.

“Apa sejak tadi kau sendirian di sini?” tanya Jeffri yang dijawab Jerella dengan diamnya. Terkadang, diam adalah jawaban yang sangat jelas apa artinya. Karena itu Jeffri dapat mengerti. “Ayo, kukenalkan kau pada kekasihku. Dan juga kekasih Mike. Semua orang di sini tengah bersenang-senang, jadi kau juga harus berbaur.”

“Ada pesta di dalam,” tambah Mike menerangkan.

“Sebenarnya … kalian pergi lah lebih dulu. Aku dan Jerella akan menyusul. Ada yang ingin kubicarakan dulu kepada Jerella,” balas Victor. Padahal yang ditanya itu bukan dia, melainkan Jerella yang tetap masih diam sampai sekarang.

Dan mereka mana tahu, jika Victor sedang mempersiapkan dirinya untuk menyatakan perasaannya kepada Jerella. Tapi mereka malah mengganggu.

“Memangnya apa lagi yang harus dibicarakan, hm?” Jeffri memutar matanya lalu mendecak pelan. “Katakan saja kau ingin punya waktu berduaan. Tapi kali ini biarkan Jerella bersenang-senang dengan semua orang. Ayo, ikut bersama kami.”

“Ehm,” Jerella merasa sulit untuk ikut. Tetapi desakan kedua pria itu juga sangat lah tidak main-main.

“Kau bisa bicara dengannya di dalam, ayo!” Mike merangkul Victor agar masuk ke dalam kapal, dengan begitu Jerella juga pasti ikut. Karena mereka benar-benar tidak mau saling dipisahkan.

Dan benar saja, di dalam pesta tengah berlangsung. Ada banyak meja bundar di kelilingi kursi untuk orang-orang duduk. Lalu musik yang tak pernah absen untuk menambah suasana kebahagiaan. Dan kehadiran banyak orang, pelengkap dari segalanya.

“Sayang!”

Kekasih Jeffri itu merasa dipanggil, karena itu dia menoleh mencari asal suaranya. Dan ketika menemukan wajah pria itu, ia pun tersenyum lebar.

Jeffri seketika merangkul pinggang wanita itu begitu sampai di sana. Mike juga ikut pindah ke samping kekasihnya, sehingga di antara Victor dengan Jerella tidak ada lagi penghalang.

“Perkenalkan dirimu padanya. Dia kekasih Victor,” ujar Jeffri kepada wanitanya.

Jerella terkejut ringan saat tahu begitu lah tanggapan mereka tentangnya di sini.

“A-aku,” kalimatnya langsung berakhir saat ia merasa tangan Victor menggenggam tangannya. Apa tujuan pria itu melakukan ini sebenarnya? Jerella tidak mengerti.

JerellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang